Jika pada Mark-1 masih menggunakan elco (C3) di jalur Negative-Feedback (NFB), pada Mark-2 ini saya meniadakan elco itu. Dengan harapan supaya suaranya gak kebanyakan micin.
Jadi, dari segi kapasitor, yang paling berpengaruh terhadap suara hanya C-input (C1) saja. Karena C1 biasanya berupa kapasitor jenis Film yang biasanya lebih linier daripada jenis elektrolitik (C3), maka suaranya diharapkan lebih minim "bumbu" (terlepas dari Anda suka +bumbu atau tidak). Anda juga jadi bisa lebih fokus hanya untuk memilih jenis Film untuk C1, mau itu MKP, MKS, MKM, MKC, PIO, dsb.
Ada satu kekurangan dari melepas elco NFB ini, yaitu, tegangan DC input offset voltage ikut mendapat penguatan sebesar Penguatan tegangan (Gv) dari amplifier itu sendiri.
Misalnya, IC-nya memiliki input offset voltage 3mV, dan amplifier ini punya penguatan tegangan 20x, maka pada output akan ada DC offset voltage sekitar 3mVx20 = 60mV.
Namun, umumnya output offset voltage dibawah 100mV (bahkan 150mV) masih bisa dibilang aman. Jadi saya tidak mempermasalahkannya.
Perhatikan bahwa di skema sudah tidak ada C3. Anda juga bisa menggunakan PCB dari MK-1 tapi dengan menjumper C3, dan mengganti nilai R4 dan R5. Jika Anda sebelumnya membuat Mk-1, coba anda jumper C3, ukur DC offset pada output, selama masih dibawah 100mV, itu masih aman untuk speaker. Kemudian coba bandingkan hasilnya, suaranya lebih gurih yang mana?
R4 nilainya saya buat lebih tinggi daripada R2 supaya DC Offset pada output sedikit lebih rendah. Karena R4 lebih tinggi, maka R5 perlu dinaikkan nilainya supaya voltage gainnya tidak terlalu tinggi.
Perlu dipahami bahwa menggunakan nilai resistor NFB yang tinggi akan membuat noise tegangan ikut naik. Jadi jangan gunakan nilai R-NFB (R4) terlalu tinggi.
Solusi untuk noise tegangan tapi juga meniadakan Elco NFB ada di MK-3.
MK-2 adalah yang saya pribadi gunakan.
Pada kondisi panas, DC offset pada output adalah sekitar 5mV, sedangkan ampli yang satunya sekitar 50mV. Padahal IC-nya punya nomor batch yang sama.
Jadi, nomor batch yang sama tidak jaminan memiliki karakteristik DC yang sama.
Setahu saya, walaupun suatu IC dibuat dalam satu buah silicon wafer yang sama, tapi jike Die-nya berbeda tempat (misal di tengah dan di ujung) maka bisa membuat speknya sedikit melenceng (walaupun mungkin masih dalam toleransi).
Tapi yah walaupun nomor batch sama tidak menjamin akan memiliki spek sama persis, paling tidak kita bisa tenang karena berarti mereka punya umur yang sama. Dengan kata lain, tidak beda generasi, yang mungkin ada sedikit revisi di dalam die-nya.
LM1875 MK-2
Ampli ini (MK-2) sudah berumur 7 tahun, 2015 saya merakit amplinya. IC-nya malah sekarang sudah berumur 10 tahun dan masih sehat. Dalam kondisi dingin, DCO kiri -3mV & kanan 17mV (tanpa elko NFB!). Semoga Awet.