Untuk pemula yang bahkan tidak tahu cara memasang Volume Control
Garis titik-titik pada skema di atas menandakan kedua pot adalah satu fisik, berarti potensio dual gang alias stereo. Kalau tidak ada titik-titik antara kedua simbol pot, itu menandakan tiap pot punya fisik yang terpisah (2 buah pot mono). Tetapi biasanya orang lebih suka pakai pot (volume) dual-gang karena lebih praktis.
Pin 1 R dan L (ke Gnd) biasanya bisa dijadikan satu. Biasanya dihubungkan dari Gnd pada konektor audio input > ke (pot) pin 1 > kemudian ke Gnd dekat sinyal in di ampli, bukan ke Star Ground. Kadang kala pin 1 (Gnd) juga dihubungkan ke bodi besi pot-nya untuk membantu meredam noise (maupun hum).
In R atau L tentu saja berasal dari sumber audio, biasanya dihubungkan melalui konektor audio input dulu, misalnya konektor RCA.
Out R atau L menuju ke input power amp (bersama Gnd-nya (yang dari pin 1)).
Jika Anda menggunakan potensiometer linier (kode B, misal B50k) sebagai Volume control, Anda mungkin akan merasa bahwa "Volume baru diputar sedikit kok sudah keras suaranya? Makin diputer udah gak nambah keras". Itu karena telinga kita punya sensitifitas tinggi terhadap suara.
Untuk itu Anda perlu menggunakan potensiometer logaritmik (kode A, misal A50k) untuk bagian Volume. Dengan potensio logaritmik, maka kesan "suara mendadak keras" akan beres. Namun, saya pribadi merasa potensiometer logaritmik pada putaran awal (0-50% putaran) masih terlalu lirih, dan pada 50% akhir tiba-tiba menjadi terlalu keras suaranya. Ternyata pada potensiometer logaritmik, rata-rata untuk putaran awalnya punya kenaikan yang sangat lambat.Β
Perhatikan pada garis biru (kurva log). Pot sudah diputar setengah (50%), outputnya baru sampai disekitar 10%, pantas saja pada putaran awal kenaikan level suaranya terkesan terlalu lambat.
Untuk mengakalinya, daripada menggunakan potensio logaritmik, kita bisa menggunakan potensio linier (kode B) tapi dengan memberi resistor di bagian bawahnya (Wiper & Gnd). Hal ini akan membuat kurva outputnya tidak lagi linier, tapi juga tidak terlalu logaritmik (terlalu lemah di awal), yang saya pribadi merasa kenaikan level suaranya lebih sesuai dengan feeling saya.
Untuk nilai R1 gunakan nilai sekitar ΒΌ ~ Β½ dari nilai potensio yang digunakan. Misal menggunakan potensio B50k, coba gunakan R1 22k, jika dirasa kenaikan volume masih terlalu cepat, coba turunkan nilai R1 ke 12k, jika dirasa 12k terlalu lambat, maka coba gunakan nilai 18k.
Metoda ini sangat bagus karena bisa disesuaikan dengan sensitivitas pendengaran Anda sendiri. Jadi tidak perlu dengan mengganti/membeli potensio logaritmik. Cukup dengan mengganti nilai R1 yang sesuai feel Anda.
Seperti yang bisa Anda lihat, sekarang pada putaran posisi 50% outputnya sudah tidak lagi di 10% seperti sebelumnya (pot log-A) tapi sudah bisa di 25-30%.
Saya pribadi lebih suka menggunakan nilai R1 sekitar 1β3 ~ Β½ dari nilai pot.
Resistor tersebut sebaiknya dipasang sedekat mungkin dengan potensiometer agar tidak terganggu impedance.