PERNAH MENDENGAR PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI??
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan mengajar yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam dalam satu kelas. Setiap siswa memiliki tingkat kesiapan, minat, dan gaya belajar yang berbeda, dan pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk mengakomodasi perbedaan ini. Para ahli pendidikan telah mendefinisikan konsep ini secara beragam, tetapi intinya adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang adil dan inklusif bagi semua siswa.
Berikut beberapa pandangan para ahli mengenai pembelajaran berdiferensiasi:
Tomlinson adalah salah satu ahli yang paling dikenal dalam pembelajaran berdiferensiasi. Menurutnya, pembelajaran berdiferensiasi adalah upaya aktif dari guru untuk merespons kebutuhan belajar siswa secara individu dalam kelas yang beragam.
Tomlinson mendefinisikan pembelajaran berdiferensiasi sebagai pendekatan di mana guru memodifikasi konten, proses, produk, dan lingkungan belajar untuk memenuhi perbedaan dalam kesiapan, minat, dan profil belajar siswa.
Menurut Tomlinson (2001), pembelajaran berdiferensiasi memiliki empat elemen utama:
Konten: Apa yang diajarkan.
Proses: Bagaimana siswa belajar.
Produk: Bagaimana siswa menunjukkan hasil belajar.
Lingkungan Belajar: Suasana atau setting pembelajaran.
Bloom dikenal dengan Taksonomi Bloom, yang mengelompokkan keterampilan berpikir siswa mulai dari tingkat rendah hingga tinggi. Pendekatannya menjadi dasar dalam mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi.
Menurut Bloom, setiap siswa memiliki kecepatan belajar yang berbeda dan perlu pendekatan yang beragam untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan merancang tugas-tugas yang menantang siswa pada tingkatan berpikir yang berbeda, sesuai dengan perkembangan kognitifnya.
Lev Vygotsky memperkenalkan konsep Zone of Proximal Development (ZPD), yaitu jarak antara kemampuan siswa saat ini dan kemampuan potensialnya dengan bantuan dari guru atau teman sebaya.
Berdasarkan konsep ZPD, pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru untuk memberikan bantuan atau dukungan (scaffolding) sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga mereka dapat mencapai potensi terbaiknya.
Dalam konteks ini, pembelajaran berdiferensiasi berarti memberikan tantangan yang cukup, tetapi juga memberikan dukungan yang cukup bagi siswa agar mereka dapat mencapai keterampilan yang lebih tinggi.
Gardner mengemukakan teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences), yang menyatakan bahwa setiap siswa memiliki tipe kecerdasan yang berbeda seperti kecerdasan linguistik, logika-matematika, spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.
Menurut Gardner, pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru untuk merancang kegiatan belajar yang sesuai dengan tipe kecerdasan dominan siswa. Misalnya, siswa dengan kecerdasan kinestetik mungkin lebih menyukai pembelajaran yang melibatkan gerakan fisik, sedangkan siswa dengan kecerdasan musikal dapat belajar lebih baik melalui musik atau ritme.
Tomlinson dan Allan berpendapat bahwa pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti menurunkan standar akademik untuk siswa yang kurang mampu, tetapi justru memberikan tantangan yang sesuai agar setiap siswa dapat mencapai standar yang tinggi.
Menurut mereka, diferensiasi adalah cara untuk menghormati perbedaan individual dan memberikan pengalaman belajar yang mendalam bagi semua siswa, terlepas dari perbedaan mereka.
Gregory dan Chapman menekankan bahwa pembelajaran berdiferensiasi mencakup tiga aspek utama:
Kesiapan Belajar: Menyediakan materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman awal siswa.
Minat: Mengaitkan pembelajaran dengan minat siswa untuk meningkatkan motivasi.
Profil Belajar: Menyesuaikan gaya belajar yang berbeda, seperti visual, auditori, dan kinestetik.
Mereka juga menyoroti bahwa guru perlu memiliki pemahaman mendalam mengenai setiap siswa untuk mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi secara efektif.
Dari pandangan para ahli di atas, beberapa prinsip utama dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah:
Responsif terhadap Perbedaan Siswa: Guru perlu memahami bahwa setiap siswa unik dan memiliki kebutuhan belajar yang berbeda.
Fleksibilitas dalam Metode Pengajaran: Guru harus bersedia mengubah metode mengajarnya sesuai kebutuhan siswa.
Scaffolding dan Dukungan: Guru memberikan bantuan yang cukup kepada siswa, namun tetap menantang mereka untuk mencapai potensi maksimal.
Peningkatan Keterlibatan Siswa: Dengan mengaitkan pembelajaran dengan minat dan gaya belajar siswa, guru dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka.
APA SAJA KELEBIHAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Pembelajaran berdiferensiasi memiliki berbagai kelebihan yang signifikan dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dan inklusif. Dengan mengakomodasi perbedaan kebutuhan, minat, dan gaya belajar siswa, pendekatan ini memungkinkan mereka untuk terlibat lebih mendalam dan termotivasi karena merasa dihargai. Siswa yang mendapatkan pengalaman belajar sesuai kemampuan mereka cenderung mencapai hasil yang lebih baik dan merasa lebih percaya diri. Pendekatan ini juga membantu siswa mengembangkan kemandirian, tanggung jawab, dan keterampilan berpikir kritis serta kreatif.
Pembelajaran berdiferensiasi mendukung lingkungan belajar yang inklusif, di mana setiap siswa merasa memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang. Ini menciptakan suasana yang positif dan menghargai keberagaman, yang mengurangi stres belajar karena siswa dapat belajar dengan kecepatan mereka sendiri. Guru juga lebih mudah mengidentifikasi kemajuan siswa secara individual dan memberikan umpan balik yang relevan, sehingga dapat membantu siswa memperbaiki pemahaman mereka.
Selain meningkatkan keterlibatan dan keberhasilan pembelajaran, pendekatan ini mendukung penerapan nilai-nilai karakter seperti yang terdapat dalam Profil Pelajar Pancasila, seperti kemandirian, gotong royong, dan bernalar kritis. Di sisi lain, pembelajaran berdiferensiasi juga memberikan kepuasan bagi guru karena dapat melihat hasil positif dalam perkembangan siswa dengan memenuhi kebutuhan mereka secara efektif.
Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals. Handbook I: Cognitive Domain. New York: David McKay Company.
Gregory, G. H., & Chapman, C. (2007). Differentiated Instructional Strategies: One Size Doesn't Fit All. Thousand Oaks, CA: Corwin Press.
Gardner, H. (1983). Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. New York: Basic Books.
Tomlinson, C. A. (2001). How to Differentiate Instruction in Mixed-Ability Classrooms. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.
Tomlinson, C. A., & Allan, S. D. (2000). Leadership for Differentiating Schools and Classrooms. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Cambridge, MA: Harvard University Press.
silahkan Bapak ibu guru bisa mengunduh Buku tentang Pembelajaran berdiferensiasi dari Carol Ann Tomlinson
Bapak ibu juga bisa melihan video terkait Pembelajaran Berdiferensiasi dibawah ini