KITA CARI TAU YUKKK....APA SIH ASESMENT DIAGNOSTIK ITU
Asesmen diagnostik adalah jenis asesmen yang digunakan oleh guru untuk memahami tingkat pemahaman, kemampuan, dan kebutuhan siswa sebelum proses pembelajaran dimulai. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa pada suatu materi atau keterampilan tertentu, sehingga guru dapat merancang pembelajaran yang lebih tepat dan sesuai dengan kondisi siswa.
Dalam Kurikulum Merdeka, asesmen diagnostik menjadi penting karena membantu guru menjalankan pembelajaran yang berdiferensiasi, yaitu pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa. Melalui asesmen ini, guru dapat menentukan apakah ada siswa yang memerlukan dukungan tambahan atau tantangan lebih lanjut dalam pembelajaran.
Asesmen diagnostik adalah proses yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang pengetahuan, keterampilan, dan kebutuhan belajar siswa sebelum atau selama proses pembelajaran. Menurut Black dan Wiliam, asesmen ini sangat penting karena membantu guru memahami di mana posisi siswa dalam proses belajar, sehingga dapat mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Dengan informasi ini, guru bisa merancang pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Salah satu tujuan utama dari asesmen diagnostik adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa. Misalnya, melalui tes awal, observasi, atau wawancara, guru bisa mengetahui topik mana yang sudah dikuasai siswa dan mana yang masih perlu ditangani. Hal ini memungkinkan guru untuk menyesuaikan strategi pengajaran dan memberikan perhatian lebih kepada siswa yang membutuhkan bantuan tambahan.
Asesmen diagnostik juga berfungsi sebagai umpan balik bagi siswa. Ketika siswa mendapatkan informasi tentang kemajuan mereka, mereka dapat memahami area mana yang perlu diperbaiki dan bagaimana cara meningkatkan diri. Ini bisa memotivasi mereka untuk lebih aktif dalam proses belajar dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
Selain itu, dalam konteks pendidikan yang lebih luas, asesmen diagnostik dapat membantu sekolah untuk mengidentifikasi tren atau pola di antara kelompok siswa. Misalnya, jika banyak siswa di kelas tertentu kesulitan dengan konsep tertentu, sekolah bisa melakukan peninjauan terhadap kurikulum atau metode pengajaran yang digunakan.
Secara keseluruhan, asesmen diagnostik adalah alat yang sangat berguna dalam dunia pendidikan. Dengan informasi yang diperoleh dari asesmen ini, guru dan siswa dapat bekerja sama untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dan relevan.
Asesmen diagnostik dapat dibagi menjadi dua kategori utama:
Asesmen Diagnostik Kognitif
Asesmen ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa dalam memahami materi atau topik tertentu. Misalnya, pada awal pembelajaran matematika, guru mungkin mengadakan tes singkat untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai konsep-konsep dasar yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Asesmen ini berfokus pada faktor non-akademis seperti minat, sikap, motivasi, dan gaya belajar siswa. Misalnya, guru dapat menggunakan kuesioner atau wawancara untuk mengetahui preferensi belajar siswa (misalnya, visual, auditori, atau kinestetik) atau mengidentifikasi faktor emosional yang mempengaruhi kesiapan belajar siswa.
Beberapa kegunaan utama asesmen diagnostik adalah:
Menyesuaikan Metode dan Materi Pembelajaran: Dengan mengetahui kemampuan awal siswa, guru dapat memilih metode, media, dan materi yang paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan siswa.
Mengidentifikasi Siswa yang Membutuhkan Dukungan Tambahan: Asesmen diagnostik dapat membantu guru mengenali siswa yang mungkin memerlukan bantuan ekstra atau penanganan khusus.
Membantu Perencanaan Pembelajaran yang Efektif: Dengan data yang diperoleh dari asesmen ini, guru dapat merencanakan kegiatan belajar yang lebih efektif dan tepat sasaran, sehingga siswa dapat belajar dengan cara yang lebih sesuai dengan kondisi mereka.
Memberikan Pemahaman tentang Potensi dan Tantangan Siswa: Asesmen ini juga dapat membantu guru memahami bakat atau minat siswa yang dapat dikembangkan lebih lanjut, serta tantangan yang perlu diperhatikan dalam proses belajar.
Beberapa contoh alat asesmen diagnostik meliputi:
Tes Prasyarat: Tes ini digunakan untuk menilai pengetahuan dasar atau prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari topik tertentu.
Kuesioner atau Survei Minat dan Gaya Belajar: Kuesioner ini berguna untuk mengetahui preferensi belajar siswa dan minat mereka terhadap topik tertentu.
Observasi: Guru dapat melakukan observasi untuk mengamati sikap, perilaku, atau kemampuan siswa dalam konteks tertentu.
Wawancara atau Diskusi: Guru dapat melakukan wawancara singkat atau diskusi dengan siswa untuk menggali pemahaman mereka tentang topik yang akan dipelajari.
Asesmen diagnostik tidak berfokus pada penilaian akhir atau pemberian nilai, melainkan sebagai alat untuk memberikan informasi yang diperlukan bagi guru agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Black, P., & Wiliam, D. (1998). Assessment and Classroom Learning. Assessment in Education: Principles, Policy & Practice, 5(1), 7-74.
Gronlund, N. E., & Waugh, C. K. (2013). Assessment of Student Achievement. Boston: Pearson.