GURU PENGGERAK KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
https://gurursani.blogspot.com/2022/05/pemimpin-pengelolaan-sumber-daya.html
aset dan kekuatan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien.
Merancang pemetaan potensi yang dimiliki sekolahnya menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development).
Merancang program kecil menggunakan hasil pemetaan kekuatan atau aset yang sudah dilakukan.
Menunjukkan sikap aktif, terbuka, kritis dan kreatif dalam upaya pengelolaan sumber daya.
Peran dan fungsi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset dalam mengelola sumber daya yang ada di sekolah dan sekitarnya.
Question #1
Response is required
Ingatlah kembali sosok pemimpin yang pernah Anda tahu selama berprofesi sebagai guru, seperti apakah sosok pemimpin yang Anda ingat itu? Hal apa yang paling Anda ingat dari sosok pemimpin tersebut?
pemimpin yang kebapakan, mengemong anak buah sebagai keluarga besar dalam mensukseskan tujuan bersama
Question #2
Response is required
Setelah mengingat sosok pemimpin yang Anda tahu, menurut Anda pribadi seperti apakah sosok pemimpin yang ideal? Apa saja sebetulnya tugas seorang pemimpin?
pemimpin yang bisa memfasilitasi anak buah agar bisa dengan bertanggung jawab menyelesaikan tugas tugasnya, dengan membagi tugas habis dengan sistem kekeluargaan, membangun sistem yang positif dan membagi tugas habis sehingga tujuan bersama terwujud
Question #3
Response is required
Masih ingatkah kita apa yang dimaksud dengan ekosistem saat belajar Biologi dulu? Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem, apa sajakah faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah? Tuliskan pada kolom di bawah ini.
kepala sekolah
wakasek
guru
staf tata usaha
siswa
orang tua
masyarakat dinas terkait
Question #4
Response is required
Apa yang Anda ketahui tentang peran seorang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di sekolah? Apa saja sumber daya yang dimiliki oleh sekolah?
mengelola sumberdaya untuk kelancaran operasional sekolah sesuai dengan peruntukannya. terdiri dari barang tidak bergerak, GTK, orang tua siswa, lingkungan sekolah, sistem secara terangkum sumberdaya sarana, kurikulum, kesiswaan maupun humas
Question #5
Response is required
Bagaimana Anda menggambarkan posisi diri Anda dalam ekosistem sekolah? Berikanlah gambaran diri Anda dengan menyebutkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam pengelolaan sumber daya sekolah.
GTK dengan tugas tambahan kekuatan ujung tombak sebagai pendidik yang bersentuhan langsung dengan siswa,keunggulan berperan bersama dalam membangun kualitas siswa pada umumnya kelemahan dalam kesempatan dan sistem
Question #6
Apa saja harapan pada diri Anda sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?
Diri sendiri:
Murid:
Sekolah:
diri sendiri bisa lebih bermanfaat dalam peningkatan kualitas siswa dan sekolah diawali dari diri sebagai pemimpin pembelajaran. murid lebih bidsa mandiri dan meningkat kualitas pengembangan dirinya dalam mencapai cita cita serta sekolah tercipta budaya positif yang lebih meningkat secara maksimal dengan tanggung jawab tufoksi di sertai sistem dengan budaya positif.
Question #7
Apa saja kegiatan. Materi, manfaat, yang Anda harapkan ada dalam modul ini?
pengembangan diri dalam peningkatan kemampuan sebagai pemimpin pengelolaan sumber daya
Pertanyaan Pemantik
1. faktor biotik sumberdaya manusia unsur pimpinan, gtk,siswa dan orangtua serta masyarakat, terangkum dalam unsur sdm pimpinan, kesiswaan, osis dan komite sekolah, abiotik sarana prasarana serta sistem kurikulum sekolah serta humas 2. peran kepala sekolah membagi tugas habis dan menciptakan budaya positif 3. Kemampuan kepala sekolah kemampuan manajerial semua sumber daya yang ada baik sdm, sda, modal maupun skill 4. kepala sekolah mengelola sumber daya sekolah dengan membentuk sistem sekolah yang berbudaya positif serta kolaboratif 5. fasilitas yang sekolah miliki, sumber daya berdampak besar dalam KBM dengan mengefektifkan dan efisiensi sumber daya yang ada 6. sumber daya sekolah miliki sangat mendukung kualitas pembelajaran di sekolah dengan memaksimalkan skala prioritas 7. alternatif memaksimalkan sumber daya yang ada demi kualitas pembelajaran murid dengan budaya positif dan kolaborasi bersama sekolah sudah memanfaatkan lingkungan sekitar,dengan efektifitas dan efisiansi dalam budaya poitif
Sekolah Sebagai Ekosistem
Sekolah Sebagai Ekosistem Eksosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu. JIka diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah: Murid Kepala Sekolah Guru Staf/Tenaga Kependidikan Pengawas Sekolah Orang Tua Masyarakat sekitar sekolah faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah: Keuangan, Sarana dan prasarana
Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif.
endekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.
Berbasis pada kekurangan/masalah/hambatan
Berbasis pada aset
Fokus pada masalah dan isu
Fokus pada aset dan kekuatan
Berkutat pada masalah utama
Membayangkan masa depan
Mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan – selalu bertanya apa yang kurang?
Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut.
Fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain
Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan)
Merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah
Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan
Mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek
Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan
(Green & Haines, 2010)
Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya akan kita sebut dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) merupakan suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann, di mana keduanya adalah pendiri dari ABCD Institute di Northwestern University. ABCD dibangun dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang dimiliki oleh anggota komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan dukungan positif dari lembaga lokal untuk menciptakan kehidupan komunitas yang berkelanjutan (Kretzman, 2010).
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul sebagai kritik terhadap pendekatan konvensional atau tradisional yang menekankan pada masalah, kebutuhan, dan kekurangan yang ada pada suatu komunitas. Pendekatan tradisional tersebut menempatkan komunitas sebagai penerima bantuan, dengan demikian dapat menyebabkan anggota komunitas menjadi tidak berdaya, pasif, dan selalu merasa bergantung dengan pihak lain.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia. Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Dengan demikian pendekatan ini melihat komunitas sebagai pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai sekedar penerima bantuan. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini menurut Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas. Selama ini komunitas sibuk pada strategi mencari pemecahan pada masalah yang sedang dihadapi.
Pendekatan PKBA merupakan pendekatan yang digerakkan oleh seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai community-driven development. Di dalam buku ‘Participant Manual of Mobilizing Assets for Community-driven Development’ (Cunningham, 2012) menuliskan perbedaannya dengan pendekatan yang dibantu oleh pihak luar. Penjelasan yang ada sebetulnya ditujukan untuk pengembangan masyarakat, namun tetap bisa kita implementasikan pada lingkungan sekolah karena sebetulnya adalah miniatur sebuah tatanan masyarakat di suatu daerah.
Perubahan masyarakat yang signifikan karena warga lokal dalam masyarakat tersebut yang mengupayakan perubahan. Apabila kita aplikasikan ke lingkungan sekolah dan seluruh warga sekolah berupaya melakukan perubahan maka perubahan tersebut pasti akan terjadi.
Warga masyarakat akan bertanggung jawab pada yang sudah mereka mulai. Dengan demikian setiap warga sekolah akan bertanggung jawab atas apa yang sudah dimulai.
Membangun dan membina hubungan merupakan inti dari membangun masyarakat inklusif yang sehat. Membangun dan membina hubungan antar warga sekolah, seperti hubungan guru-guru, guru – kepala sekolah, guru – murid – guru, guru – staf sekolah – guru, staf sekolah – murid – staf sekolah, ataupun kepala sekolah – murid – kepala sekolah menjadi sangat penting untuk membangun sekolah yang sehat dan inklusif.
Masyarakat tidak pernah dibangun dengan berfokus terus pada kekurangan, kebutuhan dan masalah. Masyarakat merespons secara kreatif ketika fokus pembangunan pada sumber daya- sumber yang tersedia, kapasitas yang dimiliki, kekuatan dan aspirasi yang ada. Sekolah harus dibangun dengan melihat pada kekuatan, potensi, dan tantangan, kita harus bisa fokus pada pembangunan sumber daya yang tersedia, kapasitas yang kita miliki, serta kekuatan dan aspirasi yang sudah ada.
Kekuatan sekolah berbanding lurus dengan tingkat keberagaman keinginan unsur sekolah yang ada, dan pada tingkat kemampuan mereka untuk menyumbangkan kemampuan yang ada pada mereka dan aset yang ada untuk sekolah yang lebih baik.
Dalam setiap unsur sekolah, pasti ada sesuatu yang berhasil. Dari pada menanyakan “ada masalah apa?” dan “bagaimana memperbaikinya?”, lebih baik bertanya “apa yang telah berhasil dilakukan?” dan “bagaimana mengupayakan lebih banyak hasil lagi?” Cara bertanya ini mendorong energi dan kreativitas.
Menciptakan perubahan yang positif mulai dari sebuah perbincangan sederhana. Hal ini merupakan cara bagaimana manusia selalu berpikir bersama dan mencetuskan/memulai suatu tindakan.
Suasana yang menyenangkan harus merupakan salah satu prioritas tinggi dalam setiap upaya membangun sekolah.
Faktor utama dalam perubahan yang berkelanjutan adalah kepemimpinan lokal dan pengembangan dan pembaharuan kepemimpinan itu secara terus menerus.
Titik awal perubahan selalu pada perubahan pola pikir (mindset) dan sikap yang positif.
Dalam mengatasi tantangan pada pendekatan tradisional yang digunakan untuk mengatasi permasalahan perkotaan, di mana penyedia jasa dan lembaga donor lebih menekankan pada kebutuhan dan kekurangan yang terdapat pada komunitas, Kretzmann dan McKnight menunjukkan bahwa aset yang dimiliki oleh komunitas adalah kunci dari usaha perbaikan kehidupan pada komunitas perkotaan dan pedesaan .
Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:
1. Modal Manusia
Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang.
Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas, atau dengan kata lain, inventarisasi perorangan dapat dikelompokkan berdasarkan sesuatu yang berhubungan dengan hati, tangan, dan kepala.
Pendekatan lain mengelompokkan aset atau modal ini dengan melihat kecakapan seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok orang, dan kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan yang berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha, pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan bermain musik.
2. Modal Sosial
Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan ( networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/masyarakat.
Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan, bekerjasama, saling percaya, dan punya rasa memiliki masa depan yang sama.
Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi. Asosiasi adalah suatu kelompok yang ada di dalam komunitas masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal. Beberapa contoh tipe asosiasi adalah berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi, kesamaan hobi, dan sebagainya. Terdapat beberapa macam bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi dan institusi. Institusi adalah suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor utama dalam proses pengembangan komunitas masyarakat.
3. Modal Fisik
Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:
Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan.
Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.
4. Modal Lingkungan/alam
Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan sebagainya.
5. Modal Finansial
Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas.
Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal.
Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan.
6. Modal Politik
Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan atau kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas.
Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti komunitas sekolah, komite pelayan kesehatan, pelayanan listrik atau air.
7. Modal Agama dan budaya
Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan, warisan budaya, seni, dan lain-lain.
Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah ruang geografis.
Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan.
Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya.
Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.
Studi Kasus 1
membahas sumberdaya yang ada agar lebih efektif dan efisien dalam mengantarkan peserta didik ke keselamatan dan kebahagiannya secara nyata sumberdaya digunakan agar siswa terfasilitasi dalam mencapai ketuntasan pembelajarannya senyaman mungkin dengan fasilitas yang ada
Studi kasus 2
setiap kegiatan ada alasannya sehingga siswa diupayakan difasilitasi supaya bisa meningkatkan potensi dirinya
CGP diminta menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini untuk melihat sejauh mana pengetahuan peserta tentang materi kali ini.
Question #1
Response is required
Apakah kita bisa menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset untuk mengelola sumber daya sekolah kita? Bisakah kita mengganti kata komunitas menjadi sekolah, Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset? Mengapa?
kita bisa menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset untuk mengelola sumber daya sekolah kita dengan pendekatan positif
kita bisa mengganti kata komunitas menjadi sekolah, Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset karena sekolahmerupakan komonitas serta miniatur sebuah tatanan masyarakat
Question #2
Response is required
Apa contoh pengelolaan sumber daya sekolah kita dengan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset?
kolaborasi bersama ekstrakurikuler sekolah mulai dari seni tradisi paskibra kabaret rohis dalam mensukseskan mengisi acara perpisahan sekolah
Question #3
Response is required
Bagaimanakah selama ini kita mengelola sumber daya? Apakah sudah menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset?
sudah berupaya dengan efektif dan efisien memaksimalkan sumberdaya yang ada dalam mencapai tujuan bersama
Question #4
Response is required
Jika belum, bagaimana caranya kita mengelola dengan Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset?
melihat poin positif dan diupayakan dengan efektif dan efisien mencapai tujuan bersama
dengan Berbasis pada aset
Fokus pada aset dan kekuatan-Membayangkan masa depan-Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut-Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan)-Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan-Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan