Texts in Indonesian
Texts in Indonesian
REPUBLIK YUNANI
GEREJA ORTHODOX YUNANI SEJATI
SINODE SUCI
KANINGOS 32 (Lt.3)
106 82 ATHENA
TEL. 21038 28 280 – FAX 21038 47 365
YUNANI
www.ecclesiagoc.gr
Athena, 21 Maret/3 April 2025
Nomor Surat: 3403
“Salib-Mu ya Tuhan adalah hidup dan kebangkitan bagi umat-Mu”
(Stikheron Sembahyang Singsing Fajar Minggu, Irama Plagal ke-2)
Para Romo dan Saudara-saudara terkasih, anak-anak di dalam Tuhan yang Bangkit:
Kita telah tiba kembali pada Paskah Orthodox, kepada sukacita yang takterungkapkan dari hidup, terang, dan kekekalan. Kepastian Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus membawa sukacita yang melimpah kepada Para Murid dan Rasul-Nya. Anugerah dan sukacita ini disimpan dalam Gereja Kudus kita, dan kita mengambil bagian di dalamnya melalui Misteri-misteri Kudus dan pelbagai kebajikan.
Setiap hari Minggu dalam tahun liturgi Gereja, kita mendengar dalam Injil pada ibadah Singsing Fajar kabar sukacita yang sama tentang Kebangkitan, yang diterima oleh Para Wanita Pembawa Rempah-rempah dari Malaikat Kudus. Dan sama seperti mereka, kita pun bergegas "dengan takut dan sukacita besar" (Matius 28:8) untuk mengubah kabar Kebangkitan itu menjadi pengalaman nyata, yaitu mewujudkannyadalam perilaku hidup batin dan lahir kita.
Kebangkitan Kristus merupakan jaminan bahwa, melalui kematian, kita juga melangkah ke dalam hidup yang kekal. Karena itu, Janasuci Yohanes Krisostomos menegaskan dengan sangat dalam Khotbah Pengajarannya: "Janganlah seorang pun takut akan kematian, sebab kematian Sang Juruselamat telah membebaskan kita!"
Saudara-saudara yang terkasih:
Marilah kita jangan lupa bahwa tanda-tanda pengorbanan tetap terpatri pada diri Tuhan kita yang telah bangkit; bahwa Ia menanggung tanda-tanda Penderitaan Ilahi yang tak terhapuskan, sebab Salib dan Kebangkitan tidak dapat dipisahkan. Dalam memuliakan Kebangkitan, kita juga memuliakan Salib yang Memberi Hidup, karena melalui salib itulah peralihan dan transisi dari maut kepada hidup telah tercapai.
Tuhan kita, Sang Allah-Manusia hidup melalui Salib dalam dunia yang telah rusak ini, agar Ia dapat menunjukkan kepada kita cara mengatasi belenggu dunia ini. Ia hidup dalam ketaatan yang menakjubkan kepada Bapa Surgawi, langsung menolak godaan- godaan untuk menikmati kebutuhan hidup secara tidak pada waktunya dan berlebihan, maupun untuk menghindari penderitaan, pengorbanan, dan kematian.
Jika kita juga menolak godaan dosa dan dengan sabar menanggung penderitaan kita sendiri, maka anugerah kekudusan ilahi dapat dicurahkan dan diberikan juga kepada kita, orang-orang Kristen Orthodox yang setia.
Janasuci Gregorius Sang Teolog mendorong kita untuk melakukan ini saat ia menulis:
"Disalibkanlah bersama Dia, matilah bersama Dia, dan dikuburkanlah bersama Dia dengan penuh semangat, agar engkau juga dibangkitkan bersama Dia, dimuliakan bersama Dia, dan memerintah bersama Dia"
(Khotbah 38, "Tentang Kelahiran Kristus", bab 18).
Tata liturgi Gereja dalam Masa Puasa Agung, yang mendahului Kebangkitan Kudus, memiliki maksud ini: bagaimana kita dapat menanggalkan beban penyimpangan tubuh dan jiwa yang menjauhkan kita dari Salib dan Kebangkitan. Tanpa ini, keselamatan tidak akan tercapai dan tidak akan ditemukan. Hanya melalui jalan kehidupan yang memikul salib, kita mengalami eksodus kebangkitan dan kebebasan kekekalan.
Para Romo dan Saudara-saudara yang terkasih:
Paskah sejati di bumi, sebagai cicipan dari Paskah eskatologis di Kerajaan Surga, tidak dapat dirayakan tanpa prasyarat yang mutlak ini: menyingkirkan segala kejahatan dan kebiasaan buruk; menolak segala perbuatan yang memalukan; penyucian hati dan perhiasan diri dengan kebajikan ilahi, agar kita dapat mencapai penglihatan akan Paskah yang gemilang. Hanya mereka yang mengenakan terang seperti itu, yang menjadi pembawa terang dan pembawa Kristus, yang dapat masuk ke dalam Kamar Mempelai Kemuliaan Ilahi, ke dalam Firdaus kesenangan yang dirindukan. Ini diingatkan kepada kita melalui lilin Paskah kita, yang kita nyalakan dari Altar Kudus, sebagai lambang menerima Terang dari Terang yang tak pernah redup.
Hari yang terang dan kudus ini kita nyatakan dengan teguh, sebab pemeliharaan Penanggalan Paskah (Paskhalion) Orthodox Gereja kita yang kekal tetap tak berubah dan bebas dari segala pembaruan. Setiap upaya “koreksi” astronomis yang katanya demi menyatukan perayaan dengan kaum heterodoks, sebagaimana dilakukan dan terus dikejar oleh kaum Ekumenis yang telah jatuh, ditolak oleh Iman dan Tradisi Orthodox kita.
Semoga kita—sebagai anak-anak sejati dari Iman Orthodox yang Kudus — diperkenankan untuk menikmati Paskah yang kekal dan tak dapat binasa di dalam Kerajaan Allah, Sang Surya Ilahi Tiga Kali Ganda. Amin!
Kristus telah bangkit! Benar, Ia telah bangkit!
Episkop Agung
+ KALLINIKOS dari Athena
Anggota
+ GERONTIOS dari Piraeus dan Salamis
+ CHRYSOSTOMOS dari Attica dan Boeotia
+ GREGORIUS dari Tesalonika
+ PHOTIOS dari Demetrias
+ MOSES dari Toronto
+ DEMETRIUS dari Amerika
+ AMBROSIUS dari Filipi dan Maroneia
+ KYPRIANOS dari Oropos dan Phyle
+ KLEMES dari Larisa dan Platamon
+ AUXENTIOS dari Etna dan Portland
+ THEODOSIOS dari Bresthena
+ CHRISTODOULOS dari Theoupolis
+ MAXIMUS dari Pelagonia
Para Episkop Pendamping
+ DANIEL dari Nikopolis (Jakarta)
+ KALLINIKOS dari Talantion
+ BENEDICT dari Astoria
[ditandatangani dan distempel sesuai salinan aslinya]
Sekretaris Pertama Sinode Suci
+ Photios dari Demetrias
(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
Sekretaris Umum Gereja Orthodox Indonesia
Romo Gregorius Efraent Lamorahan
REPUBLIK YUNANI
GEREJA ORTHODOX YUNANI SEJATI
SINODE SUCI
KANINGOS 32 (Lt.3)
106 82 ATHENA
TEL. 21038 28 280 – FAX 21038 47 365
YUNANI
Athena, 2/15 April 2024
Protokol Nomor: 3323
“Layakkanlah kami untuk datang dengan hati yang murni kepada kebangkitan-Mu yang
kudus dan mulia, Paskah Mistika dimana Adam telah kembali ke Firdaus”
(Stikheron Sembahyang Senja Kamis Minggu Ketiga Catur Dasa)
Para Romo dan saudara-saudara terkasih di dalam Tuhan yang Bangkit:
Kita telah tiba kembali pada Paskah Kudus, kepada sukacita yang tak terjelaskan dan tak terungkapkan atas kemenangan Hidup atas maut. Kita telah mengecap kembali melalui misteri-misteri Kerajaan Sorga dari Allah kita yang Tritunggal; kita telah menikmati kemuliaan ilahi dan keindahan Tubuh Gereja Kristus, yang adalah Firdaus yang baru. Kita bermegah dalam kemerdekaan rohani yang diberikan dengan melimpah kepada kita oleh Penebus dan Juruselamat kita oleh karena kebaikan-Nya yang tak terbatas.
Dalam pemaknaan sejarah, Paskah adalah perjalanan orang-orang Yahudi dari perbudakan di Mesir menuju kepada kemerdekaan di tanah Kanaan. Namun demikian, dalam pemaknaan rohani, menurut Js. Gregorius Sang Teolog, Paskah Kudus bagi orang-orang Kristen adalah perjalanan dari hal-hal yang rendah menuju hal-hal yang tinggi, dari perkara-perara duniawi menuju perkara-perkara sorgawi, dari maut kepada Hidup (lihat Orasi no.54nya mengenai Paskah Kudus).
Rasul Paulus meyakinkan kita bahwa “anak domba Paskah kita telah disembelih, yaitu Kristus” (1 Korintus 5:7). Paskah mistika Kristen kita merupakan sebuah perubahan dari perbudakan batin kepada kemerdekaan batin, dari dosa kepada kebajikan, dari ketakutan kepada keberanian, dari bumi ke Sorga, dari kematian rohani kepada kehidupan kekal, dari penawanan Iblis kepada kemerdekaan anak-anak Allah.
Tuhan kita Yesus Kristus yang telah bangkit sekarang telah membukakan bagi kita jalan keselamatan, sebab Dia sendiri adalah sang “Jalan” (Yohanes 14:6) dan sang “Pintu” (Yohanes 10:9) menuju pada kehidupan kekal. Di dalam Kristus kita secara rohani telah berpindah dari kegelapan dosa menuju kepada Terang Kasih Karunia. Selama kita berjalan dengan Tuhan kita, Sang Allah-Manusia, terang-Nya menuntun langkah-langkah kita, sehingga kita tidak tersandung (Yohanes 11:9-10) pada setiap penghalang yang meninggikan dirinya untuk menyembunyikan dari kita pengetahuan akan Kristus (2 Korintus 10:5).
Js.Simeon Sang Teolog Baru mengingatkan kita bahwa penarikan diri kita dari dosa menandai sebuah perjalanan masuk, seperti ke dalam sebuah kuburan, yaitu ke dalam kerendahan hati dan pertobatan. Tetapi, justru di situlah Kristus menemukan kita. Dan kemudian Ia mengangkat kita kepada suatu kebangkitan mistika bahkan di dalam masa hidup kita, sesuatu yang merupakan partisipasi dalam kemuliaan ilahi-Nya (lihat Katekese 13).
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus:
Seluruh masa perjuangan selama Catur Dasa persisnya adalah perjalanan rohani dan pengorbanan kita, hingga pada akhirnya kita dapat menyongsong Paskah Kudus secara layak. Makna perjumpaan dan panunggalan Paskah yang ilahi dengan Penebus kita yang menderita dan bangkit itu tercapai berdasarkan ukuran persiapan pra-Paskah kita. Hanya ketika panca indranya dimurnikanlah orang-orang dapat bersukacita dan mengalami Terang Kebangkitan. Kemurnian itu muncul melalui puasa badani, pengendalian diri secara rohani, dan air mata pertobatan di dalam jiwa, sejalan dengan tradisi pemulihan dan pengalaman yang telah teruji dari iman Orthodox.
Jika kita ingin bersinar gemilang dipemandangan Allah dan dilayakkan untuk menikmati keagungan ilahi Paskah, kita harus membuang dari atas diri kita dan dari dalam diri kita “pakaian pemuasan diri”, yaitu menjadi tawanan hawa nafsu, dan mengenakan “pakaian pengendalian diri yang bersinar” (Sembahyang Singsing Fajar Hari Selasa Minggu Ketiga Catur Dasa, Syair 2 dari Kanon Pertama), sebab hanya dalam keadaan inilah kita memiliki persekutuan yang sejati dengan Kristus Sang Juruselamat.
Dan kini sukacita dan masa istirahat Paskah telah tiba, musim Pentakostarion dengan penghiburan yang diberikannya, serta melimpahnya makanan yang diperbolehkan, marilah kita tidak melupakan atau menolak sarana-sarana yang mendekatkan dan membuat kita berdiam bersama Allah: pengendalian diri, kemurnian hati, batin yang terang dan penuh doa, dan perbuatan-perbuatan baik sebagai buah iman yang sejati, pertobatan, serta kebajikan.
Anak-anak yang terkasih di dalam Tuhan:
Kiranya panggilan dan kehidupan kita sebagai orang Kristen sentiasa membawa kebangkitan, memberi hidup, dan sungguh-sungguh, sampai Tuhan kita yang telah bangkit menerima kita juga ke dalam keberkatan peristirahatan yang menanti mereka “yang mati di dalam Tuhan” (Wahyu 14:13)!
Kristus telah bangkit! Benar, Ia telah bangkit!
Episkop Agung
+ KALLINIKOS dari Athena
Anggota
+ GERONTIOS dari Piraeus dan Salamis
+ CHRYSOSTOMOS dari Attica dan Boeotia
+ GREGORIUS dari Tesalonika
+ PHOTIOS dari Demetrias
+ MOSES dari Toronto
+ DEMETRIUS dari Amerika
+ AMBROSIUS dari Filipi dan Maroneia
+ KYPRIANOS dari Oropos dan Phyle
+ KLEMES dari Larisa dan Platamon
+ AUXENTIOS dari Etna dan Portland
+ THEODOSIOS dari Bresthena
+ CHRISTODOULOS dari Theoupolis
+ MAXIMUS dari Pelagonia
Para Episkop Pendamping
+ DANIEL dari Nikopolis (Jakarta)
+ KALLINIKOS dari Talantion
+ BENEDICT dari Astoria
[ditandatangani dan distempel sesuai salinan aslinya]
Sekretaris Pertama Sinode Suci
+ Photios dari Demetrias
(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
Sekretaris Umum Gereja Orthodox Indonesia
Romo Gregorius Efraent Lamorahan