Kumpulan Tulisan Pendek

Tulisan yang ditampilkan juga dipublikasi di Instagram penulis: @belyymedved__ - Bernadeta Dheswita Puspitasari

Aku Ingin Menonton Anime Lagi

Apakah jika aku adalah siswi Jepang, aku akan bergandengan tangan dengan seseorang dan menonton kembang api di malam tahun baru? Berkali-kali aku melihat itu di anime, adegan romantis sering kali muncul ketika sedang menonton kembang api. Apakah kembang api punya suatu arti penting di sana?

Kau tahu, playlist lagu di YouTube-ku masih sama, itu-itu saja. Mendengarkan musik sedih dari anime Your Lie in April, walau aku bukan sedih karena tokoh utamanya. Lagu dari opening anime, character song, atau sekadar lagu Jepang yang lewat.

Pertama kali mulai suka anime sekitar kelas 5, menonton Akame ga Kill, di mana semua tokohnya tewas. Aku menangis menonton beberapa anime, tetapi aku bersyukur bisa tahu dan menonton anime. Kau tahu, dulu aku sering sendirian, aku butuh teman. Pada saat itu anime adalah teman sempurnaku. Meski, aku jadi suka begadang pun karena anime.

Mungkin itu sama halnya dengan memiliki hubungan red flag, kita menderita tetapi pikiran kita mengatakan bahwa hanya di situlah satu-satunya sumber kebahagiaan dan kesukaan kita. 

Kesepian dan Kecemburuan

Maretta baru saja menyukai Joe. Alasannya?


"Menyukai tidak perlu alasan." jawab Maretta tiap kali ditanyai alasannya menyukai seseorang.


Hanya saja, Maretta merasa ada yang kurang. Ah, dia memang selalu merasa kurang kok, jangan heran. Dalam hal ini, Maretta belum pernah menemukan orang yang cocok baginya. Entah nantinya akan dijadikan sebagai pasangan atau sahabat, yang perlu digaris bawahi: Maretta memerlukan seseorang.


Maretta benci perbedaan. Seandainya bisa, Maretta ingin membuat duplikasi dirinya sendiri, kemudian menjadikan duplikasi itu menjadi laki-laki. Maka terciptalah 'Maretta Versi Laki-Laki'. Ah tidak lupa juga, duplikasinya ini harus versi 'sehat'nya Maretta, bisa jadi masalah jika duplikasinya ini melakukan 'hal yang sama dengan yang Maretta lakukan.'


Memang mengherankan imajinasi Maretta ini. Sayangnya itu hanya sebatas khayalan. Mentok-mentok, dia hanya bisa berusaha mencari orang yang mirip dengannya. Dia berpikiran bahwa jika sama, maka akan mampu saling memahami.


Maretta mengira bahwa Joe bisa memahaminya, ternyata salah. Ditambah lagi, hobi mereka berbeda. Maretta yang penuh kesepian dan kecemburuan itu menginginkan Joe sepenuhnya. Ah, suatu hari dia melihat Joe bersama orang lain membicarakan hal yang Joe suka, di mana topiknya bukanlah cakupannya Maretta.


Rasanya Maretta ingin berkata, "Sulit ya aku tidak punya hobi yang sama sepertimu?"


"Keberadaanku tidak terlalu berguna ya?"


"Kamu pun kelihatannya lebih bersemangat membicarakan hobimu dengan orang lain."


"Ah, pasti menyusahkan bagimu harus menyesuaikan apa yang aku suka."


"Dan juga, kamu ingin disanjung oleh orang yang ahli dalam bidang itu juga 'kan?"


"Karena diakui oleh orang yang 'ahli dan paham' lebih 'memuaskan' dibandingkan diakui oleh aku yang 'tidak tahu apa-apa'."

***

Menghibur Diri

Ketika aku merasa berada di titik terburukku, aku akan pergi ke orang yang aku percaya. Aku berharap mengobrol dengan mereka dapat mengatasi rasa tidak nyaman ini.

.

Namun bagaimana jika orang tersebut justru membuat aku tambah merasa buruk? Kau tahu, aku sudah kecewa pada diri sendiri karena sesuatu, sekarang ditambah aku harus merasakan 'insecure'. Entah apa yang dia pikirkan, tetapi itu bukan hal kecil bagiku.

.

Dia tidak tahu bahwa aku tidak mampu mengerjakan apa pun ketika aku merasa 'buruk'. Menulis pun sulit dan jika dipaksa rasanya benar-benar menderita. Bahkan dia tidak tahu bahwa aku pernah menulis seribu kata kekesalanku padanya, sebab aku tidak tega menyampaikan itu kepadanya langsung.

.

Setidaknya, aku menginginkan tempat di mana aku tidak perlu menahan isakanku.

Dua Poin

(1) Ketika bahagia, biasanya pergi ke orang yang kamu cintai. Sebab kamu ingin membagikan sukacita.

(2) Ketika sedih, biasanya pergi ke orang yang mencintaimu. Sebab dia pasti benar-benar mendengarkanmu.


Jika orang yang kamu cintai dan orang yang mencintaimu adalah orang yang berbeda:


Jangan lakukan poin nomor (2).


Bukankah menyedihkan 'dia' menampung segala kesedihanmu?

Sementara ketika kamu bahagia, 'dia' tidak mendengar sukacita apa pun.

Ketika 'dia' ingin melihat senyummu, kamu justru tidak pernah datang kepadanya.

***

Dimanfaatkan? Bermanfaat?

Miseva berusaha bisa banyak hal. Dia ingin membantu orang lain. Sebenarnya, dia tidak butuh menjadi yang terbaik. Miseva hanya butuh menjadi berguna. Miseva ingin kehadirannya menjadikan orang lain melihatnya sebagai seorang penolong, bukan peraih.


Banyak yang salah paham, tetapi bagi Miseva menjadi yang terbaik adalah salah satu cara dia bisa berguna bagi orang lain. Orang lain baru akan percaya andaikan Miseva bisa membuktikan bahwa dia mampu. Jika ada kepercayaan pada Miseva, orang lain tentu akan meminta tolong Miseva.


Tentu Miseva bukan makhluk yang benar-benar 'putih' di mana dia melakukan itu tanpa ada suatu motif. Miseva menginginkan satu hal. Itu bukanlah hal yang sulit dan ribet. Miseva ingin balasan berupa dijadikan teman dan diajak mengobrol. Miseva kesepian, mungkin. Segala hal dia lakukan hanya demi menghilangkan rasa kekosongan di hatinya.


Ada beberapa orang baik yang Miseva tak mampu membalas kebaikan mereka. Sehingga sebagai balasannya Miseva membantu orang lain 'selain mereka' yang bahkan mungkin telah menjahati Miseva.


"Miseva, kamu dimanfaatkan."


"Bukan. Aku bermanfaat bagi orang lain."

***

Tidak Ada yang Salah

Bukan salah kamu jika dia menangis.

Bukan salah kamu jika dia kesal.

Bukan salah kamu jika dia marah.

Kenapa? Sejak awal, dia memang begitu. Overthinking, sensitif, mudah menangis, mudah tersindir, mudah tersulut amarahnya, sebagainya.


"Ah tidak, tidak, dia tidak begitu."


Oh ya? Apakah dia tidak menyembunyikannya 'hanya demi menjaga perasaanmu'? Bagaimana jika dia menceritakan masalahnya kepada orang lain? Jika benar, tidak usah merasa bersalah. Berterima kasihlah padanya, karena hanya datang kepadamu untuk membagikan kesenangan, bukan kesedihan. Namun jangan marah, jika kamu tidak tahu apa-apa tentang dirinya, atau bahkan tentang perasaannya. Terkadang dia berbohong, demi kebaikanmu, demi menjaga perasaanmu. Dia tidak mau membagikan kesedihannya kepadamu. Namun, kamu tetap marah, 'kan? Kamu sudah berkali-kali menyuruhnya untuk jujur. Namun, dianya ... masih menyembunyikan kesedihannya.


Lagipula dia tidak tega menghancurkan suasana hatimu yang sedang berbunga-bunga hanya dengan curhatan yang sepele.

Mengagumi Proses

Hari yang melelahkan, tetapi itu cukup teratasi oleh kehadiran seorang 'teman'. Bohong namanya kalau aku menyebutnya teman, sebenarnya aku sudah menganggapnya lebih dari teman.


Aku menyukainya dan kagum kepadanya. Meski dia selalu bertanya-tanya apa yang bisa dikagumi darinya.


Hei.

Bukan hanya 'hasil' saja, tapi 'proses' juga layak untuk dikagumi.

Dan, aku kagum dengan segala proses yang telah kamu jalani.

Aku kagum dengan prosesmu, aku pun kagum dengan apa yang melatar belakangi kamu bisa berproses sejauh ini.


Terima kasih sudah mengingatkanku untuk menyayangi diriku sendiri. Kuharap kamu sendiri juga melakukannya.

Bertumbuh

Semua orang pasti ingin bertumbuh dan berkembang.

Bertumbuh dewasa dan berkembang kemampuannya.

Aku dan kamu juga begitu, bukan?


Aku sendiri merasa telah memperoleh banyak hal, tetapi aku rasanya masih kurang. Aku berusaha melakukan ini dan itu demi mendapatkan seseorang. Entah itu siapa, aku hanya ingin seseorang yang mampu memahamiku. Seseorang yang bisa kuceritakan tentang perkembanganku. Namun jika sekali aku tidak berkembang, apakah kamu akan marah? Apakah kamu akan kecewa? Apakah kamu akan meremehkanku dan dalam hati berkata "ternyata kamu tidak sehebat bayanganku", begitu? Aku sudah pernah mengatakannya kepadamu, jangan berekspetasi tinggi!


Kamu sendiri juga sudah berusaha keras sampai saat ini. Jika kamu merasa kamu adalah beban semua orang, maka aku katakan di sini:


Aku bangga padamu yang sekarang dan akan selalu menunggu kabar perkembanganmu!


Entah cepat atau lambat,


Entah akan selalu berkembang atau tidak,


Aku selalu sabar untuk menantikan kabar baik darimu.


Aku selalu antusias mendengar perkembanganmu.


Aku senang bisa tahu apa yang kamu suka.


Aku bersyukur bisa mengenalmu.


Jadi, tolong, bertahanlah.


Kuharap kita bisa berteman selamanya.

Diam

Banyak alasan mengapa seseorang sulit melakukan hal yang bagi kita mudah dilakukan.


Ada yang diam dan nyaris tidak mau memberi tahu sesuatu meski hatinya terdorong untuk mengatakan sesuatu. Mereka pernah tidak didengarkan, sehingga memilih untuk diam seterusnya. Mereka pernah merasa bahwa mereka tidak berguna, sehingga mereka berhenti memberi bantuan dan saran.


Mereka bertanya-tanya, bagaimana jika aku bicara lagi dan tidak didengarkan lagi?

Bagaimana jika aku memberi saran itu tidak berguna dan justru mengecewakan lawan bicara?

Bagaimana jika aku menghancurkan suasana hati orang lain?


Meski mereka sudah berusaha keras, mereka tetap merasa bahwa mereka sangat-sangat gagal jika tidak bisa membantu atau berguna pada akhirnya.


Tolong jangan salahkan mereka jika mereka banyak diam, atau jika tertutup, atau jika takut meluapkan isi hati mereka kembali.


Jangan salah paham, mereka tidak pernah membenci orang lain, mereka membenci diri mereka sendiri. Mereka tidak akan marah kepadamu, mereka marah pada diri sendiri.

Good Job, My Shikimori

Kamu tidak perlu menyangkal dirimu sendiri jika kenyataannya kamulah yang menjadi pemenang.

Itulah yang kamu dapatkan dari kerja kerasmu selama ini.

Selamat ya!


Bahkan nilai matematika kita sama, di luar dugaan, 'kan?

Itu artinya, bukanlah mustahil kamu setara denganku, atau bahkan menyaingiku.

Aku tahu kamu bisa, tetapi bisa saja matematika itu mungkin bukan passion-mu.

Aku tidak menyuruhmu memilih matematika, tetapi aku senang jika kamu mempelajarinya.


Aku tak memaksamu untuk memperoleh nilai tertinggi di kelas dalam mapel itu.

Aku hanya ingin belajar bersamamu, berbagi ilmu denganmu, dan menjadi berguna untukmu.

Jika kamu mendapatkan hasil yang memuaskan, itu adalah bonus bagimu dan bagiku.


Kamu adalah Shikimori-ku.

Ya, Shikimori adalah sosok yang sangat dikagumi oleh pacarnya.

Dan, kamulah Shikimori-ku, sosok yang aku kagumi sejak lama.

Kamu dulu tidak pernah menyadarinya 'kan?