Merumuskan masalah dalam makalah program studi Pendidikan Biologi membutuhkan kejelasan fokus penelitian dan relevansi topik dengan tujuan pendidikan biologi. Berikut adalah beberapa langkah-langkahnya:
1. Menentukan Ruang Lingkup Masalah
- Spesifikasi Masalah: Mempersempit masalah agar lebih fokus dan dapat diselesaikan. Misalnya, jika masalah yang diangkat adalah kesulitan siswa dalam memahami bioteknologi, tentukan aspek spesifik seperti pemahaman konsep rekayasa genetik atau penggunaan teknologi laboratorium.
- Pertanyaan Spesifik: Memformulasikan pertanyaan yang mengarahkan pada pemecahan masalah. Misalnya, "Bagaimana pengaruh penggunaan simulasi digital dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep bioteknologi?"
2. Menganalisis dari Literatur dan Penelitian Terdahulu
- Kajian Literatur: Menemukan penelitian atau studi sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang diidentifikasi. Hal ini dapat membantu mengkaji sejauh mana masalah tersebut telah dibahas, serta kesenjangan yang bisa dijelaskan.
- Melihat Tren dan Isu yang Sering Muncul: Masalah dapat dirumuskan berdasarkan tren atau tantangan umum yang telah dipelajari. Contoh dari jurnal pendidikan biologi, misalnya, adalah masalah rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran biologi.
3. Relevansi dan Signifikansi Masalah
- Menentukan Pentingnya Masalah: Menjelaskan mengapa masalah yang diangkat penting untuk diselesaikan dalam konteks pendidikan biologi. Misalnya, jika siswa kurang memahami ekosistem, hal ini dapat mempengaruhi kesadaran mereka terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan.
- Signifikansi untuk Pendidikan Biologi: Menghubungkan masalah dengan kontribusi yang dapat diberikan oleh makalah terhadap peningkatan proses pembelajaran biologi, baik dari segi metode pengajaran, materi ajar, maupun pencapaian kompetensi siswa.
4. Formulasi Rumusan Masalah
- Menggunakan Bahasa yang Jelas dan Tepat: Memastikan rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat yang jelas, spesifik, dan dapat diuji. Misalnya, “Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep ekosistem dalam pendidikan biologi?”
- Bentuk Pertanyaan Penelitian: Merumuskan masalah menjadi pertanyaan penelitian yang dapat diukur dan dianalisis secara empiris, misalnya, "Apakah penggunaan alat peraga visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada topik anatomi manusia?"
Untuk merumuskan masalah dalam makalah mata kuliah Teknobiologi dengan bantuan chatbot AI seperti ChatGPT, Microsoft Copilot, atau Google Gemini, dll. berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti:
1. Memulai dengan Identifikasi Topik Awal
- Langkah Pertama: Memulai dengan memberi instruksi spesifik kepada chatbot untuk membantu dalam mengidentifikasi topik yang relevan. Misalnya, mengajukan pertanyaan seperti:
- "Apa tren terbaru dalam teknologi biologi terkait CRISPR-Cas9?"
- "Apa tantangan utama dalam penerapan bioteknologi dalam industri pertanian?"
- Memperoleh Ide: Chatbot AI akan membantu memberikan ringkasan topik-topik terkini, artikel ilmiah yang relevan, dan tren dalam Teknobiologi yang dapat dijadikan dasar perumusan masalah.
Contoh Penggunaan ChatGPT:
- Kita bisa mengetik: “Apa saja tantangan terbaru dalam pengeditan gen dengan CRISPR?” Chatbot akan memberikan penjelasan umum, seperti masalah etika, risiko mutasi tidak diinginkan, dan aplikasi di bidang pertanian atau medis.
2. Menggali Literatur dan Penelitian Terkait
- Meminta Daftar Literatur: Anda bisa meminta chatbot AI untuk memberikan rekomendasi literatur atau jurnal ilmiah yang berkaitan dengan topik yang sedang dikaji. Ini membantu Anda dalam mencari kesenjangan penelitian.
- Contoh instruksi: “Bisakah Anda merekomendasikan beberapa jurnal tentang bioteknologi lingkungan?”
- Analisis Kesenjangan Penelitian: Setelah mendapatkan literatur, Anda dapat meminta chatbot AI untuk membantu menganalisis kesenjangan dalam penelitian. Misalnya, tanyakan tentang tantangan yang belum terpecahkan dalam teknologi yang dipilih.
Microsoft Copilot juga dapat digunakan untuk mereferensikan penelitian yang diambil dari sumber-sumber yang kredibel dan memberi rekomendasi dalam format Microsoft Word atau PowerPoint untuk lebih mudah dipelajari.
3. Memformulasikan Rumusan Masalah
- Mengubah Topik Menjadi Rumusan Masalah: Menggunakan chatbot AI untuk mengubah topik menjadi pertanyaan yang lebih spesifik. Misalnya, tanyakan kepada AI:
- "Bagaimana cara merumuskan masalah tentang penerapan CRISPR dalam pertanian?"
- ChatGPT atau AI lainnya dapat memberikan struktur pertanyaan yang lebih jelas, mendalam, dan mendetail seperti: “Bagaimana efektivitas teknologi CRISPR-Cas9 dalam meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama di lahan kering?”
- Penyusunan yang Lebih Spesifik: Meminta AI untuk menyederhanakan rumusan masalah dan menyesuaikannya dengan kebutuhan akademik, misalnya, "Tolong buatkan rumusan masalah yang lebih spesifik tentang penggunaan bioinformatika dalam analisis genom"
Google Gemini (AI dari Google) dapat membantu menyederhanakan konsep kompleks dalam bioteknologi dan menyarankan cara menuliskan rumusan masalah yang sesuai dengan standar akademik.
4. Mengonsultasikan Ulang dan Menyesuaikan
- Meninjau Kembali dengan Bantuan AI: Setelah rumusan masalah disusun, AI bisa digunakan untuk memeriksa apakah rumusan tersebut jelas dan dapat diukur. Kita bisa meminta bantuan chatbot untuk mengevaluasi pertanyaan yang diajukan, misalnya:
- “Apakah rumusan masalah ini terlalu luas atau terlalu sempit?”
- “Tolong bantu saya untuk menguji kelayakan rumusan masalah ini untuk makalah saya”
- Penyesuaian Berdasarkan Saran AI: Chatbot dapat memberikan masukan jika rumusan masalah terlalu luas atau sempit, serta menyarankan revisi yang lebih baik.
5. Evaluasi Masalah dari Perspektif yang Berbeda
- Penerapan AI untuk Perspektif Multidisipliner: ChatGPT atau AI lainnya juga dapat digunakan untuk mempertimbangkan dampak sosial, ekonomi, atau etika yang mungkin relevan dalam rumusan masalah bioteknologi. Hal ini akan membantu memperluas cakupan penelitian tanpa kehilangan fokus pada teknobiologi.
- Kita dapat meminta: “Apa dampak sosial dari penggunaan bioteknologi dalam pengobatan penyakit genetik?” atau “Apakah ada dampak ekonomi dari penerapan CRISPR pada tanaman transgenik?”
6. Memperbaiki dan Mengedit Rumusan Masalah
- Pengeditan Otomatis: Menggunakan Microsoft Copilot atau fitur pengeditan dalam Google Gemini untuk memperbaiki tata bahasa, gaya penulisan, dan ketepatan rumusan masalah. Chatbot dapat membantu menyarankan struktur kalimat yang lebih formal dan sesuai dengan standar akademik.
- Revisi Berdasarkan Umpan Balik AI: Meminta chatbot AI untuk memberikan feedback terkait kejelasan, kesesuaian dengan standar ilmiah, atau bahkan bagaimana masalah tersebut dapat diuji melalui penelitian.
- Meneliti Ulang Secara Manual: Membaca dan meninjau ulang secara manual apakah kalimat yang dihasilkan oleh AI sudah sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) atau belum.
Contoh Kasus:
Kita bisa menggunakan chatbot AI untuk merumuskan masalah seperti berikut:
- Topik Awal: Teknologi CRISPR untuk tanaman tahan hama.
- Rumusan Masalah Awal: “Bagaimana pengaruh CRISPR dalam meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama?”
- Revisi dengan Chatbot: Setelah diskusi dengan chatbot, pertanyaan tersebut bisa diperbaiki menjadi: “Seberapa efektif penggunaan CRISPR-Cas9 dalam meningkatkan ketahanan tanaman jagung terhadap Spodoptera frugiperda dibandingkan dengan metode konvensional?”
Dengan langkah-langkah ini, kita dapat menggunakan chatbot AI seperti ChatGPT, Microsoft Copilot, atau Google Gemini untuk membantu merumuskan masalah yang terstruktur, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan akademis dalam makalah mata kuliah Teknobiologi.