Sebagai penulis akademis, sangat penting untuk menegakkan standar etika tertinggi saat menyusun makalah penelitian. Etika penelitian mendorong pencarian kebenaran, integritas, dan kemajuan ilmu pengetahuan, sekaligus melindungi kesejahteraan partisipan penelitian dan memastikan kepercayaan publik terhadap proses penelitian. Salah satu prinsip dasar etika penelitian adalah kejujuran. Peneliti harus jujur dalam semua aspek pekerjaan mereka, mulai dari pelaporan data yang akurat hingga mengutip sumber dengan benar (Agunloye, 2019). Memalsukan atau memutarbalikkan data penelitian merupakan pelanggaran etika serius yang merusak kredibilitas seluruh usaha penelitian.
Objektivitas merupakan elemen penting lain dari penelitian yang etis. Peneliti harus berusaha untuk bersikap tidak memihak, mengesampingkan bias dan prasangka pribadi untuk menganalisis data dan menarik kesimpulan dengan cara yang tidak bias. (Macfarlane et al., 2012) Selain itu, peneliti memiliki kewajiban etika untuk berhati-hati dan teliti dalam pekerjaan mereka, melakukan uji tuntas untuk memastikan keakuratan dan keandalan temuan mereka (Agunloye, 2019). Penghormatan terhadap kekayaan intelektual merupakan pertimbangan etika utama lainnya. Peneliti harus mengakui kontribusi orang lain dengan mengutip sumber secara tepat dan menghindari plagiarisme. Pada saat yang sama, peneliti memiliki kewajiban untuk melindungi kerahasiaan partisipan penelitian, khususnya dalam penelitian yang melibatkan subjek manusia.
Di luar tanggung jawab individu ini, peneliti dan penulis akademis juga memiliki kewajiban etika terhadap masyarakat luas. Mereka harus bertanggung jawab secara sosial, berusaha untuk mempromosikan kebaikan sosial yang lebih besar dan mengurangi potensi bahaya yang mungkin timbul dari pekerjaan mereka.
Etika penggunaan GenAI untuk pembelajaran dalam perkuliahan menurut Panduan Penggunaan Generative Artificial Intelligence (GenAI) pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi dari DirJen PDDikTi terdiri dari empat hal utama, yaitu:
1. Integritas Akademik sebagai perwujudan dari nilai-nilai utama sebuah perguruan tinggi.
Etika Penulisan Karya Ilmiah Menurut Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (PPKI) Universitas Negeri Malang
Etika penulisan karya ilmiah adalah seperangkat norma yang harus dipatuhi dalam menulis karya ilmiah,yang berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan, penggunaan bahan, serta penyebutan sumber data atau informan. Dalam menulis karya ilmiah, penulis harus secara jelas menyebutkan sumber yang digunakan untuk rujukan. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan pencurian.
Penulis karya ilmiah harus menghindari plagiasi, yaitu suatu pelanggaran etika penulisan karya ilmiah berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diaku sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Selain itu. penulis karya ilmiah wajib membuat dan mencantumkan pernyataan dalam karya ilmiahnya bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambil-alihan atau plagiasi atas tulisan atau pemikiran orang lain. Untuk menghindari tindak plagiasi, disajikan "tips" yang dapat diterapkan oleh para penulis karya ilmiah. Cara menghindari plagiasi serta contoh isi dan format pernyataannya dapat dilihat pada Lampiran 14 di PPKI UM.
Dalam menggunakan bahan dari suatu śumber (misalnya instrumen,bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin kepada pemilik bahan tersebut apabila bahan tersebut belum menjadi milik publik. Permintaan izin dilakukan secara tertulis. Penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, dimodifikasi, atau dikembangkan.
Untuk mengetahui tentang plagiasi dan cara mencegah dan menanggulanginya secara lebih jelas, setiap penulis karya ilmiah harus mempelajari Permendiknas No.17/ 2010 tentanq Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
Nama sumber data atau informan dalam penelitian tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai. gantinya, namasumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.
Dalam menulis karya ilmiah harus dihindari terjadinya manipulasi data, baik dalam bentuk fabrikasi maupun falsifikasi. Fabrikasi adalah mengarang, membuat, atau memperbagus data atau hasil penelitian tanpa adanya proses ilmiah untuk dilaporkan atau dipublikasi. Falsifikasi adalah memalsukan atau memanipulasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan/atau hasil penelitian.
Dalam menulis makalah, artikel, dan laporan penelitian tidak boleh dicantumkan nama orang lain yang tidak terlibat dalam penulisan dan penelitian. Dalam memublikasi, artikel tidak boleh dikirimkan ke lebih dari satu jurnal.
Etika kepenulisan makalah mata kuliah Teknobiologi ketika menggunakan bantuan tools AI memerlukan perhatian khusus agar tetap menjaga integritas akademik dan mengikuti standar penulisan ilmiah yang benar. Berikut beberapa prinsip etika yang perlu diikuti:
1. Kejelasan dan Transparansi Penggunaan AI
Apabila menggunakan tools AI dalam membantu dalam penyusunan makalah, seperti untuk merumuskan ide, memperbaiki tata bahasa, atau mendapatkan saran untuk perbaikan konten, hendaknya kita harus jujur dan transparan mengenai peran AI tersebut. Misalnya, apabila AI digunakan untuk menghasilkan bagian tertentu dari teks atau melakukan pengeditan besar-besaran, penting untuk menyebutkan hal ini dalam pengakuan atau catatan kaki, sesuai dengan kebijakan universitas atau jurnal ilmiah yang dituju.
Langkah: Menyertakan pernyataan bahwa telah menggunakan tools AI, misalnya: "Sebagian dari proses editing dalam makalah ini menggunakan bantuan perangkat AI untuk memperbaiki struktur kalimat dan tata bahasa."
2. Menghindari Plagiarisme
Meskipun AI dapat memberikan saran, kalimat, atau kutipan, sangat penting untuk memverifikasi sumber-sumber yang disarankan AI dan mengutipnya dengan benar. Perlu untuk menghindari penggunaan konten yang dihasilkan AI secara mentah tanpa melakukan parafrase atau analisis kritis lebih lanjut. Diperlukan melakukan pengecekan plagiarisme untuk memastikan bahwa karya tetap orisinal.
Langkah:
- Menggunakan software pengecekan plagiarisme seperti Turnitin untuk memastikan tidak ada duplikasi konten dari sumber lain yang disarankan AI.
- Apabila AI memberikan kutipan atau ide dari sumber lain, perlu dipastikan untuk mencantumkan referensinya secara benar sesuai dengan gaya kutipan yang ditentukan (misalnya APA atau MLA).
3. Penyempurnaan dengan Pemahaman Sendiri
Tools AI hanya digunakan sebagai alat bantu, bukan pengganti analisis atau pemahaman kritis yang seharusnya dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, setiap argumen atau analisis yang dihasilkan AI harus diperiksa dan dikembangkan lebih lanjut berdasarkan pemahaman penulis sendiri. Diperlukannya menghindari ketergantungan penuh pada AI tanpa mengkaji ulang relevansi dan validitas informasi.
Langkah:
- Setelah AI memberikan masukan, perlu dilakukan verifikasi konten dengan membaca literatur tambahan dan mendalami konsep teknobiologi secara manual.
- Menggunakan hasil dari AI sebagai bahan diskusi atau perbandingan, bukan sebagai kesimpulan akhir.
4. Pengakuan Peran AI dalam Pengolahan Ide
Apabila AI digunakan untuk membantu dalam pengolahan data atau menyarankan ide dalam pembahasan, peran ini perlu diakui. Pihak universitas umumnya meminta pengakuan eksplisit mengenai penggunaan teknologi AI dalam penyusunan makalah.
Langkah: Memasukkan bagian khusus dalam pendahuluan atau pengakuan yang menyebutkan penggunaan AI dalam proses penulisan, misalnya: "Makalah ini disusun dengan bantuan AI untuk memperbaiki struktur kalimat dan pengolahan beberapa data dasar."
5. Mematuhi Kebijakan Institusi
Pada umumnya institusi pendidikan yang memiliki kebijakan khusus terkait penggunaan AI dalam konteks akademik. Perlu dipastikan bahwa penggunaan AI sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh program studi atau universitas. Jika terdapat larangan tertentu, maka harus dipastikan bahwa penggunaannya tetap sesuai dengan pedoman yang berlaku.
Langkah:
- Meninjau kebijakan kampus atau program studi mengenai penggunaan AI dalam penulisan akademik.
- Memastikan bahwa cara penggunaan AI tidak melanggar kebijakan atau norma akademik yang berlaku di institusi pendidikan kita.
6. Mempertahankan Otoritas Penulis
Meskipun AI dapat memberikan saran atau memperbaiki kalimat, penulis harus tetap memegang kendali penuh atas isi makalah. Semua keputusan akhir tentang apa yang dimasukkan atau dikeluarkan dari makalah harus didasarkan pada evaluasi kritis penulis, bukan AI.
Langkah:
- Selalu membaca ulang dan menyunting manual hasil yang diberikan oleh AI.
- Menjadikan AI sebagai alat bantu, tetapi perlu juga untuk memastikan bahwa keputusan intelektual dalam makalah sepenuhnya berasal dari penulis.
Kesimpulan:
Dalam penulisan makalah mata kuliah Teknobiologi, penggunaan tools AI harus dilakukan dengan hati-hati, transparan, dan sesuai dengan etika akademik. Perlunya untuk memastikan bahwa AI hanya digunakan sebagai alat bantu dan bukan sebagai pengganti pemikiran kritis atau analisis mendalam. Pengakuan dan penghormatan terhadap sumber serta menjaga orisinalitas konten merupakan prinsip kunci yang harus dipatuhi.