Sebagai ilmuwan biologi yang agamis, tentunya banyak teori evolusi jika disandingkan dengan kepercayaan banyak menimbulkan tanda tanya dan berujung pada konflik teori, tidak hanya pada subtansi teori evolusi namun juga dengan dimensi yang lain. Lalu, apakah Makhluk hidup mengalami evolusi?
Sebelum membahasa mengenai hal tersebut, teman-teman bisa membaca artikel ilmiah "Mempertimbangkan Teori Harun Yahya" agar mempunyai pemahaman yang bijak terhadap teori Evolusi.
Evolusi merupakan perubahan yang terjadi pada populasi makhluk hidup secara bertahap (generasi ke generasi) dan dalam jangka waktu yang lama (skala geologi). Evolusi menggabungkan tiga prinsip seleksi alam, mutasi genetik dan genetika populasi dengan ilmu embriologi dan paleontologi. Teori evolusi pertama kali dirumuskan dalam buku On the origin of species (1859) oleh Charles Darwin yang sampai sekarang diterima oleh ilmuwan.
Pada dasarnya evolusi dan konsep yang ada di dalamnya termasuk threshold concepts (konsep ambang batas yang berbeda dengan threshold concepts lainnya). Threshold concepts memiliki karakter troublesome (Akkaraju & Wolf, 2016), sehingga evolusi menjadi teori ilmiah yang berkembang dinamis yang menyebabkan konflik-konflik teori antara ilmuwan muslim dan ilmuwan barat. Namun, baru-baru ini terdapat teori evolusi yang bersumber dari tulisan Adnan Oktar dkk. (Harun Yahya) mengatasnamakan agama Islam.
Teori Harun Yahya merupakan teori menentang evolusi. Pada dasarnya ia menggagas bahwa seluruh makhluk hidup di bumi diciptakan secara terpisah, tidak memiliki garis keturunan leluhur yang sama antara jenis satu dengan yang lainnya. Mutasi genetik menurut Harun Yahya tidak memberikan informasi genetik yang berbeda sehingga menciptakan spesies baru seperti yang dijelaskan pada teori Charles Darwin. Teori Harun Yahya menegaskan bahwa persepsi manusia hanya ilusi, yang nyata adalah penciptaan Allah, meliputi segalanya. Namun, teori HY tidak dapat menjelaskan apabila dikaitkan dengan biogeografi. Dimana dalam biogeografi menjelaskan bahwa komposisi fauna suatu daerah selalu tergantung pada sejarah dan kesinambungan garis keturunan (continuity of descent).
Perbedaan pendapat tentang teori evolusi yang berkembang di Barat terutama teori evolusi Charles Darwin terletak pada keyakinan bahwa seluruh makhluk yang ada dan hidup di bumi ini adalah diciptakan. Dalam pandangan Harun Yahya yang menyatakan kesempurnaan makhluk hidup. Sebagai ilmuwan yang paham agama, maka wajib hukumnya menjunjung tinggi pengetahuan sains, dalam Al-Qur’an surah Al-Hajj ayat 5 mengisyaratkan mengenai evolusi yaitu proses penciptaan manusia, “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia diciptakan melalui dua bagian yaitu penciptaan dari tanah yaitu Nabi Adam dan melalui proses rahim (Luthfi & Khusnuryani, 2005).
Evolusi dalam artian perubahan makhluk hidup yang dipengaruhi oleh berbagai proses biologi seperti mutasi genetik, seleksi alam, dan faktor geografi atau sejenisnya bisa benar terjadi. Perbedaan bentuk penciptaan hidup dari masa ke masa pun secara logika dipengaruhi oleh faktor lingkungan pada masa itu. Sehingga, meskipun bentuknya berbeda, namun setiap makhluk hidup memiliki garis keturunan dari ratusan juta tahun yang lalu hingga makhluk hidup yang saat ini ada. Seperti burung zaman purba yang berbeda bentuk dengan burung modern yang saat ini hidup. Tuhan, Sang Pencipta pasti menciptakan bentuk makhluk hidup dari masa ke masa dalam bentuk yang berbeda-beda bukan tanpa alasan. Seperti halnya ukuran tubuh manusia dari masa ke masa pun juga diciptakan berbeda oleh Allah.
Berdasarkan penjelasan sebuah hadits yang dikisahkan dari Abu Hurairah RA, “Allah telah menciptakan Adam AS berdasarkan bentukNya, tingginya 60 hasta. Kemudian (Allah) berfirman, "Pergilah dan memberi salamlah kepada para malaikat itu, dan dengarkanlah mereka memberi hormat kepadamu. Itulah kehormatanmu dan keturunanmu”. Dalam hadis tersebut menjelaskan bahwa manusia pertama yaitu Nabi Adam as memiliki ukuran tubuh 60 hasta atau mencapai sekitar 27,432 meter. Sangat jauh berbeda dengan manusia saat ini yang rata-rata hanya mencapai maksimal 1,5-2 meter. Fakta tersebut membuktikan bahwa makhluk sejenis (manusia) juga mengalami perubahan (berevolusi) dari masa ke masa. Meskipun sejenis serta memiliki anggota tubuh yang sama, namun manusia diciptakan oleh Tuhan dengan rupa yang berbeda-beda sebagai bentuk keunikan atau spesialisasi dari setiap manusia ciptaan-Nya. Dalam sejarah islam tidak pernah dijelaskan bahwa manusia memiliki nenek moyang dari jenis ciptaan yang berbeda seperti kera zaman purba. Allah menciptakan manusia begitu agung hingga malaikat dan iblis diperintahkan untuk memberi hormat kepada Nabi Adam as (manusia pertama), dan Allah tidak pernah memerintahkan malaikat dan iblis untuk hormat kepada hewan. Hal tersebut cukup membuktikan bahwa sejarah manusia dengan hewan diciptakan dengan penciptaan yang berbeda dan tidak segaris keturunan.
Menurut pandangan kami sebagai ilmuwan biologi dengan agama sebagai landasan hidup, Kami akan kembali pada agama saya dan percaya bahwa di dalam Al-Quran telah dinyatakan mengenai penciptaan makhluk hidup, dan didalam Al-Quran tidak ada penjelasan mengenai adanya evolusi atau perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. Dari sudut pandang agama juga telah dijelaskan bahwa manusia berasal dari manusia pertama yaitu Nabi Adam seperti yang telah dijelaskan didalam Al-Quran pada surah Al-Baqarah (2) ayat 30-39 dan surah Al-Imran (3) ayat 59 . Akan tetapi, sebagai seorang ilmuwan yang bijak tidak selayaknya menyimpulkan sesuatu hanya berdasarkan salah satu sudut pandang saja melainkan juga harus dibuktikan dengan adanya fakta dan bukti ilmiah. Berdasarkan hal itu pula, Secara ilmiah teori Darwin belum runtuh, sebelum ditemukannya bukti-bukti empiris yang bertentangan dengan kesimpulan tersebut. Akan tetapi hingga saat ini pun, kepastian atau kesahihan mengenai teori evolusi tersebut masih menjadi sebuah pembahasan yang belum menemukan sebuah konklusi dan masih menimbulkan banyak perdebatan. Layaknya nama dari cabang ilmu ini, teori evolusi juga mengalami evolusi menjadi lebih modern "modern evolusi" sebagai sebuah implementasi perkembangan keilmuan dari manusia seiring zaman berjalan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kembali pada harfiah sebuah teori, dimana itu berasal dari pendapat seorang manusia (ilmuwan) maka sudah sewajarnya jika memiliki celah pada teori akibat dari terbatasnya cara manusia memandang dan berpikir tentang dunia dan alam semesta. Setiap makhluk hidup memang berevolusi dalam arti mengalami perubahan seiring waktu akibat pengaruh lingkungan (seleksi alam) dan mutasi gen. Proses tersebut merupakan bentuk adaptasi agar tetap bertahan di lingkungan. Asal-usul kehidupan tidak sesederhana seperti yang terbukti dengan adanya penemuan struktur molekul DNA yang rumit tidak mungkin timbul karena kebetulan. Dalam catatan fosil juga tidak menunjukkan adanya bentuk transisional serta menunjukkan penciptaan tiap kelompok makhluk hidup secara terpisah. Sehingga, sebagai seorang ilmuwan yang paham agama dan berpegang teguh pada Al-Qur’an, manusia tidak berasal dan berevolusi dari kera. Setiap orang yang beragama dan memiliki Tuhan berhak menjurus pada pedomannya sendiri kitab suci yang langsung berasal dari Sang Pencipta alam semesta yang tak punya keterbatasan dalam segala hal layaknya manusia.
Jadi bagaimana pendapat teman-teman apakah makhluk hidup mengalami evolusi melalui penjelasan di atas? untuk melengkapi pemahaman teman-teman jangan lupa kunjungi referensi terkait yang terlampir ya, jangan lupa terus semangat sampai jumpa di minggu selanjutnya :)
Referensi :
Akkaraju, S. & Wolf, A. 2016. Teaching Evolution: The Blog as a Liming Space. Journal of Effective Teaching, 16(2).