Hallo teman-teman, dipertemuan ke-11 ini, kita belajar tentang mekanisme evolusi. Ada yang tahu? apa saja mekanisme evolusi itu? Yuk, simak penjelasannya!
Konsep spesies menurut biologi, spesies sebagai anggota populasi yang berpotensi kawin silang di alam, tidak berdasarkan kesamaan penampilan. Meskipun penampilan membantu dalam mengidentifikasi spesies. Namun, konsep spesies biologis memiliki keterbatasan (walaupun ia bekerja dengan baik untuk banyak organisme dan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan teori evolusi). Untuk mengatasi beberapa keterbatasan ini, "konsep spesies" seperti:
Konsep pengenalan spesies: spesies adalah sekumpulan organisme yang dapat saling mengenali sebagai calon pasangan.
Konsep spesies fenetik: spesies adalah kumpulan organisme yang secara fenotip mirip dan terlihat berbeda dari kumpulan organisme lain.
Konsep spesies filogenetik: spesies adalah "ujung" pada filogeni, yaitu, kumpulan organisme terkecil yang berbagi nenek moyang dan dapat dibedakan dari kumpulan lain semacam itu.
Laba-laba wajah bahagia ini terlihat berbeda, tetapi karena mereka dapat kawin silang, mereka dianggap sebagai spesies yang sama: Theridion grallator.
Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru yang berbeda dari sebelumnya yaitu terjadinya pemisahan garis keturunan yang menghasilkan dua atau lebih spesies yang terpisah melalui proses yang natural. Bayangkan jika sedang melihat ujung pohon kehidupan yang merupakan spesies lalat buah. Pindahkan filogeni ke tempat ranting lalat buah Anda terhubung ke bagian pohon lainnya. Titik percabangan itu, dan setiap titik percabangan lainnya di pohon, adalah peristiwa spesiasi. Pada saat itu perubahan genetik menghasilkan dua garis keturunan lalat buah yang terpisah, dimana sebelumnya hanya ada satu garis keturunan. ada beberapa faktor yg mendorong terjadinya spesiasi yaitu:
Geography Isolation : terjadi saat 2 populasi dari satu spesies yang sama terpisah karena penghalang fisik atau peristiwa geografi. Para ilmuwan berpikir bahwa isolasi geografis adalah cara umum untuk memulai proses spesiasi: perubahan arah sungai, benua melayang, organisme bermigrasi, dan apa yang dulunya populasi berkelanjutan dibagi menjadi dua atau lebih populasi yang lebih kecil.
Reduction Gene Flow (Reduksi Aliran Gen) : terjadi saat aliran gen secara terus menerus terjaga populasi dan keturunannya akan menyebabkan mengurangi variasi genetika antar dua kelompok. Cara spesiasi dengan reduksi aliran gen adalah dengan rekombinasi gene pool antar kelompok populasi.
Mikroevolusi adalah evolusi dalam skala kecil pada satu populasi. Itu berarti mempersempit fokus kita pada satu cabang pohon kehidupan. Berdasarkan gambar diatas, Jika diperbesar salah satu cabang filogeni pohon kehidupan dalam hal ini serangga. Terlihat filogeni lain yang menghubungkan semua garis keturunan serangga yang berbeda. Jika terus diperbesar, memilih cabang yang mewakili kumbang, akan terlihat filogeni lain yang berhubungan dengan spesies kumbang yang berbeda. Cabang filogeni dapat terus memperbesar hingga terlihat hubungan antara populasi kumbang. Untuk mengetahui bahwa telah terjadi perubahan populasi makhluk hidup adalah dengan melihat adanya perubahan frekuensi gen (Perubahan frekuensi gen dari waktu ke waktu berarti bahwa populasi telah berevolusi).
Mikroevolusi disebabkan oleh empat faktor yang berbeda: mutasi, seleksi (baik yang alami maupun buatan), aliran gen, dan hanyutan genetik.
Mutasi : Beberapa “gen hijau” bermutasi secara acak menjadi “gen coklat” (walaupun karena mutasi tertentu jarang terjadi, proses ini saja tidak dapat menjelaskan perubahan besar dalam frekuensi alel selama satu generasi).
Migrasi (atau aliran gen) : Beberapa kumbang dengan gen coklat bermigrasi dari populasi lain, atau beberapa kumbang yang membawa gen hijau bermigrasi.
Penyimpangan genetik : Ketika kumbang bereproduksi, frekuensi gen acak lebih banyak gen coklat daripada gen hijau yang berakhir pada keturunannya.
Seleksi alam : Kumbang dengan gen coklat lolos dari predasi dan bertahan untuk bereproduksi lebih sering daripada kumbang dengan gen hijau, sehingga lebih banyak gen coklat masuk ke generasi berikutnya.
Makroevolusi merupakan transformasi skala besar dalam evolusi. Umumnya mengacu di atas tingkat spesies. Berdasarkan gambar skema tersebut, apabila pohon filogeni diperkecil , maka akan terlihat sejarah kehidupan dari kumbang dan hubungan kekerabatannya dengan genus lain dalam kelas insecta. Jika terus diperbesar akan tampak pula kelas-kelas lain dalam filum arthropoda hingga dapat ditelusuri hubungannya dengan kumbang tersebut melalui garis pohon filogeni.
Ada 4 pola umum yang mempengaruhi garis kehidupan dalam makroevolusi
Statis : Banyak garis keturunan di pohon kehidupan menunjukkan stasis artinya mereka tidak banyak berubah untuk waktu yang lama. Namun, beberapa garis keturunan telah berubah sangat sedikit untuk waktu yang lama sehingga mereka sering disebut sebagai fosil hidup.
Perubahan Karakter: Garis keturunan dapat berubah dengan cepat/lambat. Perubahan karakter dapat terjadi dalam satu arah, seperti mengembangkan segmen tambahan atau kehilangan segmen tubuh. Perubahan dapat terjadi dalam satu garis keturunan atau melintasi beberapa garis keturunan.
Spesiasi: Pola pemisahan garis keturunan dapat diidentifikasi dengan mengidentifikasi pohon filogeni. Pohon filogeni mungkin mengungkapkan bahwa garis keturunan tertentu telah mengalami pemisahan garis keturunan yang terjadi.
Kepunahan: Kepunahan merupakan peristiwa yang sering atau jarang terjadi dalam satu garis keturunan, atau dapat terjadi secara bersamaan di banyak garis keturunan (kepunahan massal). Setiap garis keturunan memiliki peluang untuk punah, kepunahan massal mempersingkat masa hidup banyak spesies, dan hanya tiga yang bertahan.
Perbedaan Mikroevolusi dengan Makroevolusi.
Mikroevolusi terjadi pada tingkat populasi, sedangkan Makroevolusi terjadi pada tingkat di atas spesies
Mikroevolusi sebagai perubahan frekuensi alel dalam suatu populasi dari generasi ke generasi, sedangkan Makroevolusi asal usul kelompok-kelompok organisme baru, seperti mamalia atau tumbuhan berbunga, melalui serangkaian peristiwa spesiasi.
Studi Mikroevolusi didasarkan pada percobaan molekuler sedangkan studi Makroevolusi biasanya berdasarkan data fosil
Mikroevolusi dapat dibuktikan secara eksperimental, sedangkan Makroevolusi sulit dibuktikan secara eksperimental.