Asal usul makhluk berasal dari tempat dan kurun waktu yang berbeda-beda. yuk simak baik-baik penjelasannya!
TEORI ABIOGENESIS DAN BIOGENESIS
Teori Abiogenesis disebut juga Teori Generatio Spontane. Generatio spontanea berarti penciptaan yang terjadi secara spontan. Menurut teori Abiogenesis makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup atau dengan kata lain makhluk hidup ada dengan sendirinya. Teori Abiogenesis dicetuskan pertama kali oleh Aristoteles (384 - 322 SM) yang kemudian oleh seorang ilmuwan Inggris pada tahun 1700 bernama Nedhan. Nedhan menyimpulkan bahwa bakteri berasal dari air kaldu.
Teori Abiogenesis gugur karena pada abad ke-17, setelah Antonie van Leeuwenhoek berhasil membuat mikroskop. Penemuan mikroskop inilah yang mengawali berbagai macam percobaan untuk menguji teori-teori Abiogenesis. Leeuwenhoek mencoba mengamati air rendaman jerami dengan menggunakan mikroskop temuannya. Ternyata terlihat bahwa di dalam setetes air rendaman jerami tersebut terdapat benda-benda aneh yang sangat renik. Para pendukung teori Abiogenesis menyatakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari jerami yang membusuk. Akan tetapi, Leeuwenhoek menolak pernyataan itu dengan mengemukakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari udara.
Teori biogenesis dimana S.Loiuis Pasteur (1822-1895) melakukan penelitian kemudian mengemukakan bahwa mikroba yang terbukti hanya berasak dari mroba lain (kehiduoan dari kehidupan) Teori biogenesis adalah suatu teori yang mengemukakan bahwa asal kehidupan suatu makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula. Semboyan teori Biogenesis adalah “omne vivum ex ovo” (makhluk hidup berasal dari telur) “omne vivum ex vivo” (makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang telah ada). Tokoh pendukung teori ini antara lain Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
PERCOBAAN FRANCESCO REDI
Francisco Redi adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Italia, ia merupakan orang pertama yang membantah teori Generatio Spontanea. Ia menggunakan daging segar yang diletakkan di dalam tiga tabung. Perlakuan tabung I dibiarkan terbuka, tabung II ditutup kain kasa dan tabung III dititp dengan rapat. Setelah beberapa hari:
Tabung I: terdapat lalat pada tabung dan belatung pada daging.
Tabung II: terdapat belatung pada jaring, tetapi tidak ada lalat atau belatung pada daging
Tabung III: tidak terdapat lalat maupun belatung di dalamnya.
Redi berkesimpulan bahwa belatung tidak terbentuk dari daging yang membusuk, melainkan berasal dari telur lalat yang tertinggal pada daging dan kain kasa pada saat lalat hinggap. Dari hal ini maka teori Abiogenesis runtuh diganti dengan teori Biogenesis yaitu bahwa makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, melainkan dari makhluk hidup juga.
PERCOBAAN LAZZARO SPLLANZANI
Spallanzani adalah seorang tokoh ilmuwan dari Italia. Ia melakukan kegiatan eksperimen pada tahun 1765, untuk menentang teori Nedham. Spallanzani mengadakan pembuktian dengan air kaldu yang ditempatkan di dalam tabung. Labu pertama diisi air kaldu dan dipanaskan selama beberapa menit, kemudian dibiarkan tetap terbuka. Labu kedua diisi air kaldu, kemudian ditutup dengan rapat dan dipanaskan selama beberapa menit. Setelah beberapa lama pada labu pertama air kaldu keruh dan pada labu kedua air kaldu tetap jernih, .
Labu I: air kaldu berubah menjadi keruh dan baunya tidak enak
Labu II: air kaldu tidak mengalami perubahan (air tetap jernih), tidak berbau, dan tidak mengandung mikroorganisme.
Spallanzani berkesimpulan bahwa mikroba yang terdapat pada air kaldu labu I bukan berasal dari air kaldu tetapi berasal dari mikroba sebelumnya yang tersebar di udara. Hasil percobaannya sama dengan Francisco Redi yaitu makhluk hidup berasal dari sesuatu yang hidup. Spallanzani menjelaskan bahwa kegagalan percobaan Nedham karena Nedham tidak merebus tabung cukup lama sampai semua organisme terbunuh dan Nedham juga tidak menutup leher tabung dengan rapat sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh.
PERCOBAAN LOUIS PASTEUR
Louis Pasteur melakukan percobaan pada tahun 1864. Tujuan percobaan Pasteur adalah untuk menguji dan memperbaiki percobaan dari Redi dan Spallanzani. Pasteur membuat labu berleher angsa, yang agak tertutup namun masih dapat berhubungan dengan udara. Prinsip tabung ini adalah udara dapat masuk ke dalam tabung, tapi debu akan menempel pada lengkungan leher tabung.
Percobaan yang dilakukan oleh Pasteur adalah merebus kaldu hingga mendidih kemudian kaldu tersebut didiamkannya beberapa saat di dalam tabung leher angsa. Setelah beberapa hari, bakteri tidak tumbuh pada kaldu tersebut. Namun, apabila tabung dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukaan pipa, air kaldu tersebut akan terkontaminasi oleh mikroorganisme udara. Akibatnya setelah beberapa waktu, air kaldu akan keruh karena terdapat mikroorganisme.