Bapak dan Ibu calon guru penggerak,
Setelah mempelajari modul 1.1, 1.2, dan 1.3, tentunya saat ini Anda sudah memahami bahwa sebagai pendidik, Anda diibaratkan sebagai seorang petani yang memiliki peranan penting untuk menjadikan tanamannya tumbuh subur. Anda akan memastikan bahwa tanah tempat tumbuhnya tanaman adalah tanah yang cocok untuk ditanami. Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa,
“…kita ambil contoh perbandingannya dengan hidup tumbuh-tumbuhan seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang pendidik) yang menanam padi misalnya, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi dan lain sebagainya.” (Lampiran 1. Dasar-Dasar Pendidikan. Keluarga, Th. I No.1,2,3,4., Nov, Des 1936., Jan, Febr. 1937)
Dari uraian tersebut, kita dapat memahami bahwa sekolah diibaratkan sebagai tanah tempat bercocok tanam sehingga guru harus mengusahakan sekolah jadi lingkungan yang menyenangkan, menjaga, dan melindungi murid dari hal-hal yang tidak baik. Dengan demikian, karakter murid tumbuh dengan baik. Sebagai contoh, murid yang tadinya malas menjadi semangat, bukan kebalikannya. Murid akan mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran bila lingkungan di sekelilingnya terasa aman dan nyaman. Selama seseorang merasakan tekanan-tekanan dari lingkungannya, maka proses pembelajaran akan sulit terjadi.
Dengan demikian, salah satu tanggung jawab seorang guru adalah bagaimana menciptakan suatu lingkungan positif yang terdiri dari warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, saling bekerja sama sehingga tercipta kebiasaan-kebiasaan baik; dari kebiasaan-kebiasaan baik akan tumbuh menjadi karakter-karakter baik warga sekolah, dan pada akhirnya karakter-karakter dari kebiasaan-kebiasaan baik akan membentuk sebuah budaya positif.
Cobalah amati lingkungan sekolah Anda sendiri saat ini, bagaimana suasananya? Bagaimana murid-murid saling berinteraksi, bagaimana guru saling bertegur sapa, bagaimana guru menyapa murid, bagaimana guru menyelesaikan suatu permasalahan atau konflik antar murid? Suasana atau budaya yang berkembang di sekolah Anda saat ini, secara tidak langsung menjadi cermin dari tujuan mulia atau nilai-nilai yang sekolah atau institusi Anda anut dan yakini selama ini. Untuk itulah menciptakan lingkungan positif agar terbentuk suatu budaya positif adalah suatu proses perjalanan pendidikan yang harus kita jalani, karena ini merupakan tanggung jawab kita sebagai seorang pendidik, sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Suatu lingkungan yang aman dan nyaman akan memberikan murid kesempatan dan kebebasan untuk berproses, belajar, membuat kesalahan, belajar lagi, sehingga mampu menerima dan menyerap suatu pembelajaran. Perlu diingat, selama seseorang merasakan tekanan-tekanan dari lingkungannya, maka proses pembelajaran akan sulit terjadi. Dan salah satu tanggung jawab kita sebagai pendidik adalah menghilangkan atau ‘mencabut’ gangguan-gangguan yang menghalangi proses pengembangan potensi murid.
Apa pentingnya menciptakan suasana positif di lingkungan Anda?
Jawaban: Dengan menciptakan lingkungan yang positif, kita dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan orang-orang di sekitar kita, serta merasa lebih bahagia dan terhubung dengan lingkungan. Lingkungan yang positif akan berdampak positif pula bagi kita. Kita akan menjadi lebih bersemamgat, termotivasi, dan mendapatkan ketenangan hidup. Lingkungan yang positif membuat kita bisa terus maju dan memperbaiki diri menjadi lebih baik, bersama orang-orang di sekitar kita dengan energi yang sama..
Sebagai seorang pendidik dan/atau pimpinan sekolah, bagaimana Anda dapat menciptakan suasana positif di lingkungan Anda selama ini?
Jawaban: Sebagai seorang pendidik, saya dapat menciptakan suasana positif di lingkungan saya selama ini dengan cara : 1. Menciptakan hubungan yang positif melalui komunikasi baik dengan KS, guru, orang tua dan murid. 2. Menguatkan perilaku baik yang dilakukan siswa. Sebagai contoh, apabila ada siswa yang ramai dan tidak mendengarkan, guru dapat berterima kasih pada siswa yang mendengarkan, seperti menyampaikan kalimat : “terima kasih karena sudah mendengarkan”, “terima kasih karena mengikuti instruksi dengan baik”. 3. Menanamkan suasana kelas yang bersahaja. Cara menciptakan suasana kelas yang bersahaja dengan menerapkan 6S (Senyum, Salam, Salim, Sapa, Sopan dan Santun). Hal ini tidak hanya menjadi pembiasaan, tetapi menjadi budaya sekolah.
Apakah hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid?
Jawaban: Hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid adalah adanya hubungan atau keterkaitan, karena dengan suasana positif yang telah tercipta akan otomatis menciptakan proses pembelajaran yang berpihak pada murid.
Bagaimana penerapan disiplin saat ini di sekolah Anda, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang menurut Anda masih perlu diperbaiki dan dikembangkan?
Jawaban: Penerapan disiplin di sekolah saya sebenarnya sudah berjalan baik akan tetapi belum sepenuhnya efektif. dari pihak murid maupun guru kadang masih belum bisa hadir tepat waktu dan pembiasaan piket rutin 6S juga belum konsisten. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Perlu mengembangkan keteladanan guru terkait budaya tertib waktu dalam rangka menciptakan kedisiplinan di lingkungan belajar.
Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada diri Anda, sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang memiliki pengaruh pada warga sekolah, terutama murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini?
Jawaban: Harapan saya setelah mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif di sekolah adalah menjadi seorang pendidik yang bisa memimpin diri saya sendiri sehingga menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam menuntun dan membimbing murid untuk meraih masa depan. Saya juga berharap bisa menjadi pelopor dalam menerapkan budaya positif di lingkungan sekolah.
Apa saja harapan-harapan yang ingin Anda lihat berkembang pada murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini?
Jawaban: Harapan-harapan yang ingin saya lihat berkembang pada murid-murid sayasetelah mempelajari modul ini adalah murid juga akan berperan aktif dalam menciptakan budaya positif. Murid semakin semangat dan termotivasi untuk belajar. Dengan budaya positif diharapkan juga tidak ada bullying di sekolah antar murid
Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?
Jawaban: Kegiatan, materi, manfaat yang saya harapkan ada dalam modul ini adalah saya ingin belajar materi dan mempraktekkan langsung tentang segitiga restitusi. Manfaat yangs saya harapkan bisa menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun di sekolah saya.
Mungkin pada awalnya motivasi Anda mengikuti Program Guru Penggerak ini karena ingin mendapatkan suatu penghargaan tertentu. Namun seiring Anda mengikuti program ini dan kemudian menikmatinya, mungkinkah motivasi Anda berubah menjadi sebuah keinginan untuk menjadi guru dengan nilai-nilai yang Anda yakini? Bila itu terjadi, apa dampaknya untuk diri Anda? Apa yang Anda dapatkan, mengapa hal itu penting untuk Anda?
Jawaban: Motivasi awal saya mengikuti Program Guru Penggerak ini adalah untuk menambah ilmu dan wawasan dalam hal pendidikan untuk bisa saya terapkan dalam pembelajaran di kelas atau sekolah saya. Motivasi saya ini terus dikuatkan ketika mempelajari materi-materi yang ada di program guru penggerak ini. Saya termotivasi untuk menjadi guru dengan nilai-nilai guru penggerak dan menanamkan serta menuntun murid untuk mewujudkan nilai profil pelajar Pancasila. Materi-materi yang ada selama PGP ini sangat berdampak bagi saya. Mengubah pola pandang saya terhadap murid dari objek menjadi subjek. Dari pembelajaran yang saya kontrol menjadi pembelajaran yang berpihak pada murid. Dari guru sebagai pusat pembeljaran menjadi guru sebagai fasilitator.
Sebagai seorang pendidik, saat Anda perlu hadir di suatu pelatihan, motivasi apakah yang mendasari tindakan Anda?
Apakah Anda hadir karena tidak ingin ditegur oleh pihak panitia atau pengawas Anda, dan mendapatkan surat teguran (menghindari ketidaknyamanan dan hukuman), atau
Anda ingin dilihat dan dipuji oleh lingkungan Anda, atau mendapat penghargaan sebagai kepala sekolah berprestasi? (mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain), atau
Anda ingin menjadi pemelajar sepanjang hayat, menjadi orang yang berusaha dan bertanggung jawab serta menghargai diri Anda sendiri sebagai teladan bagi murid-murid Anda, guru-guru Anda, serta lingkungan Anda karena Anda percaya, tindakan Anda sebagai pemimpin pembelajaran akan jadi panutan oleh lingkungan Anda (menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri).
Manakah motivasi yang paling kuat mendasari tindakan Anda, atau adakah suatu proses perubahan motivasi antara dua motivasi?
Jawaban: Motivasi yang paling kuat mendasari tindakan saya saat mengikuti pelatihan adalah saya ingin menjadi pemelajar sepanjang hayat, menjadi orang yang berusaha dan bertanggung jawab serta menghargai diri saya sendiri sebagai teladan bagi murid-murid, guru-guru, serta lingkungan karena saya percaya, tindakan saya sebagai pemimpin pembelajaran akan jadi panutan oleh lingkungan saya (menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri).
Bila di sekolah Anda tidak ada aturan yang memberikan surat teguran bagi karyawan yang sering datang terlambat, atau tidak ada atasan yang memberikan Anda penghargaan menjadi karyawan terbaik, karena sering tepat waktu, apakah Anda akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda? Jelaskan alasan Anda.
Jawaban: "Saya akan tetap datang sebelum pembelajaran di mulai di kelas walaupun tidak ada reward dan punishment tentang kedatangan ke sekolah". Karena hal itu sudah menjadi kebiasaan saya untuk menjadi teladan bagi murid-murid saya untuk tidak datang terlambat. Saya bisa mempersiapkan diri untuk pembelajaran hari itu dan menyapa murid saat mereka datang.
Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi yang disebutkan pada pertanyaan sebelumnya, motivasi manakah yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid Anda di sekolah? Jelaskan.
Jawaban: Menurut saya ada 2 motivasi yang mendasari perilaku murid-murid saya di sekolah adalah : 1. Motivasi untuk menghindari ketidaknyamanan dan hukuman di kelas. Misalnya murid tidak datang terlambat karena takut di hukum. 2. Motivasi dari diri untuk bisa bermain bersama teman sebelum pelajaran di mulai
Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid-murid Anda, bagaimana hasilnya pada perilaku murid-murid Anda?
Jawaban: Guru harus memiliki strategi khusus untuk dapat mengubah sikap dan karakter siswa lebih baik karena hal tersebut juga menjadi bagian dari tujuan pembelajaran. Mendisiplinkan siswa mungkin tidak mudah, tetapi ini penting dilakukan agar siswa bisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan memahami materi. Kedisiplinan siswa juga dapat mengubah suasana kelas menjadi lebih tertib dan nyaman. Untuk mendisiplinkan siswa harus dilakukan dengan kesabaran dan tidak dengan paksaan. Pasalnya, mendisiplinkan dan memaksa siswa adalah dua hal yang berbeda. Memaksa adalah sesuatu yang dilakukan atas keterpaksaan dan bukan dalam hati nurani. Berbeda dengan cara mendisiplinkan siswa, cara mendisiplinkan siswa dengan cara positif adalah berdiskusi, mengajaknya untuk berpikir kreatif, dan memecahkan masalah. Membuat kesepakatan kelas juga saya terapkan di kelas.
Nilai-nilai kebajikan apa yang Anda rasakan penting saat ini untuk ditanamkan pada murid-murid Anda di kelas/sekolah Anda? Mengapa?
Jawaban: Nilai kebajikan profil pelajar Pancasila sangat penting untuk ditanamkan pada murid saya di kelas karena Profil Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi dan wawasan global serta berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Sekarang, mari pikirkan tentang diri Anda sendiri. Anda sekarang mengikuti Program. Guru Penggerak, mengapa Anda mengikuti program ini? Apakah bila Anda tidak mengikuti program ini, akan ada hal yang menyakitkan yang akan terjadi pada Anda? Apakah ada hadiah atau penghargaan setelah Anda mengikuti program ini? Atau apakah Anda mengikuti program ini karena Anda ingin menjadi seorang guru dengan nilai-nilai yang Anda yakini, misalnya menjadi seorang guru pemelajar? Apa dampak ketiga motivasi tersebut pada diri Anda sebagai calon guru penggerak? Yang mana motivasi yang paling akan berdampak jangka panjang dan membuat Anda terus bersemangat secara internal?
Mungkin pada awalnya motivasi Anda mengikuti program ini karena ingin mendapat penghargaan. Namun seiring Anda mengikuti program ini dan kemudian menikmatinya, mungkinkah motivasi Anda akan berubah menjadi sebuah pemahaman untuk menjadi guru dengan nilai-nilai yang Anda yakini? Bila itu terjadi, dampaknya pada diri Anda?
Jawaban: Motivasi awal saya mengikuti Program Guru Penggerak ini adalah untuk menambah ilmu dan wawasan dalam hal pendidikan untuk bisa saya terapkan dalam pembelajaran di kelas atau sekolah saya. Motivasi saya ini terus dikuatkan ketika mempelajari materi-materi yang ada di program guru penggerak ini. Saya termotivasi untuk menjadi guru dengan nilai-nilai guru penggerak dan menanamkan serta menuntun murid untuk mewujudkan nilai profil pelajar Pancasila. Materi-materi yang ada selama PGP ini sangat berdampak bagi saya. Mengubah pola pandang saya terhadap murid dari objek menjadi subjek. Dari pembelajaran yang saya kontrol menjadi pembelajaran yang berpihak pada murid. Dari guru sebagai pusat pembeljaran menjadi guru sebagai fasilitator.
Sebagai seorang guru, saat Anda hadir mengajar di kelas tepat waktu, motivasi apakah yang mendasari tindakan Anda? Apakah Anda datang tepat waktu karena tidak ingin ditegur oleh atasan Anda dan kemudian mendapat surat peringatan (menghindari ketidaknyamanan dan hukuman) atau Anda ingin mendapatkan pujian dari atasan Anda dan mendapat penghargaan sebagai karyawan atau guru berprestasi? (mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain), atau Anda ingin menjadi orang yang menghargai waktu, menghargai diri Anda sendiri sebagai teladan bagi murid-murid Anda karena Anda percaya, tindakan Anda sebagai guru akan dicontoh oleh murid-murid Anda (menghargai nilai-nilai diri sendiri). Manakah motivasi yang paling kuat mendasari tindakan Anda? Atau bahkan kombinasi dari dua motivasi, atau bahkan ketiga-tiganya?
Jawaban: Motivasi saya hadir di kelas tepat waktu adalah supaya saya bisa menjadi teladan bagi murid saya untuk menghargai waktu yang ada. Saya bisa mempersiapkan diri untuk pembelajaran hari itu dan menyapa murid saat mereka datang. Motivasi yang paling kuat mendasari tindakan saya adalah mengjarhai nilai-nilai diri sendiri.
Bila di sekolah Anda tidak ada peraturan yang mengharuskan guru datang tepat waktu dan tidak ada surat teguran bagi guru yang datang terlambat, dan tidak ada atasan yang memuji Anda, apakah Anda akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-murid Anda? Jelaskan alasan Anda.
Jawaban: "Saya akan tetap datang sebelum pembelajaran di mulai di kelas walaupun tidak ada reward dan punishment tentang kedatangan ke sekolah". Karena hal itu sudah menjadi kebiasaan saya untuk menjadi teladan bagi murid-murid saya untuk tidak datang terlambat. Saya bisa mempersiapkan diri untuk pembelajaran hari itu dan menyapa murid saat mereka datang.
Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi tadi, motivasi manakah yang saat ini paling banyak mendasari perilaku murid-murid Anda di sekolah? Jelaskan!
Jawaban: Menurut saya ada 2 motivasi yang mendasari perilaku murid-murid saya di sekolah adalah : 1. Motivasi untuk menghindari ketidaknyamanan dan hukuman di kelas. Misalnya murid tidak datang terlambat karena takut di hukum. 2. Motivasi dari diri untuk bisa bermain bersama teman sebelum pelajaran di mulai
Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada murid-murid anda, bagaimana hasilnya pada perilaku murid-murid Anda?
Jawaban: Guru harus memiliki strategi khusus untuk dapat mengubah sikap dan karakter siswa lebih baik karena hal tersebut juga menjadi bagian dari tujuan pembelajaran. Mendisiplinkan siswa mungkin tidak mudah, tetapi ini penting dilakukan agar siswa bisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan memahami materi. Kedisiplinan siswa juga dapat mengubah suasana kelas menjadi lebih tertib dan nyaman. Untuk mendisiplinkan siswa harus dilakukan dengan kesabaran dan tidak dengan paksaan. Pasalnya, mendisiplinkan dan memaksa siswa adalah dua hal yang berbeda. Memaksa adalah sesuatu yang dilakukan atas keterpaksaan dan bukan dalam hati nurani. Berbeda dengan cara mendisiplinkan siswa, cara mendisiplinkan siswa dengan cara positif adalah berdiskusi, mengajaknya untuk berpikir kreatif, dan memecahkan masalah. Membuat kesepakatan kelas juga saya terapkan di kelas.
Nilai-nilai kebajikan apa yang Anda berusaha tanamkan pada murid-murid Anda di kelas dan sekolah Anda?
Jawaban: Nilai kebajikan profil pelajar Pancasila sangat penting untuk ditanamkan pada murid saya di kelas karena Profil Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi dan wawasan global serta berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Iva kurang menguasai pelajaran Matematika, sehingga pada saat pelajaran tersebut berlangsung, dia lebih banyak berdiam diri atau menggambar di buku pelajarannya. Pada saat guru Matematikanya, Pak Seno, menanyakan pertanyaan Iva menjadi gugup, dan tak sengaja menjatuhkan tasnya dari kursi, serta tiba-tiba menjadi gagap pada saat berupaya menjawab. Seluruh kelas pun tertawa melihat perilaku Iva yang bicara tergagap dan terkejut tersebut. Pak Seno pada saat itu membiarkan teman-teman Iva menertawakan Iva yang tergagap dan malu luar biasa, dan malahan minta Iva untuk maju ke depan dan berdiri di depan kelas sambil menunjuk hidungnya karena tidak bisa menjawab pertanyaan Pak Seno. Kelas makin gaduh, dan anak-anak pun tertawa melihat Iva di depan kelas memegang ujung hidungnya. Jawablah kedua pertanyaan ini, dan berilah minimal 2 tanggapan terhadap jawaban rekan Anda.
Apakah Anda setuju dengan tindakan pak Seno terhadap Iva? Mengapa? Menurut Anda, tindakan Pak Seno terhadap Iva adalah sebuah hukuman atau konsekuensi? Mengapa?
Jawaban: 1. Saya tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh Pak Seno kepada Iva karena itu membuat anak trauma dan akan mengenang hal yang tidak baik sampai dia dewasa. Pak Seno secara tidak langsung sudah mempermalukan iva di depan teman-temannya. Iva akn sangat malu di depan teman-temannya. 2. Tindakan Pak Seno kepada Iva termasuk hukuman karena Iva tidak bisa mengerjakan matematika. Pak Seno hanya memberikan hukuman bukan mencari tahu mengapa Iva tidak bisa mengerjakan dan bagaimana solusi supaya Iva bisa paham materi matematika.
Ibu Anas guru kelas 2 SD, mendapatkan masalah. Murid-muridnya tidak bisa tertib berdiri antri di depan pintu kelas, dan selalu berebutan masuk ke dalam kelas setelah jam istirahat usai. Ini tentunya sangat mengganggu proses pembelajaran dimana kelas tidak dapat mulai tepat waktu karena Ibu Anas sibuk menenangkan murid-muridnya untuk waktu cukup lama. Akhirnya Bu Anas berpikir cepat, dan mengandalkan stiker bintang. Setiap murid-muridnya akan masuk kelas usai jam istirahat, Bu Anas akan mengiming-imingi murid-muridnya dengan stiker bintang. “Siapa yang dapat berdiri lurus dan berbaris rapi antri di depan pintu, dapat bintang dari Bu Anas!” Sebagian besar murid-muridnya menyambut tantangan tersebut, dan langsung berdiri rapi di depan pintu agar mendapatkan stiker bintang. Hal ini terus dilakukan Bu Anas selama beberapa minggu, karena cukup berhasil membuat murid-muridnya berdiri rapi antri di depan pintu. Sampai pada suatu saat Bu Anas sakit, dan terpaksa digantikan Pak Heru. Pak Heru tidak mengetahui tentang stiker bintang, dan benar saja, pada saat mau masuk ke kelas usai jam istirahat murid-murid kelas 2 kembali berebutan masuk kelas. Apa yang terjadi, mengapa?
Jawablah ketiga pertanyaan ini, dan berilah minimal 2 tanggapan terhadap jawaban rekan Anda.
Berdasarkan teori motivasi yang telah Anda pelajari pada pembelajaran sebelumnya, kira-kira apa motivasi murid-murid kelas 2 untuk bersedia berdiri antri sebelum masuk kelas? Adakah cara lain agar murid-murid kelas 2 bersedia antri di depan kelas tanpa diberi penghargaan stiker bintang? Jelaskan.
Jawaban: 1. Motivasi murid-murid kelas 2 bersedia antri di depan kelas karena berdasarkan teori motivasi yang ke-2 yaitu memperoleh penghargaan/hadiah (reward) berupa stiker bintang, belum ada motivasi intern dari murid sendiri. 2. Cara lain adalah membuat keyakinan kelas berdasarkan pendapat masing-masing murid. Semua murid harus memiliki kesepakatan bersama.
Bacalah kedelapan pembahasan tentang ‘Dihukum oleh Penghargaan’ yang dirangkum dalam kotak pada halaman sebelumnya. Rangkuman itu berisi pernyataan-pernyataan atau hasil penelitian yang dikumpulkan oleh pakar pendidikan Alfie Kohn. Pilihlah dua kotak yang berisi pernyataan atau hasil penelitian yang paling menarik atau menantang untuk Anda. Tuliskan tanggapan Anda terhadap pernyataan/hasil penelitian yang Anda pilih tersebut, kemudian berilah minimal 2 tanggapan atas jawaban/tanggapan rekan Anda.
Jawaban: Pernyataan yang menarik bagi saya adalah "Penghargaan Tidak Efektif" dan "Penghargaan Merusak Hubungan". Saya pernah melakukan pemberiaan penghargaan bagi murid yang mendapatkan nilai bagus diberi sticker hebat. Hal ini ternyata membuat murid lain merasa kecewa dan berkecil hati. Saya juga tertarik dengan penghargaan merusak hubungan. Jika seorang guru sering memberikan penghargaan kepada murid-muridnya, besar kemungkinan murid-muridnya termotivasi hanya untuk menyenangkan gurunya. Mereka tidak akan bersikap jujur kepada guru tersebut. Penghargaan yang saya berikan ternyata malah menciptakan persaingan di kelas.
Kegiatan Tampak Seperti/Tidak Tampak Seperti. Sekarang tugas mandiri Anda adalah, silahkan coba melakukan pemetaan seperti kegiatan sebelumnya. Tersedia 2 butir Keyakinan Kelas 5 (lihat contoh) yang disediakan dalam bentuk Tabel T. Tuliskan gagasan-gagasan Anda tentang contoh perwujudan dari 2 keyakinan tersebut, tampak seperti apa dan tidak tampak seperti apa? Selanjutnya isilah bagaimana perwujudan dari Keyakinan Kelas 1 berikut: "setiap anggota kelas melakukan tugas". Tuliskan apa yang ingin Anda dengar, lihat, dan lakukan dalam format Tabel Y, seperti di bawah:
Kegiatan Tugas Saya-Tugas Kamu (Tugas Guru-Tugas Murid). Coba Anda lakukan kegiatan Tugas Saya-Tugas Kamu dengan murid-murid di sekolah Anda, atau bisa juga dilakukan dengan anak-anak Anda di rumah (menjadi: Tugas Orang Tua-Tugas Anak). Bercurah pendapat tentang tugas masing-masing warga kelas atau rumah untuk membangun lingkungan positif yang aman dan nyaman, yang selanjutnya menjadi suatu budaya positif.
Bapak Ibu Calon Guru Penggerak,
Semua orang senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara. Bila mereka tidak bisa mendapatkan kebutuhannya dengan cara yang positif, mereka akan mencoba mendapatkannya dengan cara yang negatif.
Seorang murid yang tidak begitu berhasil secara akademik mungkin kebutuhannya akan kekuasaan tidak terpenuhi di sekolah. Oleh karena itu, mungkin dia akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan kekuasaannya, dengan mencoba mengatur orang lain di lapangan bermain, atau bahkan menyakiti mereka secara fisik. Sebagai guru, kita dapat melibatkannya dalam kegiatan yang memberi peluang murid tersebut membuat pencapaian yang berarti.
Seorang yang tidak merasa diterima oleh teman-temannya, kebutuhannya akan cinta dan kasih sayang tidak terpenuhi, oleh karena itu dia mungkin akan memiliki satu teman dan memisahkan diri yang lain. Sebagai guru, kita bisa membangun hubungan yang bisa membangun kepercayaan dan keintiman dengan anak ini.
Bagaimana Bapak Ibu, apakah sekarang sudah paham perbedaan dari kelima kebutuhan dasar?
Coba pikirkan bagaimana selama ini Anda memenuhi kebutuhan dasar Anda.
TUGAS MANDIRI 1: Isilah setiap bagian lingkaran dengan nama orang, benda atau apapun yang dapat memenuhi setiap kebutuhan dasar itu, dari cinta, penguasaan, kesenangan, atau kebebasan.
TUGAS MANDIRI 2: Sebutkan Kebutuhan apa yang sedang berusaha dipenuhi oleh anak-anak ini.
TUGAS MANDIRI 3: Cobalah isi kuesioner ini berdasarkan situasi yang sesuai dengan diri Anda. Setelah itu, jumlahkan hasil dari masing-masing kategori dalam tabel berikutnya.
Lihatlah skor jawaban Anda di LMS untuk masing-masing kelompok nomor di bawah ini:
Menurut Anda, pertanyaan nomor 1 sampai 10 mencerminkan kebutuhan apa? Bagaimana dengan pertanyaan nomor 11 sampai 20? 21 sampai 30? dan 31-40?
Lihatlah hasil Anda, yang mana yang paling besar angkanya? Kebutuhan mana yang paling tinggi? Apakah hasilnya sesuai dengan yang Anda rasakan selama ini?
Apakah Anda telah bisa memenuhi kebutuhan dasar Anda sesuai dengan tingkatan yang Anda butuhkan? Apa yang Anda rasakan bila kebutuhan Anda tidak terpenuhi? Pernahkah Anda berusaha memenuhi kebutuhan dasar Anda dengan cara yang negatif?
Dalam lingkaran di bawah ini, buatlah gambar atau kata-kata yang menggambarkan hal-hal yang Anda miliki dalam Dunia Berkualitas Anda saat ini. Untuk membantu Anda, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
Siapakah orang-orang yang paling penting dalam hidup Anda?
Nilai-nilai kebajikan apa yang terpenting dalam hidup Anda?
Kalau Anda menjadi orang yang ideal, karakter atau sifat apa yang Anda paling inginkan ada pada diri Anda?
Apa pencapaian Anda yang Anda sangat banggakan?
Apa pekerjaan ideal bagi Anda?
Ceritakan bagian perjalanan hidup Anda, dimana Anda merasa itulah titik puncak hidup Anda?
Apa yang paling bermakna dalam hidup Anda?