Selamat datang Bapak/Ibu CGP di Pembelajaran pertama dalam Modul 1.2 ini!
Pada kesempatan ini, pembelajaran akan dimulai dengan membuat diagram trapesium usia dan menjawab beberapa pertanyaan mengenai diri Bapak/Ibu. Agar mendapatkan manfaat yang maksimal dari kegiatan ini, hal yang perlu diperhatikan ketika menjawab pertanyaan nanti adalah kejujuran Bapak/Ibu dalam memberikan jawaban. Tidak ada jawaban benar ataupun salah. Apa yang menjadi pertanyaan hanyalah upaya untuk membantu menggali pengalaman serta nilai diri Bapak/Ibu sendiri. Silakan jawab semua jangan sampai terlewat. Ambil waktu khusus agar dapat mengerjakannya dengan tenang. Selamat Mengerjakan!
Kegiatan 1. Trapesium usia
Kegiatan ini adalah hasil kolaborasi Ifa Hanifah Misbach, M.A., Psikolog (Ketua Tim Pengembang Jabar Masagi) dan Alm. Prof. Dr. H. Sutardjo A. Wiramihardja, Psikolog (Guru Besar Emeritus Fakultas Psikologi Unpad) beberapa tahun yang lalu.
Tugas 1. Refleksi
Tugas 2. Nilai dan peran guru penggerak menurut saya
Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?
Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?
Pertanyaan pemandu: Apa saja hal yang bekerja secara alami pada diri seorang manusia dan mempengaruhi bagaimana manusia dalam berperilaku?
Jawaban: Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya perilaku, seperti: 1. Kebiasaan yang berlaku pada seseorang. 2. Pengaruh lingkungan tempat tinggal dan melakukan aktivitas. 3. Jenjang pendidikan yang ditempuh. 4. Keyakinan atas perlakuan yang dilakukan oleh diri sendiri. 5. Memiliki tujuan hidup. 6. Motivasi diri yang muncul sesuai dengan kehidupan yang telah dijalani. Dengan kata lain, enam alasan diatas yang menjadi faktor pengaruh secara alami dalam membentuk perilaku maupun kualitas dari jadi diri sumber daya manusia pada umumnya.
Bagaimana Bapak/Ibu memahami cara kerja otak, 5 kebutuhan dasar manusia, tahap tumbuh-kembang anak berserta pengaruhnya pada pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia? Mengapa demikian?
Otak bekerja dengan 2 sistem berfikir berbeda, yaitu berfikir cepat dan berfikir lambat. Kedua cara berfikir tersebut sangat mempengaruhi manusia dalam berprilaku. Sistem berfikir cepat tidak membutuhkan energi yang besar. Sehingga sistem berfikir ini dapat menghemat penggunaan energi manusia. Cara berfikir cepat ini dikelola oleh otak reptil dan otak mamalia yang bekerja untuk menghemat energi dalam mengelola otomasi bagian-bagian tubuh kita yang bekerja di bawah sadar. Sedangkan sistem berfikir lambat lebih kepada cara berfikir pada tingkatan yang lebih kompleks, sehingga membutuhkan energi yang besar. Sistem berfikir lambat ini dikelola oleh otak primata dan otak luhur manusia yang bekerja dengan menggunakan energi dan kecepatan yang besar dan bertentangan dengan cara kerja alamiah bagian otak yang lain.
Manusia memiliki 5 Kebutuhan dasar diantaranya kebutuhan akan kasih sayang atau perasaan diterima oleh ingkungannya, pengakuan akan kekuasaan dan penguasaanya, bertahan hidup yang timbul secara alamiah yang bersifat fisiologis seperti kebutuhan akan makan, minum, pakaian, istirahat, dan rasa aman. Kemudian kebutuhan akan kesenangan dan kebebasan dalam bertindak dan bertingkah laku tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Kebutuhan dasar ini harusnya terpenuhi secara penuh sehingga tidak erjadi kesenjangan. Jika salah satu saja tidak terpenuhi, dikhawatirkan akan timbul tindakan-tindakan dan perbuatan yang akan berlawanan dengan norma yang ada. Tumbuh kembang anak, terutama kepribadiannya tumbuh dalam beberapa tahapan. Diantaranya, tahap yaitu ketika anak berada pada rentang usia 0-1,5 tahun. Pada masa ini, anak menumbuhkan harapan dan rasa percaya kepada orang tua sehingga jika dalam pengasuhannya itu tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa ketidakpercayaan pada diri anak.
Jika tidak didapatkan, maka akan timbul rasa rendah diri pada diri anak. Selanjutnya tahap ketiga yaitu rentang usia anak 3-5 Tahun yaitu masa anak masuk pada masa awal sekolah. Pada masa ini seharusnya anak diberikan kesempatan untuk mengeksplor maksud dan tujuan dalam kehidupan mereka sehingga anak dapat mengambil inisiatif. Jika tidak, maka akan timbul rasa bersalah pada diri anak. Tahap keempat 5-12 tahun orang tua harus menyediakan waktu untuk anak menumbuhkembangkan produktifitas mereka dalam belajar apabila tidak terpenuhi maka anak akan merasa rendah diri/ tidak produktif. Tahap kelima 12-18 tahun, anak perlu penuntun dalam mendapatkan identitasnya menemukan jati diri agar mereka tidak kebingungan. Dan tahap keenam 18-40 tahun, pada fase ini adalah tahapan memerlukan cinta dan kasih sayang menjalin hubungan intim dengan seseorang dan keluarga apabila tidak anak akan merasa terisolasi dari lingkungannya.
Selain itu juga tahapan tumbuh kembang anak menurut Ki Hajar Dewantara terbagi atas 3, yaitu Wiraga (0-8 tahun) yaitu tahap bermain, belajar, ekplorasi, dan pengalaman. Wiraga-Wirama (8-16 tahun) yaitu tahapan selaras dan seirama antara wiraga dan wirama tetapi keinginan untuk bermain berkurang. Wirama (17-24) yaitu tahapan pembiasaan, tanggung jawab dan kegiatan rutin selaras dengan sesama dan semesta.
Menurut Bapak/Ibu nilai-nilai apa yang perlu dikuatkan sebagai guru penggerak? Mengapa demikian?
Menurut saya adalah nilai-nilai yang perlu dikuatkan dalam pendidikan calon guru penggerak adalah Mandiri mampu mendorong diri untuk kreatif dan inovatif, Reflektif mampu introspeksi diri dan perbaikan diri baik secara sistem pengajaran maupun sebagai teladan siswa, Kolaboratif mampu bekerjasama dengan baik dengan rekan sesama guru penggerak, rekan guru, dan komunitas lainnya sehingga mendapatkan hasil yang terbaik. Inovatif menemukan gagasan/ ide baru dalam pendidikan. Berpihak kepada murid mengutamakan kebutuhan murid untuk perkembangan pendidikannya.
Pertanyaan pemandu: Apa makna dari pernyataan: manusia merdeka adalah manusia yang berdaya dalam memilih dan mereka termotivasi dari dalam?
Ada tiga definisi dari kata merdeka, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yakni (1) bebas dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya; (2) tidak terkena atau lepas dari tuntutan; dan (3) tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu, leluasa. Manusia merdeka adalah manusia yang mandiri dan tidak menggantungkan nasibnya pada orang lain, Manusia merdeka adalah manusia yang cerdas secara akal, berbudi pekerti luhur, dan memiliki fisik yang kuat dan sehat.
Makna penyataan manusia merdeka adalah manusia yang berdaya dalam memilih dan mereka termotivasi dari dalam yaitu manusia yang mampu menghilangkan rasa mengurangi bahkan menghilangkan rasa negatif dalam diri serta mampu mengembangkan diri untuk meningkatkan kompetensinya dengan memanfaatkan lingkungannya.
Manusia merdeka adalah manusia yang berdaya dalam memilih dan mereka termotivasi dari dalam. Maksud dari pernyataan tersebut adalah seseorang dikatakan merdeka jika mereka dalam keadaan yang bebas dan mampu melaksanakan berbagai hal/cara untuk mencapai tujuan hidupnya. Dalam mencapai kebutuhan hidupnya seseorang yang dikatakan merdeka akan memiliki motivasi intrinsic/dari dalam yang muncul dan tidak berasal dari pengaruh orang lain.
Manakah dari nilai-nilai Guru Penggerak yang dikuatkan setelah Bapak/Ibu memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik?
Setelah memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik, maka yang dikuatkan adalah semua nilai-nilai guru penggerak, yakni mandiri, reflektif, inovatif, kolaborasi, dan berpihak pada murid. Lantaran dengan adanya kemampuan untuk memilih secara rasional dan motivasi yang berasal dari internal tanpa rangsangan dari luar. Dalam pembelajaran saya harus berpihak pada siswa, berinovasi dalam mengembangkan pembelajaran, berkolaborasi dengan siapapun untuk pembelajaran yang sesuai dengan kodrat murid. Setelah pembelajaran, saya harus melakukan refleksi apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran sehingga kelemahan atau hambatan bisa dicari solusinya.
Tindakan spesifik apa yang dapat dilakukan untuk menguatkan diri Bapak/Ibu sendiri untuk memberdayakan murid dalam memilih jalan kodratnya sekaligus menguatkan tumbuhnya motivasi intrinsik mereka dalam mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila?
Mempelajari Agama dan Menerapkannya dalam Keseharian : membuka dan menutup dengan doa, pembacaan Asmaul Husna, mewajibkan sholat dzuhur berjamaah di masjid sekolah, membaca Alkitab di kelas ketika temannya sholat. - Mengenalkan budaya dari suku atau daerah yang berbeda, menggali cara komunikasi yang efektif dengan siapapun, serta mengumpulkan informasi terkait ragam budaya baik budaya sendiri/kearifan lokal dan budaya nusantara. - Membangun kolaborasi antar murid dalam pembelajaran sehingga mereka bisa bekerja sama dan tidak ada egoisme antar murid. - Memberikan pembelajaran yang model atau metodenya mengasah murid untuk berpikir kritis.
Pertanyaan pemandu: Bagaimana struktur sistemik lingkungan dalam pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang?
Lingkungan khususnya keluarga merupakan tempat belajar pertama bagi seorang anak. Di mana di dalamnya anak akan belajar untuk berkomunikasi dan menyerap nilai-nilai apa saja yang ada di dalamnya. Semisal tentang nilai keagamaan, kebudayaan, dan lain semacamnya yang sangat penting bagi seseorang dalam menjalani kehidupan. Struktur sistem lingkungan dalam pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang punya pengaruh yang sangat besar. Lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling penting dalam pembentukan karakter. Karena dari sanalah dasarnya. Proses mulai lahir hingga dewasa, memperoleh didikan dari keluarga. Pentingnya pengaruh keluarga akan menjadi dasar bagaimana kita kelak berperilaku setelah terjun di masyarakat.
Struktur sistemik lingkungan ada 3 komponen, 1. Keluarga, Keluarga merupakan faktor yang paling penting dalam pembentukan karakter. Karena dari sanalah dasarnya. Proses mulai lahir hingga dewasa kita memperoleh didikan dari keluarga. 2. Masyarakat, Masyarakat punya andil dalam membentuk karakter anak, bagaimana pola asuh mayoritas masyarakat, dan cara berinteraksi, termasuk sudut pandang terhadap keidupannya. 3. Sekolah, Di Lingkungan sekolah pembentukan karakter kita menjadi lebih luas, disini kanak dilatih untuk belajar mandiri, berinteraksi dan bersosialisasi. Ketiga sistem lingkungan tersebut saling berkaitan dan bersinergi membentuk karakter siswa.
Apa kaitan antara diagram identitas gunung es dengan penumbuhan Profil Pelajar Pancasila pada murid dan transformasi pendidikan?
Kaitan diagram gunung es dengan penumbuhan karakter profil pelajar Pancasila adalah kita sebagai guru penggerak wajib menganalisa sifat dan sikap siswa tidak hanya terlihat dari permukaannya saja seperti pada gunung es karena apa yang di dalam gunung es itu lebih besar daripada apa yang ada di permukaan. Kita sebagai guru harus melihat Sisi atau sifat atau karakter dari siswa itu lebih mendalam lagi sehingga kita bisa menumbuhkan karakter-karakter baik yang ada pada diri siswa yang sesuai dengan dimensi profil pelajar Pancasila.
Apa konsekuensi logis dari diagram identitas gunung es pada peran saya sebagai Guru Penggerak dalam transformasi pendidikan?
Konsekuensi logis dari diagram identitas gunung es pada peran saya sebagai guru penggerak dalam transformasi pendidikan Adalah saya sebagai guru penggerak wajib menganalisis sifat dan sikap siswa yang tidak hanya terlihat di permukaan saja. Saya harus membantu siswa untuk menemukan karakter atau sifat yang belum disadari oleh mereka atau diumpamakan adalah gunung es yang berada di bawah permukaan.Saya sebagai guru penggerak harus mampu membantu pertumbuhan karakter para siswa melalui dua jalan utama untuk pengkondisian dan pembiasaan perilaku yakni lewat keteladanan dan melewati sistem atau aturan yang berlaku dengan demikian pertumbuhan karakter para peserta didik bisa akan menjadi lebih baik lagi karena mengambil contoh perilaku dari gurunya yang baik.
Setelah mempelajari paparan materi dalam tahap eksplorasi konsep ini, diharapkan Bapak/Ibu secara individu dapat menguatkan pemahaman dan mempersiapkan diri untuk berkolaborasi dalam kelompok dengan menjawab pertanyaan:
Apa yang dapat saya ceritakan mengenai salah SATU dari nilai-nilai GP (berpihak pada murid, inovatif, kolaboratif, reflektif, dan mandiri) yang telah membantu saya dalam melayani murid saya dengan lebih baik?. Tuliskan dalam bentuk narasi singkat untuk berbagi dalam kelompok dalam tahap Ruang Kolaborasi.
Apa saja 10 kegiatan di sekolah yang saya anggap masuk sebagai contoh penerapan dari peran GP yang saya pahami saat ini (pemimpin pembelajaran, pendorong kolaborasi, penggerak komunitas praktisi, mewujudkan kepemimpinan murid, menjadi coach bagi rekan guru)?. Buatlah daftarnya untuk digunakan saat berbagi ide dalam kelompok dalam tahap Ruang Kolaborasi.
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman dan aksi yang bisa dilakukan untuk menguatkan peran dan nilai Guru Penggerak.
Bapak/Ibu CGP, Anda telah berkolaborasi dengan rekan CGP lain dan bersama kelompok mempresentasikan hasil kolaborasi Anda di depan kelompok lain serta fasilitator. Selanjutnya silakan Upload hasil kerja kelompok yang sudah diberikan tanggapan oleh Fasilitator disini.
Tenggat waktu pengumpulan tugas sesuai jadwal yang telah ditentukan. Karya yang Anda buat akan dinilai berdasarkan rubrik.
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat menciptakan gambaran dirinya di masa depan, setelah mengikuti rangkaian program pendidikan Guru Penggerak
Tanpa terasa, Bapak/Ibu telah memasuki sesi pembelajaran Pembelajaran 4 Demonstrasi Kontekstual!
Sebagaimana judul unitnya, maka setelah merefleksikan pembelajaran sebelumnya, kini Bapak/Ibu diminta untuk berbagi dengan menyajikannya dalam bentuk sebuah karya.
Tugas: Membuat gambaran diri sebagai Guru Penggerak di masa depan
Bayangkan diri Bapak/Ibu sudah lulus program ini dan telah menjalani peran sebagai Guru Penggerak selama 3 tahun. Pada saat itu, tentunya Bapak/Ibu sudah memiliki kepercayaan diri dan telah membawakan kegiatan-kegiatan yang mewujudkan nilai dan peran sebagai Guru Penggerak. Buatlah kisah narasi tertulis/presentasi PowerPoint/poster/peta pikiran/video/audio sederhana yang dapat menggambarkan kira-kira apa saja aktivitas Bapak/Ibu sebagai Guru Penggerak baik dalam keseharian, atau yang terprogram rutin berkesinambungan, maupun yang sifatnya ad-hoc (khusus). Buatlah sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan nilai-nilai Guru Penggerak (berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif) yang Bapak/Ibu telah dihidupi selama 3 tahun tersebut.
Poin utama tugas kisah narasi ini adalah pada kedalaman penggambaran detail kegiatan yang mewujudkan tiap nilai Guru Penggerak. Jangan terjebak pada hiasan, sajian, dan tampilan saja. Terlampir di bawah adalah rubrik yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam membuat kisah narasi tersebut, juga sebagai petunjuk untuk penilaian.
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, ini adalah fase terakhir sebelum fase eksekusi atau Aksi Nyata. Fase ini berisi tantangan tugas individu. Sebagai CGP, Bapak/Ibu ditantang untuk melakukan refleksi menggunakan Model 4P yang sudah dipaparkan dalam Eksplorasi Konsep. Pada kesempatan Koneksi Antar Materi ini, Bapak/Ibu diajak untuk menelaah kembali rangkaian pembelajaran mulai dari Modul 1.1 hingga akhir Modul 1.2 ini.
Refleksi Model 4P dapat dibuat dalam bentuk tulisan-naratif/poster/peta-pikiran/powerpoint/video/audio sederhana.
Setelah saya menjalani pembelajaran dari Modul 1.1 hingga Modul 1.2 ini, berikut adalah hal yang menjadi pembelajaran bagi saya (model refleksi 4P):
Peristiwa: Momen yang paling penting atau menantang atau mencerahkan bagi saya dalam proses pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2 adalah...
Kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2 yang saya fahami adalah...
Perasaan: Saat momen itu terjadi saya merasa seperti bagaikan...
Pembelajaran: Sebelum momen tersebut terjadi saya berpikir bahwa...sekarang saya berpikir bahwa...
Penerapan ke depan (Rencana): Apa pengembangan diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang, untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak?
Anda juga dapat memberikan komentar/apresiasi terhadap hasil kerja CGP lain di bagian ini. Pastikan Anda mengumpulkan tugas Anda terlebih dahulu sebelum memberikan tanggapan kepada hasil CGP lain.
Terima Kasih Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak atas refleksi yang Anda sudah berikan pada bagian ini. Semoga refleksi yang sudah Anda tulis disini mampu menjadi acuan pengembangan diri Anda terkait nilai dan peran Guru Penggerak.