HIGH-RISE & MIXED-USE BUILDING
Desain Arsitektur Islami 5 (DAI 5)
Genap 2024/2025
HIGH-RISE & MIXED-USE BUILDING
Desain Arsitektur Islami 5 (DAI 5)
Genap 2024/2025
LATAR BELAKANG
Perkembangan Kota Malang sebagai kota pendidikan dan wisata telah mendorong pertumbuhan signifikan dalam sektor properti komersial selama dekade terakhir. Banyak pembangunan berbagai gedung bertingkat tinggi, mulai dari perkantoran, apartemen, hingga pusat perbelanjaan. Pertumbuhan ini awalnya didorong oleh optimisme terhadap potensi ekonomi daerah, terutama dari sektor pendidikan dengan lebih dari 70 perguruan tinggi dan pariwisata yang terus berkembang.
Namun, fenomena yang menarik telah muncul dalam beberapa tahun terakhir, di mana sejumlah bangunan komersial bertingkat tinggi di lokasi-lokasi strategis Kota Malang mengalami penurunan tingkat hunian yang signifikan. Beberapa gedung perkantoran dan pusat bisnis di kawasan premium seperti sepanjang Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Agus Salim, dan kawasan alun-alun Kota Malang tercatat memiliki tingkat kekosongan yang mengkhawatirkan. Ironisnya, lokasi-lokasi ini berada di jalur utama kota dengan aksesibilitas tinggi dan berada di tengah kawasan aktivitas ekonomi yang dinamis.
Fenomena ini mencerminkan adanya kesenjangan antara perencanaan pembangunan dengan kebutuhan dan preferensi pasar di Kota Malang. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap situasi ini antara lain perubahan pola kerja pasca pandemi yang mengurangi kebutuhan ruang kantor konvensional, pertumbuhan ekonomi yang tidak selaras dengan proyeksi awal, serta ketidaksesuaian antara konsep desain bangunan dengan karakteristik dan budaya masyarakat lokal.
Situasi ini juga berdampak pada aspek ekonomi dan sosial kota. Bangunan-bangunan yang tidak laku tidak hanya merepresentasikan investasi yang kurang produktif, tetapi juga berpotensi menciptakan "dead spaces" yang dapat mempengaruhi vitalitas kawasan sekitarnya. Lebih jauh, kondisi ini dapat mempengaruhi citra kota dan kepercayaan investor terhadap prospek pembangunan properti komersial di Malang Raya.
Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru dalam mendesain bangunan tinggi yang lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika pasar serta kebutuhan lokal. Perancangan ulang bangunan komersial perlu mempertimbangkan aspek fleksibilitas fungsi, efisiensi operasional, dan integrasi dengan konteks sosial-budaya setempat. Inovasi dalam pendekatan desain dapat membuka peluang untuk mentransformasi bangunan-bangunan yang kurang optimal ini menjadi ruang-ruang yang lebih hidup dan berkelanjutan. Selain itu, hasil rancangan diharapkan dapat mempertimbangkan karakteristik unik Kota Malang sebagai kota pendidikan dan wisata, memberikan perspektif baru dalam pengembangan bangunan tinggi yang tidak hanya memenuhi aspek komersial, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.