Seiring meningkatnya kepadatan penduduk kota dan perubahan gaya hidupnya, konsep mixed-use building secara vertikal menjadi salah satu usaha mengatasi keterbatasan daya dukung lahan perkotaan. Hal ini sejalan dengan peningkatan permintaan lahan residensial dan area komersil yang semakin meningkat dan kompleks tiap tahunnya. Permasalahan yang muncul akibat pengembangan konsep ini tidak hanya pada pemenuhan kebutuhan lahan dan ruang, melainkan juga pada perubahan kebiasan pola hidup penduduknya. Manusia yang sejak dulu telah terbiasa hidup secara “horizontal” kemudian dipaksa untuk hidup secara “vertikal” tentu akhirnya menimbulkan permasalahan baru. Misalnya: Apartemen atau Rumah Susun yang tidak manusiawi untuk ditinggali, tidak sesuai dengan standar kenyamanan dan kesehatan penghuni, kumuh, dan tidak tertata dengan baik; dan Perkantoran Vertikal menjadi salah satu konsumen energi terbesar  untuk memenuhi kenyamanan para penggunanya. Dalam perancangan bangunan vertikal dengan konsep mix-use perlu memperhatikan berbagai aspek didalamnya, baik aspek fisik maupun non fisik. Dengan demikian, merancang bangunan tinggi tidak hanya memperhatikan aspek struktur, fasad, atau estetika saja, tetapi juga aspek kenyamanan, manusiawi, ramah lingkungan, hemat energi, menggunakan teknologi yang tepat guna, sehat bagi penghuninya, dan menghasilkan banyak sekali kemaslahatan bagi sekitarnya dalam lingkup kawasan perkotaan.