Denah dan Tata Ruang

Bentuk denah dan penataan ruang masjid Sunan Giri terbagi ke dalam beberapa kelompok ruang. Jika dijelaskan secara makro, terdapat area masjid dan area makam. Area masjid sendiri terbagi ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dengan fungsi ruang yang berbeda-beda. Bangunan utama masjid terdiri dari area berdenah segi empat panjang dengan atap tajug tumpang tiga 


Pada ruang sholat masjid terdapat tiga buah pintu utama berbentuk kori agung yang penuh dengan ornamen dan dua pintu penghubung ke ruang pawestren dan ruang pertemuan. Dinding masjid dilapisi dengan keramik bewarna hijau dan dituliskan huruf Shad sebagai penanda batas shaf untuk shalat. Pada dinding masjid terdapat jendela berbentuk kisi-kisi

Mihrab Masjid Sunan Giri berbentuk setengah lingkaran menjorok ke depan menghadap ke arah Barat Laut sekaligus sebagai penanda arah kiblat. Mihrab atau gedongan tempat sakral disucikan tempat utama dihormati yang digunakan untuk peng imaman sebagai keharusan tempat shalat bagi imam yang tidak boleh sejajar dengan jamaah shalat. Mihrab masjid berbentuk kubah, pada atapnya terdapat mustaka berbentuk padma bewarna kuning keemasan. Pada kiri kanannya diapit dengan plaster berbahan marmer putih tulang pada seluruh permukaannya.

Mimbar Masjid Sunan Giri diletakkan pada sebuah ruangan yang berdampingan dengan ruangan mihrab masjid. Ruangan itu berbentuk melengkup beratap kubah dengan mustaka padma bewarna kuning keemasan yang diapit oleh plaster pada kiri kanannya. Pintu masuk ke dalam ruang utama Masjid Sunan Giri berjumlah tiga buah. Pintu berukuran tinggi 204 cm dan lebar 157 cm ini berbentuk gapura paduraksa dengan atap berbentuk meru bertingkat enam. Pintu bewarna dasar hijau toska ini penuh dengan ornamen kaligrafi dan ukiran sulur-sulur bunga teratai berangkai. Ornamen-ornamen tersebut diukir tembus dan timbul pada dinding pintu yang berbahan kayu jati dengan variasi warna hijau toska dan kuning keemasan. Pada kusen kiri kanan pintu terdapat ornamen kaligrafi bergaya kufi bertuliskan huruf Arab. Pada bagian dasar masing-masing pintu bertuliskan angka-angka tahun beraksara Jawa, Arab dan Latin yang menunjukkan makna tahapan pembangunan dan perenovasian masjid. Pawestren Sunan Giri terletak di sebelah selatan ruang utama masjid. Ruangan ini disebut juga Masjid Wedok, ruangan khusus kaum perempuan untuk melakukan kegiatan peribadatan maupun pengajian. Pawestren berbentuk bangunan masjid beratap tumpang, berplafon tulisan kaligrafi dan disanggah dengan empat tiang soko guru bewarna hijau toska.

Serambi Masjid Sunan Giri menghadap ke arah Timur sehingga matahari pagi menerangi lingkungan serambi, Serambi masjid berukuran panjang 15 meter dan lebar 6 meter memiliki dua model tiang. Pada tiang pertama bangunan serambi pertama disanggah oleh empat buah soko emper yang terbuat dari kayu bewarna hijau toska. Pada atap serambi terdapat cagak sabuk horisontal dengan ornamen terpahat pada kayu. Sedangkan pada tiang kedua serambi masjid berbentuk kolom-kolom dibatasi dengan enam tiang berbentuk kubah bewarna putih. Serambi masjid terbuka tanpa dinding beralaskan keramik. Dari serambi masjid sebelah selatan dan timur terdapat pintu untuk masuk ke ruang pawestren dan pendopo masjid. Dari halaman masjid menuju ke serambi terdapat kolam. Selain bangunan ruang sholat terdapat pendopo. Pendopo Masjid Sunan Giri berada di sebelah utara masjid. Bangunan yang bentuknya ruangan terbuka dan tidak diberi dinding penutup ini dibangun pada tahun 1957.