Perencanaan Produk

Bila ditinjau dari perspektif horison waktu, kebijakan di bidang Manajemen Operasi/Produksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni kebijakan manajemen operasi/produksi yang bersifat jangka panjang dan kebijakan yang bersifat jangka pendek. Kebijakan manajemen operasi/produksi yang bersifat jangka panjang adalah kebijakan yang berkaitan dengan Perencanaan Produk. Cakupan Perencanaan Produk meliputi perencanaan Lokasi Pabrik, Layout Pabrik, Lingkungan Kerja, dan Standar Produksi. Sementara, kebijakan manajemen Operasi/Produksi yang horison waktunya jangka pendek adalah segala kebijakan yang menyangkut Perencanaan Produksi. Perencanaan Produksi ini meliputi segala perencanaan yang berkaitan dengan Bahan Baku, Tenaga Kerja Langsung, Komponen, Jam Mesin, dll.

Penelitian dan Pengembangan Produk

Pertama-tama, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengertian Penelitian Produk dan Pengembangan Produk sehingga dapat dilihat perbedaannya. Penelitian Produk (Product Research) mengandung pengertian proses pencarian jenis produk apa dan produk yang bagaimana dalam rangka memenuhi selera konsumen. Ada kebutuhan, tetapi produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut belum ada, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menemukan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara, Pengembangan Produk (Product Development) merupakan proses mengembangkan produk yang sudah ada dalam rangka meningkatkan kepuasan konsumen.

Dari proses Penelitian dan Pengembangan produk, masing-masing, akan menghasilkan produk "baru". "Baru" dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu baru dalam arti produk yang ada diubah, baik itu perubahan kecil, maupun perubahan total, atau baru dalam arti bahwa produk belum pernah dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan, atau produk belum pernah dibuat di dalam negeri, atau juga produk belum pernah ada sebelumnya.

Dalam kontek Manajemen Operasi/Produksi, berdasarkan obyeknya, Penelitian dan Pengembangan dikelompokkan menjadi tiga:

  1. Penelitian dan Pengembangan Produk, yang menitikberatkan pada penemuan dan inovasi produk dalam rangka memenuhi kebutuhan ataupun meningkatkan kepuasan konsumen.

  2. Penelitian dan Pengembangan Proses, menitikberatkan pada penemuan dan inovasi cara atau metode processing dalam rangka peningkatan efisiensi, sehingga pada akhirnya dapat menurunkan biaya.

  3. Penelitian dan Pengembangan Servis Manajemen, menitikberatkan pada penemuan dan inovasi cara/metode pengumpulan, dokumentasi processing, dan penyajian data untuk kepentingan pengambilan keputusan.

Perencanaan Teknis Produk

Setelah jenis atau macam produk yang akan dibuat telah ditentukan, kemudian dilakukan perencanaan teknis. Perencanaan teknis di sini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Disain Bentuk dan Ukuran

Beberapa masalah utama dalam mendisain bentuk dan ukuran produk antara lain:

  • Identifikasi dan Klasifikasi

Dalam arti luas Identifikasi adalah upaya menentukan ciri-ciri atau karakteristik (pencirian) segala kegiatan dalam perusahaan, sedangkan arti sempitnya adalah upaya menentukan ciri-ciri atau karakteristik (pencirian) bahan/produk. Klasifikasi juga mengandung dua arti, yaitu arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, klasifikasi adalah upaya menggolong-golongkan segala fase kegiatan dalam perusahaan, sedang arti sempit adalah upaya mengkategorikan bahan/produk.

Ada dua sistem pengklasifikasian dalam manajemen operasi/produksi, yaitu:

  1. Sistem Arbitrasi, yakni pemberian tanda huruf/angka tanpa tanda pembeda untuk barang yang sejenis tetapi tak serupa.

  2. Sistem Tanda, yakni pemberian tanda huruf/angka dengan tanda pembeda untuk barang yang sejenis tapi tak serupa. Ada dua macam sistem tanda, yakni:

  • Sistem Desimal, yaitu pemberian tanda angka dan angka pembeda untuk barang yang sejenis tapi tak serupa.

  • Sistem Mnemonic, yaitu pemberian tanda yang berupa gabungan angka dan huruf. Angka untuk ukuran barang, dan huruf untuk singkatan nama barang.

Dasar yang dipakai untuk pengklasifikasian antara lain:

i) Klasifikasi atas dasar sifat atau karakteristik barang

ii) Klasifikasi atas dasar kegunaan barang

iii) Klasifikasi atas dasar tempat atau lokasi barang disimpan/diperoleh.

  • Simplifikasi

Arti luas simplifikasi adalah penyederhanaan segala hal yang berhubungan dengan produksi, sedang arti sempitnya adalah usaha mengurangi keragaman bahan atau barang yang diproduksi.

Simplifikasi memberikan dua sisi akibat pada produksi, yaitu akibat positif dan akibat negatif. Akibat positifnya adalah memudahkan pembuatan barang-barang karena terbatasnya macam barang. Proses produksi menjadi sederhana dan kebutuhan akan bahan juga menjai lebih homogen. Penyederhanaan macam barang juga memungkinkan untuk dilakukannya penyederhanaan cara kerja. Sedang akibat negatif yang mungkin timbul adalah bila simplifikasi dilakukan tidak berdasarkan suatu perjanjian, baik perjanjian antar produsen maupun perjanjian antara produsen dan konsumen, maka dapat menyebabkan jatuhnya perusahaan yang melakukan simplifikasi karena ditinggal oleh konsumen atau karena terjebak pada spesialisasi barang yang sudah jenuh di pasar.

  • Diversifikasi

Diversifikasi di sini diartikan sebagai upaya memperluas macam barang yang diproduksi. Alasan dilakuknnya diversifikasi antara lain:

  1. Keinginan memperluas usaha.

  2. Menghilangkan atau Mengurangi persaingan atau risiko.

Pengaruh diversifikasi terhadap produksi antara lain:

  1. Diperlukan lebih banyak bahan mentah baik dalam volume maupun jenis, sehingga diperlukan investasi lebih besar pada persediaan bahan.

  2. Pengaturan menjadi lebih komplek dalam proses produksi untuk berbagai macam barang.

  3. Diperlukan tempat yang lebih luas untuk penyimpanan barang jadi agar pengiriman ke konsumen tepat waktu.

  4. Kebutuhan akan fasilitas alat-alat produksi, mesin-mesin menjadi lebih besar, akibatnya investasi untuk mesin, peralatan dan tenaga kerja trampil juga menjadi besar.

  • Standardisasi

Standardisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukuran yang dipergunakan sebagai dasar pembanding baik kuantita, kualita, maupun nilai hasil karya yang ada. Dalam arti yang luas, standar meliputi spesifikasi baik produk, bahan maupun proses.

Beberapa keuntungan atau manfaat standardisasi adalah sebagai berikut:

  1. Dapat dikuranginya macam bahan baku maupun barang jadi yang harus ada dalam persediaan.

  2. Dengan adanya standardisasi barang-barang jadi maka pembuatannya pun menjadi lebih mudah dalam arti tidak perlu dilakukan penghitungan atau perubahan ukuran, sifat barang setiap mulai produksi sehingga akan menghemat waktu, tenaga dan modal

  3. Dengan dihematnya waktu pembuatan maka penyerahan barang jadi ke konsumen akan dapat tepat waktu.

  4. Pengiriman barang tidak akan salah karena barang-barang telah dikelompokkan terlebih dulu berdasarkan standarnya masing-masing.

2) Disain Fungsi

3) Disain Pembuatan Produk

4) Disain Teknologi dan Luas Perusahaan

5) Perencanaan Pendahuluan

2. Disain Fungsi Produk

Disain fungsi dilakukan tidak hanya terbatas pada produk yang besar dan komplek pembuatannya, tetapi juga pada produk-produk yang sederhana karena betapa pun sederhana produk tersebut tetapi bila fungsi produk tersebut tidak dapat dijalankan maka produk tersebut tidak berguna.

Satu konsep penting dalam mendisain fungsi produk adalah konsep Reliabilitas Produk yang didefinisikan sebagai probabilitas produk dapat berfungsi dengan memuaskan selama periode waktu tertentu di bawah kondisi pemakaian tertentu. Ini berbeda dengan pengertian kualitas. Diambilkan contoh, misalnya dikatakan bahwa reliabilitas accu mobil selama 48 minggu adalah 97%. Ini artinya bahwa 97 dari 100 accu mobil dapat bertahan selama 48 minggu bila pemakaian mobil normal atau misalnya menempuh jarak 12.000 km per tahun.

Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengukur reliabilitas produk adalah dengan menghitung Failure Rate, yaitu dengan mengukur jumlah kerusakan atau kegagalan per unit per waktu. Secara matematis failure rate dihitung dengan cara:

Misalnya, Sebuah perusahaan lampu pijar memproduksi lampu pijar yang memiliki ketahanan 72 jam dinyalakan terus menerus tidak akan rusak. Kemudian diambil 5.000 unit produk lampu pijar untuk diuji ketahanannya dengan menyalakan selama 72 jam. Ternyata jumlah lampu pijar yang rusak sebanyak 1.000 unit, maka tingkat kegagalan produk (failure rate) adalah:

3. Disain Pembuatan Produk

Kadang-kadang apa yang telah tertuang dalam disain bentuk, ukuran dan fungsi produk tidak dapat dilaksanakan secara lengkap dalam proses pembuatan. Karenanya perlu dilakukan revisi-revisi sehingga memungkinkan untuk dibuat. Disain pembuatan produk akan berhubungan erat dengan rencana perusahaan tentang pemilihan teknologi dan luas perusahaan. Berkaitan dengan mesin-mesin atau teknologi yang digunakan oleh perusahaan, atas dasar sifatnya, mesin-mesin atau teknologi dapat dikelompokkan menjadi dua yang masing-masing memiliki ciri-ciri khusus.

  • Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi yang bersifat khusus. Artinya mesin tertentu untuk memproduksi produk tertentu. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

  1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar

  2. Variasi produk yang dihasilkan kecil

  3. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar

  4. Aliran proses produksi dari bahan baku sampai menjadi produk jadi selalu sama.

  5. Mesin-mesin diletakkan atau disusun berdasarkan urutan proses.

  6. Diperlukan karyawan yang memiliki ketrampilan khusus.

  7. Mesin-mesin yang digunakan biasanya semi otomat atau fullotomat.

  8. Antar kegiatan memiliki ketergantungan yang tinggi.

  • Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi yang bersifat umum. Artinya sebuah mesin dapat dipergunakan untuk memproses beberapa macam produk. Adapun ciri-ciri penggunaan mesin-mesin yang bersifat umum adalah sebagai berikut:

  1. Produk yang dihasilkan memiliki variasi yang besar

  2. Produk yang dihasilkan memiliki berbagai standar karena memperhatikan permintaan atau pesanan.

  3. Pola pelaksanaan produksi atau urutan proses memiliki variasi yang besar atau tidak selalu sama.

  4. Mesin-mesin disusun berdasarkan kesamaan fungsi.

  5. Ketergantungan antar kegiatan rendah.

  6. Diperlukan kecermatan dalam pengendalian proses.

  7. Perencanaan bahan baku lebih komplek.

  8. Pemindahan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi dilaksanakan dengan mempergunakan peralatan yang fleksibel.

4. Teknologi dan Luas Perusahaan

Setelah disain bentuk, ukuran dan fungsi produk, kemudian disain pembuatan, selanjutnya adalah pemilihan teknologi pembuatan. Variabel yang terkait dengan teknologi antara lain:

  1. kegiatan proses produksi

  2. penyerapan bahan baku

  3. penyerapan tenaga kerja

  4. kualitas produk

Dalam pemilihan teknologi perlu juga memperhatikan luas perusahaan yang direncanakan. Yang dimaksud dengan luas perusahaan di sini adalah besarnya kapasitas terpasang dalam suatu perusahaan.

5. Perencanaan Pendahuluan

Perencanaan pendahuluan akan menyangkut beberapa aspek dan dilakukan dalam beberapa tahap, yakni: Tahap I Perencanaan Produk, Tahap II Perencanaan Proses, Tahap III Perencanaan Teknologi, Tahap IV Pelaksanaan Uji-Coba Produksi dan Evaluasi, Tahap V Pelaksanaan Produksi untuk pasar. (Hendra Poerwanto G)

Sangat berterimakasih bila bersedia mencantumkan alamat link halaman ini sebagai sumber

******