Bimbingan adalah proses pemberian bantuan secara sistematis dan berkelanjutan dari seorang pembimbing kepada individu atau kelompok agar mereka dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal, mengatasi masalah, serta membuat keputusan yang tepat dalam berbagai aspek kehidupan (pribadi, sosial, belajar, dan karier). Bimbingan lebih bersifat pencegahan (preventif) dan pengembangan (developmental). Tujuannya adalah membekali individu dengan pengetahuan dan keterampilan agar mereka mampu menghadapi tantangan di masa depan. Menurut Nurihsan (2007), bimbingan merupakan proses bantuan kepada individu agar mampu memahami diri, mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan mengarahkan diri dalam kehidupan.
Konseling adalah proses interaksi tatap muka yang lebih mendalam dan pribadi antara seorang konselor profesional dengan seorang klien (individu) yang sedang menghadapi masalah atau kesulitan. Tujuan utama konseling adalah membantu klien untuk memahami diri dan masalahnya, mengeksplorasi berbagai alternatif solusi, membuat keputusan yang tepat, dan mengembangkan strategi coping yang efektif. Konseling lebih bersifat kuratif (penyembuhan) dan pemecahan masalah. Fokusnya adalah membantu individu mengatasi kesulitan yang sedang dialami. Corey (2009) mendefinisikan konseling sebagai proses di mana seorang konselor terlatih memberikan bantuan kepada individu dalam menghadapi masalah hidup, membuat pilihan, dan meningkatkan fungsi pribadi.
Bimbingan dan Konseling (BK) adalah dua aktivitas yang saling berkaitan dan melengkapi, yang bertujuan untuk memfasilitasi perkembangan optimal individu sepanjang rentang kehidupannya. BK merupakan upaya sistematis, objektif, logis, dan berkesinambungan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru BK untuk membantu peserta didik mencapai kemandirian dalam kehidupan dan perkembangannya. Ini mencakup aspek pencegahan, pengembangan, pengentasan masalah, dan pemeliharaan keberfungsian individu. BK menggabungkan elemen preventif dari bimbingan (membantu individu mencegah masalah dan mengembangkan potensi) dengan elemen kuratif dari konseling (membantu individu mengatasi masalah yang sudah ada). Dalam konteks pendidikan, BK berperan penting dalam membantu siswa mencapai potensi akademik, sosial, pribadi, dan karier mereka secara maksimal.
Corey, G. (2009). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy (8th ed.). Brooks/Cole, Cengage Learning.
Juntika, A. (2014). Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling. Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 5(2), 1-15. https://doi.org/10.21043/jbki.v5i2.1509
Nurihsan, A. J. (2007). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Pustaka Setia.
Sukmadinata, N. S. (2011). Paradigma Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 17(5), 519-530. https://doi.org/10.24832/jpnk.v17i5.24
Yusuf, S., & Nurihsan, A. J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Jurnal Pendidikan.