Topik
Pengukuran Intesitas Penerangan Ruangan
Tujuan
Dapat mengetahui Intensitas penerangan lampu pada suatu ruangan
Teori Dasar
Pencahayaan (iluminasi) adalah kepadatan dari suatu berkas cahaya yang mengenai suatu permukaan (Patty et.al., 1967). Cahaya mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda dalam spektrum yang tampak (cahaya tampak), yaitu kira-kira 380 – 780. Mata normal manusia dapat menerima spektrum cahaya tampak dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700 nm.
Berikut ini adalah beberapa jenis – jenis pencahayaan menurut (Adin Sudirman, n.d.) antara lain sebagai berikut:
1. Lampu Pijar
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filament yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Lampu pijar tergolong lampu listrik generasi awal yang masih digunakan sampai sekarang. Filament lampu pijar terbuat dari tungsten (wolfram), bola lampunya diisi gas. Yang tergolong lampi pijar yaitu lampu pijar dengan filament karbon, lampu wolfram biasa, lampu halogen, dan lampu photo flash.
Ciri-ciri
· Efficacy – 12 lumens/Watt
· Indeks Perubahan Warna – 1A
· Suhu Warna - Hangat (2.500K – 2.700K)
· Umur Lampu – 1-2.000 jam
Gambar 7.1 Lampu Pijar
2. Lampu Tungsten-Halogen
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar tungsten seperti lampu pijar biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola lampunya diisi dengan gas halogen.
Ciri-ciri
· Efficacy – 18 lumens/Watt
· Indeks Perubahan Warna – 1A
· Suhu Warna – Hangat (3.000K-3.200K)
· Umur Lampu – 2-4.000 jam
Kelebihan
· Lebih kompak
· Umur lebih panjang
· Lebih banyak cahaya
· Cahaya lebih putih (suhu warna lebih tinggi)
Kekurangan
· Lebih mahal
· IR meningkat
· UV meningkat
· Masalah handling
Gambar 7.2 Tungstel-Halogen
3. Lampu Neon
Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan dapat bertahan 10 hingga 20 kali lebih awet.
Halofosfat
· Efficacy – 80 lumens/Watt (gir HF menaikan nilai ini sebesar 10%)
· Indeks Perubahan Warna –2-3
· Suhu Warna – apa saja, umur Lampu– 7- 15.000 jam
Tri-fosfor
· Efficacy – 90 lumens/Watt
· Indeks Perubahan Warna –1A-1B
· Suhu Warna – apa saja
· Umur Lampu – 7-15.000 jam
Gambar 7.3 Lampu Neon
4. Lampu Uap Merkuri
Lampu uap merkuri merupakan model tertua lampu HID. Lampu ini memiliki umur yang panjang dan biaya awal yang rendah, lampu ini memiliki efficacy yang buruk (30 hingga 65 lumens per watt, tidak termasuk kerugian balas) dan memancarkan warna hijau pucat.
Ciri-ciri:
· Efficacy 50-60 lumen/Watt (tidak termasuk dari bagian L)
· Index perubahan warna 3
· Suhu warna – menengah
· Umur lampu 16.000 – 24.000 jam, perawatan lumen buruk
Gambar 7.4 Lampu Uap Merkuri
Berikut ini metode – metode pencahayaan menurut (Indalux, 2016) adalah sebagai berikut:
1. Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem pencahayaan ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Pencahayaan ini sangat efektif dalam mengatur pencahayaan. kelemahan dari sistem pencahayaan ini adalah jika lampu yang digunakan tidak tepat, dapat menimbulkan kesilauan yang mengganggu. Pencahayaan ini sangat bagus untuk objek dengan warna yang terang
2. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem pencahayaan ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%
3. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem pencahayaan ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sisanya dipantulka ke langit-langit dan dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect.
4. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem pencahayaan ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik.
5. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem pencahayan ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya. Keuntungannya adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
Gambar 7.5 Metode – Metode Pencahayaan
Metoda Pengukuran
a. Ukur ruangan panjang dan lebar
b. Tentukan titik pengukuran pada tiap jarak 1 m (seperti gambar)
c. Ukur pada setiap titik tersebut dengan lux meter
d. Hitung Rata-rata penerangan
e. Peta titik penerangan (dapat disesuaikan dengan lapangan)
Tabel data pengukuran
Pembuatan Laporan (Diserahkan Pekan Depan)
a. (Learning ) : Apa definisi dari intensitas ruangan?
b. (Reading and Literacy ) :Bagaimana langkah kerja dalam melakukan pengukuran intensitas ruangan.
c. (Numeracy) : Buatkan contoh hasil dari pengukuran intensitas ruangan
d. (Complexity) : Buat kesimpulan hasil praktik