Berdasarkan kegiatan sebelumnya, kalian telah mengamati bahwa jika diberikan suatu segitiga siku-siku, maka berlaku kuadrat panjang hipotenusa sama dengan jumlah dari kuadrat panjang kedua sisi tegaknya. Nah, bagaimana jika dibalik?
Jika x, y, dan z adalah panjang ketiga sisi suatu segitiga dan ketiganya memenuhi teorema Pythagoras, apakah segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku? Ayo kita cari kebenarannya dengan mengikuti Kegiatan berikut ini.
Berdasarkan teorema Pythagoras, kita dapat membuat pernyataan yang berkebalikan dari teorema.
Teorema Pythagoras menyatakan bahwa:
Untuk ∆ABC, jika ∠C adalah sudut siku-siku, maka c2 =a2+b2.
Kebalikan dari teorema Pythagoras adalah:
Untuk ∆ABC, jika c2 =a2+b2 maka ∠C adalah sudut siku-siku.
Misalkan ∆ACB dengan a, b, dan c panjang sisi dihadapan sudut A, B, dan C. Kebalikan teorema Pythagoras mengakibatkan:
Kebalikan teorema Pythagoras pada dasarnya merupakan sutu cara untuk menentukan jenis segitiga jika panjang sisi-sisinya diketahui. Dengan kata lain, kebalikan teorema Pythagoras digunakan untuk melihat apakah segitiga itu siku-siku, lancip, atau tumpul. Untuk menentukan jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisi-sisinya, maka kita harus menentukan sisi terpanjangnya terlebih dahulu. Sisi terpanjang inilah yang kemudian kita jadikan patokan untuk menentukan jenis segitiga. Dari kebalikan teorema Pythagoras, kita dapat mengetahui apakah suatu segitiga siku-siku atau bukan siku-siku jika diketahui ketiga sisinya.