Strategi merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen operasional. Lokasi yang dipilih dapat mempengaruhi biaya, keuntungan dan efisiensi perusahaan dalam manajemen operasional, strategi lokasi digunakan untuk mengelola biaya produksi, mempengaruhi faktor-faktor seperti bahan baku, biaya angkut, tenaga kerja dan biaya operasional lainnya.
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi
Produktifitas Tenaga Kerja
Nilai Tukar dan Resiko Mata Uang
Biaya
Sikap
Kedekatan dengan Pasar
Kedekatan dengan Supplier
Kedekatan dengan Pesaing (Clustering)
Keputusan Lokasi Untuk Perusahaan Yang Beroperasi Secara Global
Keputusan Pemilihan Lokasi Negara
Adapun faktor pertimbangannya :
a. Resiko politik yang dihadapi, peraturan yang ada, sikap pemerintah, serta insentif pemerintah.
b. Permasalahan budaya dan ekonomi , termasuk budaya korupsi.
c. Lokasi pasar karena produk yang telah dibuat harus dapat diserap oleh pasar agar keberlangsungan perusahaan dapat terjamin.
d. Ketersediaan tenaga kerja, upah buruh, produktifitas, karena unsur tenaga kerja adalah sangat penting bagi perusahaan.
e. Ketersediaan pasokan, komunikasi dan energi.
f. Resiko nilai tukar mata uang, karena mata uang dari suatu negara yang sangat fluktuatif akan berdampak sangat signifikan bagi kegiatan bisnis.
Keputusan Pemilihan Lokasi Daerah (Region)
Faktor pertimbangannya :
a. Keinginan perusahaan.
b. Segi-segi yang menarik dari wilayah tersebut (budaya, pajak, iklim).
c. Ketersediaan tanaga kerja, upah serta sikap terhadap serikat kerja.
d. Biaya dan ketersediaan pelayanan umum.
e. Peraturan mengenai lingkungan hidup.
f. Insentif dari pemerintah.
g. Kedekatan dengan bahan baku dan konsumen.
h. Biaya tanah dan pendirian bangunan.
Keputusan Pemilihan Tempat (Site)
Faktor pertimbangannya :
a. Ukuran dan biaya lokasi
b. Sistem transportasi udara, kereta, jalan bebas maupun jalur laut.
c. Pembatasan daerah.
d. Kedekatan dengan jasa / pasokan yang dibutuhkan.
e. Permasalahan dampak lingkungan.
Strategi Lokasi Usaha Sektor Jasa
Perusahaan yang bergerak di sektor jasa dalam menentukan lokasi mendasarkan pada volume dan revenue yang mungkin didapatkan dengan memperhatikan komponen-komponen diantaranya adalah:
Daya beli konsumen di area lokasi tersebut.
Jasa dan citra yang cocok dengan kondisi demografis konsumen di area lokasi.
Persaingan di area lokasi.
Kualitas Persaingan.
Keunikan lokasi yang dimiliki perusahaan dsan pesaingnya.
Kualitas fisik dari fasilitas dan bisnis sekitar area lokasi.
Kebijakan operasional perusahaan.
Kualitas manajemen.
Metode Evaluasi Alternatif Lokasi
A. Faktor Pemeringkatan Lokasi
Adalah sebuah metode penentuan lokasi yang mementingkan adanya obyektifitas dalam proses mengenali biaya yang sulit untuk dievaluasi. Faktor yang dipertimbangkan faktor baik yang kualitatif maupun kuantitatif dianalisis dengan cara mengkuantifisir semua faktor.
Metode ini bisa diterapkan untuk faktor-faktor yang secara umum digunakan untuk memilih lokasi, maupun faktor-faktor yang dipertimbangkan untuk memilih Negara, wilayah, tempat bagi pemilihan lokasi untuk perusahaan global.
Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
Membuat daftar faktor yang berhubungan yang sering disebut faktor kunci sukses (Critical Success Factors – CSFs)
Buat pembobotan untuk setiap faktor yang telah ditetapkan pada langkah 1. yang besar kecilnya tergantung signifikansinya bagi perusahaan.
Buat skala penilaian untuk tiap faktor (contoh 1-10, atau 1-100)
Menetapkan beberapa alternatif lokasi yang dinominasikan
Beri penilaian untuk setiap alternatif lokasi pada setiap faktor dengan menggunakan skala penilaian pada langkah 3.
Analisis tiap faktor dengan mengalokasikan bobot untuk tiap faktor dengan penilaian, dan jumlahkan hasilnya.
Berikan rekomendasi berdasarkan nilai poin maksimal sesuai hasil yang didapatkan pada langkah 6.
B. Analisis Pulang Pokok (Break Even Analysis)
Merupakan sebuah analisis biaya-volume produksi untuk membuat perbandingan ekonomis alternatif lokasi.
Data yang diperlukan adalah biaya baik biaya tetap maupun biaya variabel, sedangkan analisanya dapat dilakukan secara matematis maupun grafis. Akan tetapi pendekatan grafis memiliki kelebihan karena memberikan rentang jumlah volume dimana lokasi dapat dipilih.
Adapun langkah dalam melakukan analisa pulang pokok adalah:
Tentukan semua biaya yang berkaitan dengan alternative lokasi yang dijadikan nominasi baik berupa biaya tetap maupun biaya variable
Buat dalam bentuk grafis semua data biaya yang telah dikumpulkan pada langkah 1 menggunakan gambar dua dimensi dengan biaya pada sumbu vertikal dan volume pada sumbu horizontal.
Pilih lokasi yang memiliki biaya total paling rendah untuk jumlah produksi yang diharapkan.
C. Metode Pusat Gravitasi (Center of Gravitation Method)
Merupakan sebuah teknik matematis yang digunakan untuk menemukan lokasi yang paling baik untuk suatu titik distribusi tunggal yang melayani beberapa toko atau daera. Metode ini memperhitungkan jarak lokasi pasar, jumlah barang yang dikirim dan biaya pengiriman.
Langkah menggunakan metode ini adalah sebagai berikut:
1. Tetapkan jumlah barang yang dikirim dari lokasi ke gudang distribusi (yang akan dicari lokasinya) tiap periode tertentu
2. Buka peta, tentukan suatu tempat sebagai titik origin (0,0)
3. Tempatkan lokasi-lokasi pasar yang dimiliki perusahaan pada suatu sistem koordinat dengan titik origin sebagai dasar.
4. Tentukan koordinat gudang distribusi dengan rumus:
Koordinat x pusat gravitasi = Σ d ix Qi / Σ Qi
Koordinat y pusat gravitasi = Σ d iy Qi / Σ Qi
Dimana
d ix = koordinat x lokasi i
d iy = koordinat y lokasi i
Qi = Jumlah barang yang dipindahkan ke atau dari lokasi i
D. Model Transportasi (Transportation Method)
Merupakan sebuah teknik untuk menyelesaikan masalah sebagai bagian dari pemrograman linear. Tujuan model transportasi adalah menetapkan pola pengiriman terbaik dari beberapa titik pemasok (supplier) ke beberapa titik permintaan pabrik (tujuan) sedemikian rupa sehingga meminimalkan biaya produksi dan transportasi total.
Langkah untuk menggunakan model transportasi adalah sebagai berikut
1. Buat baris untuk masing-masing pemasok dan kolom untuk masing masing pabrik (tujuan).
2. Tambahkan baris untuk permintaan dan kolom untuk kapasitas kemudian isi nilainya
3. Tiap sel masukkan biaya transportasi per unitnya.
4. Buatlah penyelesaian dengan sistem coba-coba dengan mempertimbangkan data permintaan dan kapasitas.
E. Metode Pemilihan Lokasi Untuk Industri Jasa
Perhotelan
Metode regresi telah banyak digunakan untuk menyelesaikan persoalan pemilihan lokasi dengan menggunakan sejumlah variabel yang diramalkan. Dimulai dengan proses pemilihan dengan menguji sejumlah variabel bebas dan mencoba untuk menemukan variabel mana yang memiliki korelasi tertinggi dengan keuntungan yang diprediksikan yang merupakan variabel terikat.
Variabel bebas yang memungkinkan diantaranya adalah:
a. Jumlah kamar hotel di daerah sekitar hotel
b. Harga rata-rata sewa
c. Variabel yang menghasilkan permintaan seperti adanya perkantoran atau rumah sakit atau tempat bisnis maupun rekreasi
d. Variabel demografi seperti populasi
e. Tingkat pengangguran
f. Jumlah hotel yang ada
g. Karakteristik fisik seperti kemudahan transportasi.
Telemarketing
Aktivitas perkantoran dan industri yang tidak lagi memerlukan kontak langsung secara tatap muka dengan konsumen dimungkinkan dengan adanya peralatan seperti telepon maupun penjualan melalui internet. Dalam hal ini variabel tradisional seperti yang telah dibahas sebelumnya menjadi tidak relevan. Pergerakan informasi secara elektronik begitu baik maka biaya tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja adalah hal penting yang menentukan lokasi.
Perubahan kriteria lokasi juga dapat mempengaruhi berbagi jenis bisnis yang lain, contohnya di suatu tempat yang beban pajaknya lebih kecil memiliki keunggulan dari lokasi lain, begitu juga yang terjadi pada perusahaan penyedia jasa e-mail, pembuat software telecommuting, perusahaan pengguna konferensi video, pembuat alat elektronik untuk perkantoran, perusahaan pengiriman barang.
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System / GIS)
Merupakan suatu alat penting untuk membantu perusahaan membuat keputusan analitis yang berhasil, yang berkaitan dengan lokasi.
Ritel, bank, pompa bensin, merupakan contoh usaha yang dapat menggunakan file yang telah diberikan kode secara geografis dari GIS untuk melakukan analisa demografis.
GIS digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi yang mencakup lima elemen untuk setiap tempat yaitu:
1. Daerah pemukiman.
2. Toko eceran
3. Pusat kebudayaan dan hiburan
4. Kejahatan kriminal
5. Pilihan transportasi
Contoh banyak diterapkan pada developer gedung perkantoran komersial untuk memilih kota-kota mana yang akan dibangun sebagai kota masa depan.
Contoh lain pada perusahaan penerbangan menggunakan GIS untuk mengidentifikasi bandara mana yang paling efektif untuk melakukan jasa landasan, sehingga informasi ini dapat digunakan untuk penjadwalan, dan menentukan lokasi pembelian bahan bakar dan makanan.
Green Supply Chain Management (GSCM) merujuk pada integrasi praktik dan prinsip yang berkelanjutan secara lingkungan ke dalam area utama manajemen rantai pasok. Tujuan dari Green Supply Chain Management adalah untuk mengurangi dampak lingkungan dari seluruh rantai pasok, mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi, distribusi, konsumsi, dan pembuangan produk jadi. Ini melibatkan pertimbangan aspek ekologis dan sosial, selain faktor ekonomi.
Proses menggunakan input yang ramah lingkungan & mengubah input tersebut menjadi keluaran yang dapat di gunakan kembali pada akhir siklus hidupnya sehingga menciptakan rantai pasokan yang berkelanjutan.
Manfaat dari penerapan Green Supply Chain Management:
Pengurangan Jejak Karbon: Dengan fokus pada efisiensi energi, penggunaan bahan ramah lingkungan, dan pengurangan limbah, GSCM dapat membantu organisasi mengurangi emisi karbon dan dampak lingkungan mereka.
Efisiensi Energi dan Penggunaan Bahan Baku: GSCM mendorong penggunaan sumber daya yang lebih efisien, mengurangi penggunaan energi dan bahan baku yang tidak terbarukan, dan mengoptimalkan proses produksi.
Kepatuhan Regulasi: Penerapan GSCM membantu perusahaan untuk mematuhi regulasi lingkungan yang semakin ketat dan mengurangi risiko hukum terkait pelanggaran lingkungan.
Peningkatan Reputasi dan Branding: Organisasi yang mengadopsi praktik bisnis yang berkelanjutan cenderung mendapatkan citra yang positif di mata konsumen, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Efisiensi Biaya: Dengan mengurangi limbah dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya, perusahaan dapat mencapai efisiensi biaya dalam rantai pasokan mereka.
Alasan perusahaan untuk menerapkan GSCM
Ada beberapa alasan mengapa perusahaan menerapkan Green Supply Chain Management (GSCM) atau Manajemen Rantai Pasokan Hijau. Berikut adalah beberapa alasan utama:
Kepatuhan Regulasi:
Penerapan praktik GSCM dapat membantu perusahaan memenuhi persyaratan peraturan lingkungan yang semakin ketat. Banyak negara dan wilayah memiliki regulasi yang mengharuskan perusahaan untuk mengurangi dampak lingkungan mereka.
Reputasi dan Tanggung Jawab Sosial:
Menerapkan GSCM dapat meningkatkan citra perusahaan di mata konsumen dan pemangku kepentingan lainnya. Konsumen modern cenderung memilih produk dan layanan dari perusahaan yang dianggap bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.
Efisiensi Operasional:
Praktik GSCM seringkali melibatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya, seperti energi dan bahan baku. Dengan mengoptimalkan rantai pasokan, perusahaan dapat mengurangi pemborosan dan biaya operasional.
Inovasi Produk dan Proses:
Penerapan GSCM mendorong perusahaan untuk menciptakan inovasi dalam produk dan proses bisnis mereka. Ini dapat menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan dan memberikan keunggulan kompetitif.
Permintaan Konsumen:
Dengan meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan konsumen, ada permintaan yang lebih tinggi untuk produk dan layanan yang dihasilkan dengan memperhatikan dampak lingkungan. Perusahaan yang memiliki rantai pasokan hijau dapat memenuhi permintaan ini.
Fungsi GSCM
Beberapa fungsi utama dari Green Supply Chain Management melibatkan aspek-aspek berikut:
Pengurangan Emisi Karbon: GSCM bertujuan untuk mengurangi jejak karbon dalam rantai pasok dengan mengidentifikasi dan mengimplementasikan praktik-praktik yang ramah lingkungan. Hal ini dapat melibatkan penggunaan transportasi yang lebih efisien, penggunaan energi terbarukan, dan upaya-upaya lainnya untuk mengurangi emisi karbon.
Efisiensi Energi: GSCM membantu organisasi untuk mengidentifikasi cara-cara baru untuk menghemat energi dalam seluruh rantai pasok. Ini bisa mencakup penggunaan teknologi yang lebih efisien, pemilihan sumber energi terbarukan, dan pengoptimalan proses-proses produksi.
Manajemen Limbah: GSCM membantu dalam manajemen limbah dan pengelolaan sisa produksi. Ini termasuk penerapan praktik daur ulang, pengurangan limbah, dan pemilihan bahan baku yang lebih ramah lingkungan.
Pemilihan Pemasok Berkelanjutan: GSCM membantu organisasi dalam memilih pemasok yang memiliki praktik-praktik berkelanjutan. Ini dapat mencakup pemasok yang memproduksi dengan menggunakan energi terbarukan, memiliki kebijakan lingkungan yang baik, dan memenuhi standar berkelanjutan lainnya.
Inovasi Produk Hijau: GSCM mendorong organisasi untuk mengembangkan produk yang lebih ramah lingkungan, baik dari segi bahan baku maupun desain produk. Ini dapat mencakup penggunaan bahan daur ulang, desain produk yang dapat didaur ulang, dan pengurangan bahan berbahaya.
Kepatuhan Peraturan Lingkungan: GSCM membantu organisasi untuk tetap mematuhi peraturan lingkungan yang berlaku. Ini melibatkan pemantauan peraturan dan memastikan bahwa seluruh operasi di rantai pasok mematuhi norma-norma lingkungan yang berlaku.
Reputasi dan Branding: Mengimplementasikan GSCM juga dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan branding di mata konsumen. Konsumen yang semakin peduli terhadap lingkungan cenderung lebih memilih produk dari perusahaan yang menunjukkan komitmen terhadap praktik berkelanjutan.
Efisiensi Operasional: Implementasi GSCM dapat mengarah pada peningkatan efisiensi operasional karena mengurangi pemborosan, mengoptimalkan proses-proses, dan meningkatkan penggunaan sumber daya secara bijaksana.
Resilience Rantai Pasok: Dengan mengintegrasikan elemen berkelanjutan, organisasi dapat meningkatkan ketahanan (resilience) rantai pasok mereka terhadap perubahan iklim, peraturan lingkungan yang berubah, dan risiko-risiko lain yang terkait dengan keberlanjutan.
Penghematan Biaya Jangka Panjang: Meskipun investasi awal dalam GSCM mungkin diperlukan, penghematan biaya jangka panjang dapat terjadi melalui efisiensi energi, pengelolaan limbah yang lebih baik, dan peningkatan keefektifan rantai pasok secara keseluruhan.
Contoh GSCM dalam kehidupan
Desain Produk Ramah Lingkungan:
Perusahaan dapat merancang produk dengan mempertimbangkan bahan baku yang dapat didaur ulang atau dapat terurai secara alami.
Penggunaan bahan yang kurang beracun dan ramah lingkungan dapat membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan.