Susu Bisa Menyebabkan Osteoporosis

Para dokter dan ahli gizi selama ini mengatakan susu sapi adalah baik untuk kesehatan dan dapat mencegah osteoporosis. Pendapat ini kedengarannya cukup masuk diakal, tetapi tidak akan berhasil. Orang Amerika dan Eropa Utara mengonsumsi kalsium dari susu sapi paling tinggi di dunia yaitu 800 mg - 1200 mg kalsium sehari, tetapi mengapa angka tertinggi Osteoporosis di dunia juga diderita oleh mereka? Mereka lebih menderita osteoporosis daripada orang Asia dan Afrika yang mengonsumsi 300 mg - 500 mg kalsium per hari. Dan dari empat negara susu besar –Amerika, Swedia, Denmark, dan Finlandia– di negara yang banyak sekali mengonsumsi susu setiap harinya, ditemukan lebih banyak kasus retak tulang panggul dan osteoporosis.Menurut Prof Dr. Hiromi Shinya (70) seorang ahli usus terkemuka di dunia dan penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Menurutnya, susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah tidak anak-anak lagi tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi perilaku yang alami seperti itu?

“Itu gara-gara pabrik susu yang terus mengiklankan produknya,” ujar Dr. Hiromi Shinya

Profesor Hiromi tentu tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di dunia. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus mondarmandir di antara dua negara itu.

Apa argumen Prof. Shinya terhadap pendapatnya yang ”melawan” pendapat umum ini, termasuk sebagian dokter ahli gizi klinik? Menurut Shinya, karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita.

Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan “enzim induk” yang seharusnya lebih baik dihemat.

Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Kemudian, kadar kalsium dalam darah manusia biasanya terpatok pada 9-10 mg. ”Namun, saat minum susu, konsentrasi kalsium dalam darah Anda tiba-tiba meningkat. Walaupun sepintas lalu hal ini mungkin terlihat seperti banyak kalsium telah terserap, peningkatan jumlah kalsium dalam darah ini memiliki sisi buruk. Ketika konsentrasi kalsium dalam darah tiba-tiba meningkat, tubuh berusaha untuk mengembalikan keadaan abnormal ini menjadi normal kembali dengan membuang kalsium dari ginjal melalui urine,” demikian pendapat Shinya.

Ia menambahkan, ”Jika Anda mencoba minum susu dengan harapan mendapatkan kalsium, hasilnya sungguh ironis, yaitu menurunnya jumlah kalsium dalam tubuh Anda secara keseluruhan. Dari empat negara susu besar—Amerika, Swedia, Denmark, dan Finlandia—yang banyak sekali mengonsumsi susu setiap hari, ditemukan banyak kasus retak tulang panggul dan osteoporosis.”

Penyebab utama osteopororis adalah terlalu banyak mengonsumsi acidic yang berasal dari daging, gula dan bahan-bahan yang mengandung kimia. Untuk menetralisir aciditas tersebut, tubuh mengambil kalsium (alkalin) dari tulang. Sehingga masalah osteoporosis bukanlah bahwa seseorang itu tidak cukup memakan kalsium. Masalahnya adalah mereka kehilangan kalsium. Dengan demikian, mengasup lebih banyak kalsium ke dalam tubuh bukanlah jawabannya, karena Anda bisa kehilangan lebih banyak daripada yang Anda asup (misalnya dengan tetap memakan daging, gula,dan bahan-bahan kimia lainnya).

Apabila ektra kalsium ini berasal dari makanan yang mengandung protein tinggi seperti susu, keju dan es krim, itu akan memperburuk keadaan. Karena makanan ini adalah pembentuk acid. Makanan-makanan ini menyebabkan tubuh kehilangan banyak kalsium. Solusi utama adalah membuat tubuh menjadi alkalin. Dengan memakan lebih banyak sayuran dan menghindari makanan pembentuk acid seperti daging, gula dan bahan-bahan kimia.

Kelihatannya, dokter, ahli gizi dan perusahaan susu adalah keliru bila mereka mengatakan bahwa susu adalah sumber terbaik untuk kalsium.

Lebih banyak kalsium yang bisa ditemukan di biji2an (khususnya biji wijen dan kacang kedelai) dan rumput laut (jenis hijiki).

Biji2an ini mengandung 14 kali lebih banyak kalsium dari susu. Selain itu, biji2an ini juga pembentuk alkalin, makanan ini menyediakan kalsium tanpa membentuk acid yang menghilangkan kalsium dari tulang.

Itulah mengapa sekarang di Amerika dan Eropa , setelah mengetahui hal ini lebih banyak beralih mengkonsumsi susu kedelai.

Bagaiman dengan mengganti susu sapi dengan susu kedelai? Memang susu kedelai sekarang menjadi alternatif pilihan menggati susu sapai, tetapi yang jadi masalah sekarang adalah kedelai cara penanamannya menggunakan pupuk kimia dan pestisida juga mengandung racun yang berbahaya bagi kesehatan. Jadi minumlah susu kedelai organik untuk kesehatan Anda.

FAKTA TENTANG SUSU

  • Tidak ada makanan lain yang sulit dicerna daripada susu.
  • Kasein, yang membentuk kira-kira 80% dari protein yang terdapat dalam susu, langsung menggumpal menjadi satu begitu memasuki lambung sehingga menjadi sangat sulit dicerna.
  • Komponen susu yang dijual di toko telah dihomogenisasi dan menghasilkan radikal bebas.
  • Susu yang dipasteurisasi tidak mengandung enzim-enzim yang berharga, lemaknya telah teroksidasi dan kualitas proteinnya berubah akibat suhu yang tinggi.
  • Susu yang mengandung banyak zat lemak teroksidasi mengacaukan lingkungan dalam usus, meningkatkan jumlah bakteri jahat, dan menghancurkan flora bakteri dalam usus.
  • Jika wanita hamil minum susu, anak-anak mereka cenderung lebih mudah terjangkit dermatitik atopik.
  • Minum susu terlalu banyak sebenarnya MENYEBABKAN osteoporosis.

Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof Hiromi sekalian melakukan penelitian. Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang makan atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara lain susu dan daging.

Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan makanan/minuman yang “jelek”: benjol-benjol, luka-luka, bisul- bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan karet gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.

Yang paling mendasar dari teorinya adalah: setiap tubuh manusia sudah diberi “modal” oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah tertentu yang tersimpan di dalam “lumbung enzim- induk”. Enzim-induk ini setiap hari dikeluarkan dari “lumbung”-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim sesuai keperluan hari itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke perut, semakin boros menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia, adalah habisnya enzim di lumbung masing-masing.

Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan langsing haruslah menghemat enzim-induk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah dengan cara selalu makan makanan segar. Ada yang menarik dalam hal makanan segar ini. Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang sudah lama terkena udara akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh besi yang kalau lama dibiarkan di udara terbuka mengalami karatan. Bahan makanan pun demikian.

Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyaknya sendiri sudah persoalan, apalagi kalau minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu, kalau makan makanan yang digoreng saja sudah kurang baik, akan lebih parah kalau makanan itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka. Minyak yang oksidasi, katanya, sangat bahaya bagi usus. Maksudnya, mengolah makanan seperti itu memerlukan enzim yang banyak.

Apa saja makanan yang direkomendasikan?

Sayur, biji-bijian, dan buah. Jangan terlalu banyak makan makanan yang berprotein. Protein yang melebihi keperluan tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Kelebihan protein itu akan dibuang. Membuangnya pun memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga berasal dari lumbung enzim. Untuk apa makan berlebih kalau untuk mengolah makanan itu harus menguras enzim dan untuk membuang kelebihannya juga harus menguras lumbung enzim.

Sumber:

Hiromi Shinya, M.D. "The Miracle of Enzyme – Self-Healing Program: Meningkatkan Daya Tahan, Memicu Regenerasi Sel" (terjemahan) , terbitan Qanita/Mizan