Sumber Gambar: Internet
Nilai Diri sebagai Sosok Pendidik Bergantung dari Upaya Memperbaiki Diri Secara Konsisten
Minggu ini saya mempelajari konsep tentang pembentukan diri, karakter, nilai dan peran guru penggerak, dan profil pelajar pancasila. Pembentukan nilai diri, saya mencoba memahami hubungan antara emosi, cara kerja otak dan pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang ternyata ditunjukan dalam prosentase 12 & 88. Fakta, keteladanan dan pembiasaan, khususnya dilingkungan sekolah, adalah kuncinya. Selanjutnya, nilai-nilai 88% (bawah sadar) yang merupakan identitas diri dapat ditumbuhkan melalui keteladanan dan pembiasaan perilaku yang konsisten di suatu lingkungan. Selanjutnya, otak manusia memiliki dua sistem cara berfikir, cepat dan lambat, yang berpengaruh pada kemampuan mengambil keputusan. Dibalik kecerdasan dan keluhuran manusia, didalam otak manusia ternyata terdapat sistem limbik (emosi) yang identik dengan otak mamalia & Bertahan hidup (batang otak) / otak reptil (keduanya terhubung dengan kemampuan berfikir cepat) dan otak primata (terhubung dengan kemampuan berfikir lambat). Secara keseluruhan, ketiganya, terhubung dengan otak luhur manusia. Juga, otak luhur manusia terhubung dengan kemampuan berfikir lambat yang digunakan untuk mengelola pemikiran yang lebih kompleks. Hal ini mengakibatkan kerja otak bagian ini memerlukan lebih banyak energi dan bertentangan dengan sifat alamiah kerja otak yang lain yang berupaya menghemat energi.
Calon Guru Penggerak, bukan hanya mampu menggerakan dimulai dari diri, seyogyanya juga memahami berbagai kosep dari tujuan pengajaran. Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, misalnya. Juga, menurut Heriansyah, (2018: 429) dalam jurnalnya berjudul “The Importance of Character Education: The English Teacher’s Efforts and Challenges In Students’ Character Building.” Mengatakan bahwa tujuan pengajaran tidak hanya menonjolkan pencapaian teori dan pengetahuan praktis, tetapi juga memberikan hasil belajar yang bermakna dan positif perubahan sikap dan perilaku siswa. Seorang guru memiliki peran sentral dan kontribusi untuk berhasil mencapai tujuan yang diinginkan ini. Hal ini dapat dilakukan melalui program sekolah dan praktik pedagogis yang mempromosikan serangkaian nilai karakter selama pengajaran di kelas dan pengaruhnya dapat dilihat dalam interaksi sehari-hari antara guru dan siswa serta komponen lainnya dalam lingkungan sekolah. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengajarkan karakter pendidikan bagi siswa antara lain mengajarkan keteladanan dan pembiasaan positif.
Menurut lampiran II Peraturan Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan nomor 6565/B/GT/2020 tentang Model Kompetensi Dalam Pengembangan Profesi Guru, "terdapat 4 kategori dalam kompetensi tersebut. Kategori tersebut yaitu mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah. Artinya, CGP dilatih selama 9 bulan salah satunya agar memiliki kecakapan 4 kompetensi tersebut. Menguasai 4 kompetensi tersebut, CGP "menggerakkan diri serta lingkungan sekolah agar dapat mewujudkan sekolah yang berpihak pada murid."
Nilai dan pera guru penggerak, guru penggerak wajib memiliki 4 kompetensi pokok, yakni, "mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah. Dengan kata lain, pada praktik realisasinya selama menjadi CGP, diperlukan dukungan dan kesempatan realisasi dari 4 kompetensi tersebut walau dalam lingkup yang terbatas dibawah supervisi / pengawasan kepala sekolah. Misal, CGP memperolah penugasan untuk melakukan supervisi / coaching / mentoring beberapa (satu, dua, atau lebih) teman sejawat melalui surat tugas resmi dari kepala sekolah. dan kegiatan lainnya termaktup dalam memimpin manajemen sekolah dan serta memimpin pengembangan sekolah.
Selanjutnya, selain 4 (empat) kompetensi pokok CGP, yakni, "mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah peran guru penggerak juga ada 5 (lima) nilai guru penggerak, yakni: "Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid." Selanjutnya, kelima konsep nilai CGP dideskripsikan sebagai berikut.
Mandiri
Kata kuncinya adalam SM (Self Maturity) atau kematangan diri. Kematangan diri perlu didorong oleh semangat / motivasi diri untuk terus bergerak kearah yang lebih baik. Juga, belief / keyakinan diri terhadap apapun yang dilakukan. Jadi Mandiri memerlukan kematangan diri, motivasi, dan keyakinan. Kesulitan menuntun siswa mencapai kompetensi yang sudah ditentukan memerlukan SM. Melihat berbagai alternatif cara (membutuhkan motivasi) dan merealisasikan cara (belief) bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan jika mau berusaha. Kesulitan membimbing anak, pasti ada cara yang bisa ditemukan dan berlaku umum agar kwalitas dan hasil pembelajaran menjadi lebih baik. Seperti, kesulitan siswa menulis teks eksposisi dapat diminimalisis dengan lemb
Reflektif
Sejauh ini saya memahami peran dan fungsi guru sebagai pendidik dan pengajar. Namun demikian, setelah mengikuti program CGP selama kurang lebih 1 (satu) bulan berjalan ada sisi lain yang ternyata belum saya pahami sebagai pendidik, terkait filosofis pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara dalam hal kodrat alam dan kodrat zaman dalam konteks "Perbaiki lakunya, bukan dasarnya." Memahami konsep dan menginternalisasikan ke dalam diri mendorong semangat, kemandirian, dan belief untuk terus memperbaiki mutu pembelajaran diruang-ruang kelas yang saya ampu. Akhir ini, sekitar 3 minggu ini saya bisa merasakan kemajuan belajar anak menulis teks eksposisi setekah saya menemukan lembar portofolio mengontrol kemajuan belajar anak. Ini sangat sederhana, kecil, dan biasa-biasa saja. Tetapi, dalam realisasi pembelajaran dikelas saya melihat ada kemajuan pemahaman anak dimana mereka menulis berdasarkan minat mereka, pembelajaran berdiferensiasi dilihat dari profil belajar anak-minat, dan kesiapan belajar anak/readiness.
Kolaboratif
Ruh dari kolaboratif adalah, "berkomunikasi, memahami peran masing-masing pihak dalam suatu situasi tertentu .." Membangun komunikasi tidaklah mudah baik dengan atasan, teman sejawat, apalagi orang tua siswa sesuai peran masing-masing. Pengalaman saya dalam membangun komunikasi adalah kemauan untuk mendengar pendapat orang lain dan bersabar setelah itu. Jikalau ada perbedaan maka bersama membangun komunikasi sesuai dengan peran masing-masing dan mencari solusi terbaik didasari dengan kematangan diri.
Kata kunci dari dari nilai Kolaboratif adalah, "berkomunikasi, memahami peran masing-masing pihak dalam suatu situasi tertentu .." Membangun komunikasi tidaklah mudah baik dengan atasan, teman sejawat, apalagi orang tua siswa sesuai peran masing-masing. Perilaku yang bisa dilakukan oleh seorang Guru Penggerak terkait nilai Kolaboratif, seperti: (1) sepenuh hati mensukseskan program-program sekolah dan menjadi leading sektor tercapainya program-program sekolah tersebut. Seperti, saya menjadi ketua pelaksana acara Edufair selama 3 hari dari dari tanggal 27 - 28 Oktober 2021 sementara kepala sekolah ada Dinas Luaar dan memberi pesan, "atur sekolah, kegiatan edufair, dan ambil keputusan yang dibutuhkan." Menjadi ketua, saya, atas persetujuan kepala sekolah, membentuk TIM dari persiapan sampai akhir pameran. Saya berkoordinasi dengan koordinator seksi edufair, seperti: seksi lomba, perlengkapan, pendanaan dan pelaporan, konsumsi, dan lain sebagainya sehingga program dapat berjalan seperti arahan kepala sekolah
Inovatif
Sebagai kurikulum, saya melihat perlu validasi instrumen soal Penialain Akhir Semester (PAS) Genap tahun pelajaran 2021/2022 yang akan diselenggarakan awal Desember 2021. Saya melihat bahwa soal-soal guru perlu divalidasi untuk mengoptimalkan instrumen penilaian berbasis literasi, numerasi, dan science sejumlah 10 - 15 soal dari total soal yang dibuat oleh masing-masing MAPEL melalui MGMP sekolah. Untuk itu, saya mengusulkan kepada kepala sekolah dan disetujui untuk membentuk tim validasi dari tiga domain, yakni: Domain Numerasi (2 orang) memvalidasi soal matematika, Science ( 3 orang) memfalidasi soal Fisika, Kimia, Biologi, dan Numerasi (2 orang) memfalidasi soal MAPEL lainnya.
Inovatif berarti menemukan hal baru. Artinya, CGP tidak terjebak dalam sebuah rutinitas pekerjaan dan pembelajaran. NIlai inovatif dapat direalisasikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) misalnya berbasis akar masalah pembelajaran didalam kelas dengan cara-cara tindakan yang baru dan bukan hanya sekedar untuk memenuhi angka kredit untuk naik pangkat tetapi lebih kepada kajian akademik yang memungkinkan untuk menemukan solusi baru terhadap permasalahan pembelajaran atau implementasi konsep baru yang diyakini dapat menyelesaikan salah satu masalah pembelajaran. Misal, saya merasa kewalahan memeriksa hasil tulisan anak terkait 3 hal, seperti: (1) ejaan dan penggunaan kosa kata, (2) koherensi tulisan, dan (3) plagiarisme. Saya menggunakan aplikasi gratis untuk menilai tulisan anak (70%) dan 30% manual diadaptasi dari pendapat Brown, (2000), dan cek plagiarisme.
Berpihak pada murid
Berpihak kepada murid diawali dengan pembelajaran yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan belajar murid. Kebutuhan belajar murid, dikutip dari pendapat Tomlinson (2001) ada tiga, yakni: Kesiapan Belajar (readiness), Minat, dan Profil Belajar Siswa. Dengan kata lain, "Segala keputusan yang diambil oleh seorang Guru Penggerak didasari pembelajaran murid terlebih dahulu, bukan dirinya sendiri."
Berpihak pada murid berarti melakukan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid dan kesiapan murid. Misal, saya mengajar teks eksposisi disuatu kelas. Berpihak pada murid, ini berarti saya harus memiliki data siswa terkait dengan perkembangan belajar setiap siswa dikelas saya. Mana kelompok murid yang telah memahami konsep tertentu tentang menhulis teks eksposisi dan mana kelompok muris yang belum memahami sebuah konsep. Sehingga bimbingan / tuntunan dan strategi pembelajaran saya kepada murid berdasarkan pada kemajuan belajar murid. Juga. setiap murid memiliki minat yang berbeda. Ada kelompok murid yang minat di bidang kesenian, olahraga, science dan sebagainya. Sehingga, mereka diberi kebebasan untuk menulis teks eksposisi berdasarkan minat mereka masing-masing dengan ketentuan yang sama untuk setiap murid, teks eksposisi
Memahami peran dan nilai guru penggerak, saya menyadari konsep peran guru penggerak, "mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah." Harus saya realisasikan dalam praktik keseharian saya dilingkungan kerja. Seperti, menjalankan tugas sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum, memberikan materi pada IHT tingkat sekolah adalah hal yang dilakukan setiap tahun secara rutin. IHT mencakup perangkat pembelajaran, realisasi pembelajaran, memvalidasi perangkat pembelajaran, dan penilaian. Hal yang masih kurang dilakukan sesuai tugas dan fungsi saya adalah melakukan validasi instrumen penilaian ketika penilaian semester / penilaian akhir tahun. Sementara hal yang belum pernah saya lakukan adalah melaksanakan supervisi & coaching. Peran yang paling diingat adalah ketika melakukan bimbingan pada IHT terkait penilaian, khususnya instrumen penilaian pengetahuan. Ditemukan soal-soal yang tidak mengarah pada kodrat zaman dalam konteks domain literasi, saya membimbing guru-guru untuk mampu Menyusun / membuat soal literasi sesuai kodrat zaman.