Sri Wantoro - Mulai dari Diri

Mulai dari Diri

Upacara bendera setiap hari senin hanya sebuah contoh dalam konteks belajar itu mulai dari diri. Belajar adalah sebuah transformasi perubahan kearah yang lebih baik. Artinya, ketika tidak ada perubahan maka tidak ada pembelajaran. Maka, sederhananya, persiapkan diri dan pantaskan diri untuk mengikuti sebuah perubahan.

Maka, perubahan itu sesungguhnya adalah diri sendiri, bukan orang lain. Maksudnya, perubahan itu dimulai dari diri sendiri. Misal, ketika sosok pendidik menginginkan siswa-siswinya tepat waktu mengikuti upacara bendera setiap hari senin. Maka, apakah sosok guru tersebut datang lebih awal, siap lebih awal, dan menjadi teladan bagi siswa-siswinya untuk mengikuti upacara tepat waktu. Jika tidak, menginginkan anak didiknya tepat waktu untuk mengikuti upacara bendera setiap hari senin tepat waktu adalah mimpi disiang bolong bagi sosok guru.

Artinya, mulai dari diri adalah komitmen untuk membrikan keteladanan, memberikan contoh aksi nyata positif, memberikan petunjuk dan tanda yang nyata, bahkan memberikan inspirasi nyata bagi orang lain. Akhirnya, sosok pemimpin pembelajran, guru atau kepala skolah yang menginginkan warga sekolah untuk bisa mengikuti upacara bendera setiap hari senin tepat waktu maka mulailah dari diri untuk tepat waktu.

Menjadi utusan daerah Provinsi Bangka Belitung pada kegiatan Training of Trainer Program for International Students Assessment (PISA) menjadi bagian dari motivasi diri yang didapat selama mengikuti program CGP.
Semangat perubahan yang dimotori melalui kegiatan CGP memuncul keyakinan dalam diri, siapapun yang mau membuka diri dengan perubahan-perubahan dalam konteks dunia pendidikan mendapatkan manfaat positif.
Program Calon Guru Penggerak (CGP) mampu memotivasi saya untuk terus belajar dan menjadi insan pendidik yang lebih baik. Berbuat sekecil apapun dengan didasari motivasi diri / kesadaran diri terhadap sebuah keyakinan untuk mencapai yang lebih baik adalah salah satu kunci menjalani profesi sebagai pendidik.

Motivasi selama mengikuti proses CGP, saya meyakini sebuah konsep budaya positif. Bahwasanya, sebuah budaya positif seyogyanya dibangun secara terus menerus untuk menghasilkan sebuah pembiasaan dan karakter demi terwujudnya kualitas pembelajaran yang lebih baik dan berpihak pada murid.
Jejak membangun budaya positif melalui karya antologi teks eksposisi mengisahkan tentang perjalanan membangun mimpi dimana dalam proses pembelajaran tidak hanya sebagai sebuah rutinitas diruang-ruang kelas. Namun demikian, rutinitas tersebut dapat membangkitkan semangat anak untuk menghasilkan karya bersama, antologi.
Untuk itulah jejak ini penulis rangkai dalam sebuah narasi berkisah perjalanan membangun budaya positif yang bersumber dari keyakinan anak yang menjadi keyakinan dan mimpi penulis sebagai pendidik

Sebagai salah satu, yang tergabung dalam nara sumber daerah, tim PISA melakukan diskusi dan sosialisasi untuk memasyarakatkan konsep PISA.

Semangat perubahan yang dimotori melalui kegiatan CGP memuncul keyakinan dalam diri, siapapun yang mau membuka diri dengan perubahan-perubahan dalam konteks dunia pendidikan mendapatkan manfaat positif.

Program Calon Guru Penggerak (CGP) mampu memotivasi saya untuk terus belajar dan menjadi insan pendidik yang lebih baik. Berbuat sekecil apapun dengan didasari motivasi diri / kesadaran diri terhadap sebuah keyakinan untuk mencapai yang lebih baik adalah salah satu kunci menjalani profesi sebagai pendidik.

KE MENU UTAMA