Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional
Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Pertanyaan #1
Tanggapan diperlukan
Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?
Peristiwa yang terjadi pada tahun 2017/2018 awal, ketika baru saja saya dipromosikan oleh kepala sekolah sebagai wakasek kesiswaan, saya mendapat tugas pertama untuk membuat program kesiswaan yang berkaitan dengan kerapian dan budaya antri di lingkungan sekolah karena hal tersebut menjadi keresahan bersama di sekolah kami. Saya sering melihat siswa menyimpan sepatu dengan tidak rapi, antri wudhu yang suka terlihat krodit suka dorong-dorongan atau main air di ruang wudhunya, atau ketika antri makan sehat atau jalan ke kelas lantai 3 di tangganya terkadang ada yang bercanda atau kejadian siswa yang perlu penanganan guru. Maka dari kejadian dan keresahan itu semua saya memilih untuk merefleksikan peristiwa tersebut dengan menyusun program dan merancang teknis atau turunannya. Saya mengkomunikasikan dengan kepala sekolah dan tim kesiswaan dengan meriview sama-sama program yang sudah saya rancang, kemudian ada tanggapan, saran, dan masukan yang membangun untuk menyempurnakan program kesiswaan yang sudah dibuat. Adapun program yang sudah dirancang bersama adalah program PKS (Patroli Keamanan Sekolah) yaitu siswa kelas 4, 5 dan 6 yang dipilihi untuk bertugas membantu guru dalam pembiasaan antri, dll, semarak pembiasaan 2B (bersih diri dan bersih lingkungan).
Penerapan program PKS ini diawali dengan penjaringan siswa/i yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjadi anggota PKS. Selanjutnya anak yang terpilih maka akan dikukuhkan dengan diberikan atribut pin pada baju siswa/i setelah upacara bendera hari senin. Anak-anak yang terpilih ini akan ada evaluasi perminggu secara berkala dengan tim kesiswaan, masa jabatan mereka adalah 2 bulan bisa diperpanjang bisa digantikan dengan siswa/i yang lain yang memenuhi syarat.
Tugas anggota PKS adalah :
· Membantu mengingatkan siswa yang tidak rapi dalam menyimpan sepatu
· Membantu guru piket dalam baris berbaris, antri wudhu, ketertiban sholat duha dan sholat zuhur dll
· Membantu mengingatkan anak untuk buang sampah pada tempatnya
Catatan : Anggota PKS tidak berhak menjadi eksekutor/memberi sanksi kepada siswa yang melanggar. Anggota PKS hanya mengingatkan dan melaporkan kepada guru piket / wali kelas sebagai bahan evaluasi mingguan.
Pertanyaan #2
Tanggapan diperlukan
Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis tersebut?
Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)
Untuk menghadapi krisis coping, saya melakukan beberapa hal berikut:
Saya berbicara dengan kepala sekolah dan tim kesiswaan guru di sekolah. Saya menceritakan apa yang terjadi dan meminta saran dari mereka.
Saya menyusun program, jadwal dan pemetaan tugas.
Saya memonithoring dan mengevaluasi secara berkala untuk mengetahui perkembangan atau hambatan yang ada.
Bagaimana Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis tersebut
Dari peristiwa tersebut, saya belajar untuk menjadi lebih peka dalam memahami murid-murid saya. Saya juga belajar untuk menerima bahwa tidak semua siswa akan mudah beradaptasi dengan siswa yang lain yang memiliki karakter dan pembiasaan di rumah yang berbeda, dan hal tersebut tentunya akan terbawa ke sekolah. Maka saya butuh merancang program dan menerapkannya secara konsisten untuk membentuk karakter dan nilai-nilai kebajikan sekolah yang sudah disepakati bersama.
Saya juga belajar untuk menjadi lebih proaktif dalam mencari solusi atas masalah yang terjadi pada siswa/ tentang kesiswaan. Saya tidak hanya menunggu masalah tersebut selesai dengan sendirinya. Akan tetapi melakukan sesuatu yang dapat mencegah hal-hal yang tidak baik/ masalah yang akan terjadi pada kemudian hari.
Pertanyaan #3
Tanggapan diperlukan
Gambarkan diri Anda setelah melewati krisis tersebut.
Gambaran diri Anda setelah melewati krisis tersebut
Setelah melewati krisis tersebut, saya merasa menjadi pribadi yang lebih peka terhadap sesuatu masalah dari sebelumnya. Melihat dan memahami sesuatu tidak hanya dari 1 sisi, tetapi melihat dari berbagai sisi secara menyeluruh agar menemukan akar masalah serta solusi dan alternatif yang dapat dilakukan.
Saya percaya bahwa peristiwa tersebut adalah sebuah kesempatan bagi saya untuk belajar dan tumbuh. Saya bersyukur atas pengalaman tersebut karena telah membuat saya menjadi guru yang lebih baik.
Demikian Refleksi Mulai dari Diri Modul 2.2 semoga bermanfaat. Terima kasih.
Pertanyaan #4
Tanggapan diperlukan
Sebagai pendidik, Anda tentu pernah bertemu murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Setujukah Anda bahwa faktor-faktor tersebut membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah? Jelaskan jawaban Anda dengan bukti atau contoh yang mendukung.
Saya setuju bahwa faktor pemahaman diri, ketangguhan, dan kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain yang dimiliki oleh murid mampu membantu mereka menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal.
Murid yang memiliki kemampuan tersebut, maka dia akan cenderung bisa menempatkan dirinya dengan baik. Ketika dia memahami dirinya sekaligus apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya, dia akan mengoptimalkan kelebihan dan memperbaiki kekurangannya.
Misalnya, jika mereka cenderung kurang dalam satu bidang, mereka akan meminta temannya yang lebih mumpuni untuk mengajarinya. Apabila temannya tidak mampu, maka murid itu akan meminta guru untuk menjelaskan lebih lanjut agar kekurangannya itu bisa lebih baik dari sebelumnya.
Murid yang memiliki ketangguhan juga tidak akan mudah menyerah pada kesulitan yang mereka hadapi, baik kesulitan dalam hal belajar atau lingkungan yang kurang kondusif. Mereka akan berusaha mengatasi kesulitan tersebut sebaik mungkin.
Kemudian, terkait kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain, murid yang mempunyai kemampuan tersebut bisa menjalin pertemanan dengan lebih luas. Pertemanan ini akan membuatnya berkembang.
Melalui hubungan yang positif itu, pertemanan yang dibangun bisa saling mendukung untuk meningkatkan prestasi. Misalnya, dengan mengikuti perlombaan untuk mengasah bakat yang dimiliki.
Pertanyaan #5
Tanggapan diperlukan
Dari kedua refleksi di atas, apa yang dapat Bapak/Ibu simpulkan tentang hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis Anda dan pembelajaran murid Anda?
Kesimpulannya adalah hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis yaitu kemampuan sosial dan emosional yang baik akan membawa pada keberhasilan pengelolaan krisis.
Dalam proses pembelajaran sosial dan emosional, guru dan murid dilatih supaya mampu memahami, memaknai, dan mengelola emosi (kesadaran diri). Jika sudah memenuhi kompetensi tersebut, maka guru dan murid bisa menetapkan serta mencapai tujuan positif.
Kompetensi sosial dan emosional juga menjadikan guru serta murid dapat merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang lain, atau disebut juga sebagai kesadaran sosial. Apabila hal itu terpenuhi, maka untuk dapat membangun dan mempertahankan hubungan yang positif bukanlah hal sulit untuk dilakukan.
Orang yang dapat mengelola hubungan sosial dan perasaan emosional dengan baik juga akan mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab. Sebab, sebelum menetapkan keputusan yang dibuat, mereka akan mempertimbangkan keputusannya itu. Apakah keputusan akan berdampak positif atau negatif terhadap lingkungan sekitarnya.
Harapan dan Ekspektasi
Pertanyaan #6
Tanggapan diperlukan
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?
Silahkan kemukakan Harapan bagi diri sendiri ?
Saya berharap pembelajaran selanjutnya yaitu pembelajaran yang bisa mengontrol emosi seseorang pada saat amarah bergejolak atau ada di puncak, maka kita bisa mengendalikannya.
Saya berharap selalu untuk dapat menularkan aura positif berupa mengontrol emosi yang baik pada siapa saja yang saya temui agar orang-orang di sekitar saya dapat mengendalikan amarah dan selalu bersabar terhadap permasalahan yang dihadapi, terutama menghadapi murid-murid yang seringkali melakukan masalah, maka guru dapat bersabar dan tetap menuntun mereka untuk dapat melakukan perbaikan dan berubah menjadi murid yang sukses dalam prestasi dan memiliki budi pekerti yang baik
Pertanyaan #7
Tanggapan diperlukan
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?
Silahkan kemukakan Harapan bagi murid-murid Anda ?
Saya berharap pembelajaran selanjutnya adalah dapat mengajarkan cara-cara agar murid-murid dapat mengontrol emosinya pada saat ia dalam permasalahan sesama teman, murid-murid saya berharap agar kelas atau sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman dalam melaksanakan pembelajaran karena semuanya berbudaya positif tidak ada amarah yang meluap-luap, tidak ada emosi yang tidak terkendali, dan sekolah dapat menerapkan pendekatan segitiga restitusi untuk mencipatakan suasana budaya positif di sekolah dan menyadarkan siswa untuk kembali kepada kelompoknya yaitu kelompok yang melakukan sesuatu sesuai dengan nilai-nilai kebajikan sekolah yang diyakininya.