Peristiwa baik yang mengesankan di Sekolah
Peristiwa baik yang terjadi di sekolah sampai saat ini masih berkesan adalah adalah ketika mendapat penghargaan peringkat ke-tiga nilai terbesar di pon-pes MQ Al-Islami untuk tingkat Madrasah Aliyah dengan nilai akumulatif 221 dari hasil ujian tulis dan ujian lisan yang diselenggarakan dari tanggal 18 Desember 2010 sampai dengan 04 Januari 2011. Saya sangat bahagia dan terharu karena pada saat pemberian penghargaan itu disaksikan oleh seluruh santri dan orangtua. Ketika dipanggil nama Muhamad Yusuf, saya sangat terkejut sekali padahal banyak sekali yang bersungguh-sungguh dan sangat menguasai materi-materi ujian. Namun saya juga yakin perjuangan dan pengorbanan itu tidak akan mengkhianati hasil.
Mengapa momen yang tejadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih mempengaruhi diri saya di masa sekarang?
Masa sekolah bagi saya adalah masa yang menyenangkan untuk diingat, meskipun ada beberapa hal yang membuat saya enggan untuk mengingat masa di SD. Masa sekolah merupakan masa bermain dan belajar dengan gembira bersama teman. Masa di mana kita selalu ingin mendapatkan hal-hal baru yang belum pernah kita rasakan sebelumnya. Kita belajar bersama, belajar mengenal pelajaran sekolah, belajar berinteraksi dengan baik, belajar menghormati dan belajar bagaimana menjadi seorang murid dan sebagai anggota masyarakat yang baik.
Saya sangat mengingat di sekolah dasar, karena pada usia ini adalah waktu untuk pembentukan karakter, itulah mengapa pendidikan emosi dan karakter sangat penting bagi anak-anak. Apa yang kita pelajari akan terus melekat dalam ingatan, apa yang kita lakukan agar terus menjadi panutan nyata dan apa yang kita tinggalkan akan menjadi pegangan dan menata masa depan untuk bangkit dan lebih baik dari sebelumnya.
Pelajaran apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesiaum usia dan roda emosi, terkait peran serta sebagai guru terhadap peserta didik saya?
Pelajaran yang saya dapatkan pada kegiatan trapesium usia dan roda emosi memberikan saya gambaran tentang apa yang sudah saya lakukan melalui beberapa momen penting dalam hidup saya. Gambaran moment dalam rentang usia yang didapat setelah kegiatan ini, membangun pemahaman jika sekolah adalah lingkungan kedua setelah keluarga yang sangat berperan terhadap perkembangan anak secara pikiran maupun mental dan tempat penting pembentukan karakter murid. Bahkan di sekolah murid tidak hanya akan mendapatkan kemampuan secara akademik atau memperoleh nilai di atas kertas saja namun pembentukan karakter dan jati diri yang akan melekat dan menjadi bagian dari masa depannya. Peran guru dalam trapesium usia dan roda emosi adalah guru mampu untuk memberikan pengaruh dalam pembentukan emosi dan karakter murid serta menemukenali potensi diri murid.
Profil Pelajar Pancasila adalah karakter yang diharapkan muncul dan dapat diterapkan oleh seluruh murid di Indonesia. 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5 Bernalar kritis; 6) Kreatif. Keenam karakter tersebut tercermin melalui perilaku sehari-hari yang akhirnya menjadi kebiasaan murid yang selalu dilakukan secara konsisten dimana pun ia berada.
Dalam usaha mewujudkan Profil Pelajar Pancasila ini, tentunya perlu peran guru untuk menuntun anak serta menumbuhkan berbagai karakter/nilai-nilai tersebut. Peran pendidik yang pertama terkait dengan Profil Pelajar Pancasila ini adalah mengenali dan menjalankan profil ini terlebih dahulu. Keteladanan seorang guru dalam menjalankan ini pastinya akan dilihat dan kemudian dipelajari oleh murid.
Seorang guru, untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila tersebut, dibutuhkan guru yang terampil dan berkompeten sehingga mampu berkontribusi secara aktif untuk mewujudkan profil tersebut. Memiliki tekad yang kuat dan keinginan untuk terus memberikan manfaat untuk orang lain. ‘Ibda bi nafsik’ mulai dari diri sendiri. Sebelum mengajak maka kita yang terlebih dahulu secara konsisten sudah melakukan.
Salam dan Bahagia.