Aplikasi Pembelajaran Tatanen di Bale Atikan
Aplikasi Pembelajaran Tatanen di Bale Atikan
Mari mengenal Tatanen di Bale Atikan lebih dalam lagi melalui aplikasi Digi Smart TdBA SMPN Satap Terpadu 1 Gununghejo berikut ini!
Dapatkan pembelajaran berbasis digital yang seru!
Kamis, 24 Oktober 2024 siswa siswi SMPN Satap Terpadu 1 Gununghejo melaksanakan kegiatan P5. Sesuai dengan tema P5 yang telah ditentukan yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan, sekolah menyelaraskan tema tersebut dengan program pendidikan karakter Kabupaten Purwakarta yaitu Tatanen di Bale Atikan. Dalam kegiatan tersebut, siswa bergotong royong membuat bedengan dan media tanam. Sebelumnya, siswa sudah mempersiapkan dan membersihkan lahan yang akan digunakan untuk kebun kecil mereka. Selain itu, siswa dan wali kelas telah mempersiapkan desain bedengan yang akan dibuat.
Sebelum kegiatan pemasangan bedengan dan pembuatan media tanam, siswa melakukan pembiasaan senam pagi dan dilanjutkan dengan sarapan bersama-sama ditengah lapangan.
Seluruh siswa terlihat antusias dalam pembuatan bedengan dan media tanam. Mereka dengan riang bahu membahu memasangkan genteng satu persatu pada pola yang telah dipersiapkan. Tanpa ada rasa jijik, siswa mencampurkan tanah, sekam bakar, sekam mentah, dan kotoran kambing untuk kemudian dijadikan sebagai media tanam.
Anita Cahya Pradesa, S.Pd selaku koordinator projek berpendapat bahwa kegiatan ini bisa memberikan bimbingan dan pemahan mengenai cara mempersiapkan lahan dan media tanam yang baik. Selanjutnya pembuatan bedengan ini dapat menciptakan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan dan produktivitas tanaman dan untuk memperkenalkan kepada peserta didik mengenai cara mengolah dan merawat tanaman. Selain itu, siswa diajak berpikir kreatif dalam mendesain pola bedengan.
Rabu, 23 Oktober 2024 UPTD SMPN Satap Terpadu 1 Gununghejo melaksanakan rangkaian kegiatan IHT Peningkatan Kualitas Pembelajaran Berbasis TdBA Terintegrasi Literasi Numerasi hari terakhir. Kegiatan ini bertema Gebyar TdBA Sekolah, dimana siswa-siswi perwakilan kelas yang mengikuti kegiatan IHT ini pada hari senin melakukan tindak lanjut berupa diseminasi teknik pengelolaan lingkungan sekolah berbasis permakultur.
Dalam kegiatan diseminasi tersebut, siswa-siswi menjelaskan apa yang mereka dapatkan saat kegiatan IHT di depan teman-temannya. Setelah penjelasan materi, siswa melakukan tanya jawab mengenai teknik pengelolaan lingkungan sekolah berbasis permakultur.
Selanjutnya, siswa diarahkan oleh guru untuk mempersiapkan lahan perkebunan mereka. Siswa mengamati lingkungan mereka, dan menentukan lahan yang akan mereka pakai untuk melakukan pembuatan kebun kecil mereka. Siswa diajak untuk membersihkan lahan dan mendesain pola bedengan milik mereka. Rencananya, pembuatan bedengan dan media tanam akan dilakukan pada kegiatan P5 hari Kamis, 24 Oktober 2024.
Gebyar TdBA ini diharapkan dapat membuat siswa mengetahui cara mengolah dan merawat lingkungannya. Selain itu, siswa diharapkan dapat menjadikan lingkungan sebagai laboratorium alam dan belajar dari alam.
Selasa, 22 Oktober 2024 bertepatan dengan Hari Santri Nasional, UPTD SMPN Satap Terpadu 1 Gununghejo melanjutkan rangkaian IHT bertema Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Berbasis TdBA Terintegrasi Literasi Numerasi. Agenda kegiatan pada IHT kali ini adalah menyusun modul ajar terintegrasi TdBA.
Materi pertama disampaikan oleh Dedah Jubaedah, S.Pd.I. selaku Pengawas Pembina Sekolah. Beliau menitik beratkan materi pada peningkatan pembelajaran dan layanan untuk siswa. Selain itu, beliau juga melaksanakan observasi pada kepala sekolah.
Selanjutnya, materi mengenai penyusunan modul ajar terintegrasi TdBA disampaikan secara langsung oleh Kepala SMPN Satap Terpadu 1 Gununghejo yaitu Siti Maryam Nurhasanah, S.Pd. Dalam kegiatan ini, guru diberikan pemahaman mengenai penyusunan modul terintegrasi TdBA yang bisa menggunakan model pembelajaran berbasis pancaniti. Setelah itu, beliau menjelaskan cara pengintegrasian asesmen literasi dan numerasi pada modul ajar.
Setelah pemberian materi, guru membuat modul terintegrasi TdBA secara mandiri sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Ketika modul sudah selesai dibuat, guru mengumpulkan hasilnya kedalam link google drive sekolah.
Senin, 21 Oktober 2024, UPTD SMPN Satap Terpadu 1 Gununghejo melaksanakan In House Training (IHT) bertema Peningkatan Kualitas Pembelajaran Berbasis Tatanen di Bale Atikan Terintegrasi Literasi dan Numerasi. Kegiatan ini diadakan selama 3 hari kedepan dan diikuti oleh seluruh warga sekolah dan perwakilan siswa dari tiap kelas.
Pada hari pertama IHT, seluruh warga sekolah diberikan pelatihan mengenai teknik pengelolaan lingkungan sekolah berbasis permakultur. Adapun narasumber yang membimbing kegiatan ini adalah Ade Ali Ramdani, S.Pd.I., seorang guru PAI dari SMPN 2 Bojong dan merupakan Tim TdBA Kabupaten Purwakarta.
Seluruh warga sekolah terjun langsung dan ikut praktek dalam pembakaran sekam, pembuatan nutrisi alami, POC, PSB, dan Biocompound. Semua kegiatan tersebut dilakukan secara berkelompok dan terarah.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan transformasi perubahan terhadap pengelolaan lingkungan sekolah dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis TdBA di sekolah.
Kamis, 17 Oktober 2024, siswa-siswi kelas VII UPTD SMPN Satap Terpadu 1 Gununghejo memanen eco enzyme yang telah dibuat saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Ecoenzyme yang telah dipanen dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Kandungan enzimnya membantu dalam proses dekomposisi bahan organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Selain untuk pupuk organik, ecoenzyme juga dapat digunakan sebagai pembersih kloset, pengusir tikus, sabun cuci piring, pembersih sayuran, obat kumur, handsanitizer, dan lain-lain.
Adapun rencana tindak lanjut setelah panen, siswa dapat mencoba manfaatnya dengan menggunakannya dalam pembuatan pupuk, sabun cuci piring, dan handsanitizer.
Jumat, 26 November 2021, semua guru dan siswa melaksanakan giat penanaman pohon serentak sekabupaten Purwakarta. Kegiatan ini merupakan implementasi Tatanen di Bale Atikan.
Giat penanaman pohon ini juga dimaksudkan untuk menanamkan kesadaran siswa untuk melestarikan lingkungan sehingga siswa merasa bertanggung jawab untuk menjaga lingkungannya.
Kab. Purwakarta --- Dalam rangka ikhtiar merawat dan melestarikan kekayaan alam serta membangun keseimbangan ekosistem lingkungan serta membangun pembelajaran yang aplikatif, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta lakukan gerakan menanam pohon bambu di halaman seluruh sekolah SD dan SMP di wilayah tersebut.
Gerakan menanam pohon bambu tersebut sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Kepala Disdik Nomor 522.21/2927/Disdik Tanggal 30 Agustus 2021 tentang Himbauan Penanaman Pohon Bambu di Satuan Pendidikan.
Kegiatan tersebut dilakukan secara serentak dan dipantau secara virtual, Rabu (8/9/2021)
UPTD SMPN Satu Atap Terpadu 1 Gunung Hejo tidak ketinggalan melaksanakan kegitan penanaman pohon bambu ini. Kegiatan ini dilaksanakan dengan kompak dan berjalan dengan baik.
Dokumentasi TdBA UPTD SMPN Satu Atap Terpadu 1 Gununghejo berupa tanaman cabe rawit, tomat dan terong
Dokumentasi Tatanen dibawah ini diambil sebelum pandemi muncul.
Giat Penanaman Padi pada media ember di SDN 1 Gununghejo dan SMPN Satap Terpadu 1 Gununghejo
Tatanen di bale atikan merupakan gerakan pendidikan karakter untuk menumbuhkan kesadaran hidup ekologis dalam merawat bumi dan berguru pada bumi yang terintegrasi dalam kegiatan pertanian berbasis Pancaniti, sehingga peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai kodrat dirinya, kodrat alamnya, dan kodrat zamannya.
Sebagai sebuah gerakan, Tatanen di bale atikan memiliki makna bahwa kegiatan tersebut merupakan tanggung jawab bersama yang dilaksanakan secara masif, seiring, sejalan, sabobot sapihanean oleh seluruh warga sekolah dan stakeholder pendidikan di Kab. Purwakarta. Melalui kegiatan Tatanen di bale atikan diharapkan tumbuh kesadaran hidup ekologis.
Dalam rangka merawat bumi, pendidikan pada konteks Tatanen diorientasikan pada upaya membangun watak peradaban yang dapat merawat, melestarikan sekaligus menyelamatkan bumi untuk masa depan kehidupan umat manusia. Seiring dengan upaya merawat bumi, peserta didik juga sekaligus berguru pada bumi, yaitu menjadikan bumi sebagai ekosistem kehidupan harus menjadi materi pembelajaran lintas disiplin ilmu di sekolah. Alam semesta menjadi kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah yang dapat melahirkan kearifan peserta didik dalam menghadapi kehidupan.
Kegiatan Tatanen di bale atikan yang dikembangkan di Kab. Purwakarta dilaksanakan dengan sistem permakultur, yaitu sebuah paradigma bekerja dengan alam yang melihat tumbuhan dan hewan dalam semua fungsinya, serta memperlakukan semua area sebagai satu kesatuan produk. Guru diharapkan dapat menjadikan kegiatan Tatanen di bale atikan sebgaai laboratorium pembelajaran berbasis semesta. Peserta didik dapat berekspresi dan melakukan penelitian sederhana untuk menghasilkan produk pertanian yang bermanfaat bagi dirinya, bagi lingkungannya, dan bagi alamnya.
Untuk menunjang keberhasilan program Tatanen di Bale Atikan, Dinas Pendidikan Kab. Purwakarta merancang berbagai kegiatan tindak lanjut pelaksanaan program. Semua satuan pendidikan diharapkan dapat merancang program Tatanen di Bale Atikan secara terencana, terorganisir, terukur, dan terkendali. Berbagai workshop, _in house training_, kegiatan sosialisasi, dan apresiasi pelaksanaan program Tatanen di Bale Atikan, baik yang dilakukan oleh dinas pendidikan, satuan pendidikan, maupun KKG dan MGMP.
KKG dan MGMP sebagai _learning community_ merupakan bagian penting dalam menyukseskan program Tatanen di Bale Atikan. Karena itu, Dinas Pendidikan Kab. Purwakarta berupaya merevitalisasi peran dan fungsi KKG dan MGMP untuk meningkatkan kemampuan guru dalam merancang model pembelajaran yang berorientasi pada penguatan program TATANEN di bale atikan.