Kijang Tua dan Mimpi ASN
(Pengarang : Hendriana)
Kijang Tua dan Mimpi ASN
(Pengarang : Hendriana)
Bunyi alarm menyadarkan ku dari tidur. Hari ini adalah hari yang sangat dinantikan, hari pelaksanaan tes PPPK. Sejak malam sebelumnya, rasa gugup dan antusias bercampur aduk dalam dada. Aku segera membangunkan Neng Sisma dan Bu Lilis, dua sahabat seperjuanganku melalui handphone yang aku genggam.
"Siap, teman-teman!" kataku sambil menguap. Kami bertiga kemudian bergegas bersiap-siap. Hari ini, kami akan menempuh perjalanan dari Purwakarta menuju Bandung menggunakan mobil kijang kesayanganku, si Merah tua. Mobil ini sudah menemani kami dalam berbagai perjalanan.
Pukul empat pagi, kami pun berangkat. Dinginnya udara pagi menyambut kami. Dalam perjalanan, kami bertiga saling menyemangati dan berbagi cerita. Suasana di dalam mobil begitu hangat. Sesekali, kami menyanyikan lagu-lagu favorit untuk mengusir rasa gugup.
Sesampainya di Bandung, kami langsung menuju Hotel Karang Setra, tempat pelaksanaan tes. Suasana di sana sangat ramai dengan para peserta tes dari berbagai daerah. Kami segera menuju ruang tunggu untuk melakukan registrasi.
Sesuai jadwal, Neng Sisma mengikuti tes di sesi pertama. Aku dan Bu Lilis menunggu dengan deg-degan sambil sesekali bertukar cerita dan doa. Saat giliranku dan Bu Lilis mengikuti tes, soal-soal yang disajikan cukup menantang. Otakku rasanya seperti mau meledak karena harus mengerjakan banyak soal dalam waktu yang terbatas. Bu Lilis juga terlihat fokus mengerjakan soal demi soal.
Setelah selesai mengerjakan tes, kami saling berbagi pengalaman dan jawaban. Rasanya lega sekali setelah semua perjuangan ini. Kami saling menyemangati dan berharap yang terbaik.
Beberapa minggu kemudian, pengumuman hasil tes pun keluar. Dengan jantung berdebar kencang, kami membuka pengumuman tersebut. Ternyata, aku dan Neng Sisma mendapatkan status kelulusan R3, sedangkan Bu Lilis mendapatkan status R2. Rasa syukur dan haru menyelimuti hatiku. Meskipun belum sepenuhnya berhasil, kami tetap bersyukur atas pencapaian yang telah kami raih.
Perjalanan panjang ini mengajarkan banyak hal. Selain pelajaran tentang materi ujian, aku juga belajar tentang arti persahabatan, kerja sama tim, dan pentingnya dukungan dari orang-orang terdekat. Mobil kijang kesayanganku pun menjadi saksi bisu perjuangan kami. Mobil tua itu telah membawa kami ke berbagai tempat, termasuk ke tempat di mana kami mengukir mimpi.
Aku sangat bersyukur memiliki sahabat seperjuangan seperti Neng Sisma dan Bu Lilis. Mereka selalu ada untukku dalam suka dan duka. Semoga di tahun 2025, kita semua bisa meraih mimpi menjadi ASN.