9.Sidrotul Muntaha

SIDROT AL-MUNTAHA

Nabi saw dan Jibril as menempuh perjalanan lagi hingga mereka mencapai batas absolut antara makhluq dan Kholiq, namanya “ Pohon Teratai di batas terjauh “ (Sidrot al-Muntaha).  Di sana mereka tidak melihat apa-apa yang bisa diuraikan dengan bahasa. Efek rupa yang mereka lihat pada Nabi saw adalah sebuah rahasia yang bertempat di hatinya. Sepatah suara datang kepada mereka dari atas yang menaburkan beberapa keheranan Nabi saw. Waktu itu Nabi saw melihat sebatang pohon yang tinggi besar yang tidak menyerupai pohon apapun di surga, sebatang pohon tanpa uraian meliputi seluruh Firdaus, surga dan alam semesta. Batang pohon itu adalah satu malaikat yang sangat besar bernama Samrofil. Nabi saw tidak melihat apapun yang lain di sampingnya. Ia tumbuh dari lautan wewangian yang tak terbatas, tak terbayangkan dan tak teruraikan. Pohon itu memiliki cabang yang tak terbatas, terbuat dari unsur surgawi dan tidak punya nama dalam bahasa segala makhluq. Jarak antara satu cabang dengan cabang lainnya adalah 500 ribu tahun cahaya. Di setiap cabang ada jumlah dedaunan yang tak terbatas. Jika segala alam ciptaan ditempatkan di atas satu daun, mereka akan lenyap, seperti sebutir atom lenyap di dalam lautan air. Di atas setiap lembar daun duduk satu malaikat yang sangat besar dengan cahaya multiwarna. Di kepala mereka ada mahkota cahaya dan di tangan mereka tongkat-tongkat cahaya. Tertulis di kening mereka “ Kami Penghuni Pohon Teratai “ ; Selalu dari bibir mereka keluar pujian : “ Segala puji bagi Alloh Yang tak berkesudahan “.-  Nama mereka adalah Serafim (Yang Maha Rahasia), karena mereka diciptakan dari rahasia absolut Tuhan mereka. Dari batang pohon memancar empat sumber mata air : Pertama, air yang murni, tembus pandang dan kristal ; Kedua adalah sungai susu putih ; Ketiga adalah sungai yang menyenangkan, anggur tak bernoda yang meninggi tanpa merendah ; Ke-empat adalah sungai madu murni bercampur emas. ; di dalam batang pohon itu adalah tempat sholat Jibril , dan kalimat pujian tetapnya adalah : “ Alloh Maha Besar , Alloh Maha Besar “, yang jawabannya selalu datang dari atas : “ Aku Maha Besar , Aku Maha Besar “.- Lalu Jibril as  memasuki tempat sholatnya dan adzan. Seluruh Serafim berbaris dan Nabi saw mengimami mereka.

    Selesai Sholat seluruh Serafim diperintahkan untuk mengucapkan salam kepada Nabi saw secara bergantian satu persatu. Setelah itu, satu malaikat yang sangat besar keluar dari tempat sholat Jibril dan meminta Nabi saw untuk mendekat. ; Nabi saw dan Jibril masuk ke dalam batang pohon dan mencapai dalam sekejap seluruh rupa makhluq. Di pucuk pohon mereka melihat Adam dan Hawa, dan Nuh, Ibrohim, Musa, Isa dan seluruh Rosul yang pernah mereka kunjungi. Bersama mereka, mereka melihat masing-masing bangsa mereka ; Duduk bersama mereka arwah para nabi yang telah meninggalkan dunia. Semuanya duduk bersama, bergembira, bersenang-senang dalam cinta dan keindahan kasih sayang Tuhan mereka dan memuji-Nya.

    Pohon teratai itu membawa pengetahuan seluruh makhluk Alloh dari awal rangkaian waktu. Apapun yang diciptakan adalah bagian darinya dan mengisinya. Inilah pohon yang disebut “ di batas terjauh “ , kerena semuanya berakhir di dalamnya dan setelahnya bermula satu kehidupan baru. Alloh Swt menghiasinya dengan cahaya esensi-Nya sendiri. Ia punya tiga karakteristik : lingkaran cahaya yang terus menerus meluas melintasi semua makhluq, kesenangan yang terus-menerus mencapai setiap orang dari buah di cabangnya, dan wewangian yang terus menerus dari bunganya membaui dengan keindahan kehidupan makhluk.

    Lalu Nabi saw dan Jibril as maju. Satu malaikat yang keras dan bengis muncul dan menutupi kaki langit di depan mereka. Jibril as berkata : “ wahai Nabi, inilah malaikat maut Izrail ”.- Malaikat maut berkata : “ Selamat datang Ya Muhammad, kau yang menghasilkan kebaikan, dan selamat datang kepada Nabi dan semua ummat mereka. Inilah tempat yang dimana aku menatap nasib setiap orang dan menangkap ruh mereka yang diperintahkan kepadaku untuk di bawa ke kehidupan abadi ”.-

    Nabi saw bertanya : “ katakan kepadaku bagaimana engkau mencabut ruh orang sekarat ? ”.-

    Malaikat maut mengungkapkannya kepada Nabi : “ Ketika Alloh memerintahkan aku untuk mencabut ruh manusia di saat terakhir hidupnya dan di saat pertama kehidupan abadinya, aku mengirimkan kepadanya wakilku untuk membawa serta wewangian surga dan sebatang pohon surga yang mereka letakkan di antara matanya. Ketika aroma harum itu sampai kepadanya dan ia menangkap dalam sekejap cabang surgawi, ruhnya tertarik dan jiwanya mulai naik ke surga, hingga ia mencapai tenggorokannya. Di saat itu, aku turun dari tempatku dan mencabut ruhnya dengan cara yang paling hebat, karena Alloh menginginkan saat itu untuk memudahkan hamba-Nya. Lalu aku membawa jiwanya ke surga. Di jalan, dimanapun aku dilewati malaikat, mereka akan menyalami jiwa ini dan memberi hormat hingga ia mencapai ke hadlirot Tuhannya. Alloh yang Maha Mulia bersabda kepada jiwa itu sa’at itu juga : “ Selamat datang jiwa yang baik yang Aku ciptakan dan Aku tempatkan di tubuh yang baik. Hai para malaikat-Ku, tulis di atas lapisan surga sebagai ganjaran untuk orang itu “.-      Lalu para malaikat membawanya ke surga, tempat ia akan melihat apa-apa yang telah Alloh Swt siapkan baginya dan ia akan bahagia tinggal disana. Bagaimanapun juga Alloh Swt memerintahkan ruh-ruh untuk kembali ke tubuhnya di bumi, dimana ia bisa melihat bagaimana orang-orang memandikannya, menangisinya, dan semua mereka yang mencintainya berdiri di sekelilingnya, hingga mereka membawa tubuhnya ke kuburan. Disana tanah berkata kepadanya (mayit) : “ Selamat datang wahai yang tercinta. Aku selalu merindukanmu ketika engkau berada di atasku. Kini engkau berada dalam diriku dan aku akan menunjukkan kepadamu apa-apa yang akan aku berikan kepadamu “.- Segera kuburannya akan diperluas melebihi jasadnya, hingga dua malaikat penjaga kubur datang menanyainya tentang Tuhannya dan imannya. Ia akan memberikan jawaban yang tepat atas izin Alloh Swt. Sa’at itu mereka akan membukakan baginya pintu menuju surga dan ruhnya akan kembali ke atas ke tempat yang sama yaitu tempat dimana Tuhan pertama kali memanggilnya ke hadlirot-Nya.

   

             Aku ingat ketika maut memisahkan kita

             Aku menghibur diriku dengan fikiran Nabi tercinta

Aku berkata :  Semua kita memulai jalan ini suatu hari,

Yang tidak mati hari ini, ia akan mati esok harinya

Bahagialah, hai jiwaku, karena Tuhanmu menantikanmu

Dan seorang yang tercinta memanggilmu.

Lalu Jibril as melaju dalam 500 ribu tahun cahaya yang lain, menunggangi Buroq, hingga mereka mencapai sebuah tempat dimana Jibril as mulai melambat. ; Nabi saw bertanya : “ Wahai Jibril … mengapa engkau melambat ? Engkau meninggalkan aku ? “.-  Jibril as menjawab : “ Aku tidak mampu lebih jauh lagi “.- Nabi saw bersabda : “ Wahai jibril … jangan tinggalkan aku sendiri  !!! “.- Jibril as menjawab : “ Wahai Muhammad ….. kini engkau harus turun dari Buroq dan bergerak ke sebuah tempat yang tak seorangpun memasukinya sebelum engkau “.-  Pada sa’at itu Buroq berhenti dan tak mampu bergerak lebih jauh lagi ; Nabi saw turun, dan bergerak ragu-ragu.  Jibril as berkata : “ Wahai Nabi … maju !!! … jangan takut  !!! … Jika aku harus meneruskannya bersamamu, maka aku akan dibinasakan oleh kehebatan cahaya “.-

Nabi saw berjalan … dia melihat Mikail berdiri di depannya, takut gemetaran. Cahaya wajahnya berubah cepat dari satu warna ke warna lain. Nabi saw bersabda : “ Wahai Mikail … inikah maqom-mu ? “.-   Mikail menjawab : “ Ya “ , dan jika aku harus masuk tanpa izin, aku akan dibinasakan. Tetapi  engkau harus berjalan terus dan tidak boleh berhenti “.-

Nabi saw melanjutkan.  Dia menemukan Isrofil  dengan empat sayapnya yang sangat besar, salah satu sayapnya  menutupi wajahnya untuk menghijabinya dari cahaya yang datang dari kaki langit. Nabi saw bertanya : “ Wahai Isrofil … apakah ini maqom-mu ?”.-

Isrofil menjawab : “ Ya, jika aku memasukinya tanpa izin, cahaya itu akan membakarku. Tetapi engkau harus berjalan terus dan jangan merasa takut “.-

Nabi saw pun melanjutkan perjalanannya. Ia melihat ruh yang kepadanya Alloh Swt memberikan kekuatan bumi dan langit. Dari atas kepalanya hingga ke ujung kaki dan dari setiap sel ada wajah-wajah yang menyusut dalam kehalusan cahaya, jumlahnya tidak ada yang tahu kecuali Alloh Swt, dan dari setiapnya, Alloh Swt menciptakan ruh-malaikat yang kelihatan seperti ruh, yang Alloh Swt kemudian mengambilnya kepada diri-Nya sebagai malaikat ruh dalam hadlirot Ilahiyah.

Setiap hari ruh melongok neraka tiga kali, dan karena cahaya lembut dari tatapan kemalaikatan nya, api neraka mencair hingga menjadi seperti pelangi ; Ruh itu juga melongok surga tiga kali sehari dan memperluasnya ke cahaya Ilahiyah yang diberikan Alloh.  Jika Alloh Swt menghimpun air mata dari mata ruh, maka air mata ruh itu akan membanjiri seluruh makhluq di alam semesta dan membuat banjir besar Nuh as seperti tetesan yang dihimpunkan oleh jarum yang dimasukkan kedalam lautan. ; Inilah ruh … yang Alloh Swt sebutkan di dalam al-Qur’an : “ Pada hari ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah “.- QS. An-Naba – 38 .-

Nabi saw bersabda : “ Wahai ruh … inikah maqom-mu ? “.- Ruh menjawab : “ Ya, jika aku masuk tanpa izin, aku akan binasa oleh cahaya yang aku terima. Ya Muhammad … majulah … dan jangan takut  !!! Engkau diundang dan engkau mempunyai izin “.-  Nabi saw melanjutkan perjalanannya. Alloh Swt mengilhami hatinya dengan wacana : “ Aku Tuhan … telah menghijabkan diri-Ku dari seluruh penghuni Firdaus, seperti Aku telah menghijabkan diri-Ku dari semua penghuni bumi. Ketika Aku hijabkan diri-Ku dari fikiran mereka, Aku hijabkan diri-Ku dari penglihatan mereka. Aku tidak pernah ada pada segala sesuatu dan Aku tidak pernah meninggalkan segala sesuatu “.-

Lalu Nabi saw melangkah melewati satu selubung setelah selubung yang lain, sehingga Nabi saw melintasi seribu selubung. Akhirnya terbukalah hijab Yang Maha Esa ; Nabi saw mendapati dirinya seperti lampu yang tergantung di tengah udara Ilahiyah. Nabi saw melihat materi yang bagus sekali, hebat dan tak terucapkan (terungkapkan). Nabi saw memohon kepada Tuhannya untuk memberikannya ketetapan dan kekuatan. Nabi saw merasakan setetes kehadliran itu jatuh ke atas lidahnya dan Nabi saw mengecapnya lebih dingin dari es dan lebih manis dari madu. Tak ada benda di bumi dan tujuh surga yang rasanya seperti itu.. Dengan tetes ini, Alloh Swt meletakkan di hati Nabi saw pengetahuan Yang Pertama dan Yang Terakhir, surgawi dan duniawi. Semua ini terungkapkan padanya dalam kesingkatan yang lebih singkat dari detik tercepat. Nabi saw diperintahkan untuk maju.

Ketika Nabi saw bergerak, Nabi saw mendapati dirinya terangkat ke sebuah singgasana yang tak akan pernah bisa diungkapkan kini dan di kemudian hari.

Tiga tetes tambahan diberikan kepada Nabi saw ; Satu di bahunya yang berisi keagungan ; Satu di hatinya yang berisi kasih sayang ; Dan satu lagi di lidahnya yang berisi kefasihan. Lalu sepatah suara datang dari Hadlorot itu, yang belum pernah didengar semua makhluq sebelumnya : “ Wahai Muhammad … Aku telah menciptakanmu untuk menjadi pemberi syafa’at bagi setiap orang “.-

Waktu itu Nabi saw merasakan fikirannya terpesona dan dibawa untuk ditukar dengan rahasia yang menakjubkan. Nabi saw ditempatkan di lapangan keabadian dan ke tak berujung pangkalan Alloh Swt. Pada mulanya Nabi saw menemukan tak ada permulaan, dan pada yang kedua Nabi saw menemukan tiada akhir. Lalu Nabi saw mengetahui bahwa seluruh pintu benar-benar telah tertutup kecuali yang menuju kepada Alloh Swt, bahwa Alloh Swt tidak bisa dan mustahil bisa diungkapkan di dalam batas-batas tempat di dalam kalimat, dan bahwa Alloh Swt meliputi dimana saja di seluruh tempat.

Inilah rahasia yang tak ada lidah yang bisa digerakkan untuk mengekspresikannya, tak ada pintu dibuka untuk mengungkapkannya dan tak ada jawaban yang bisa mendefinisikannya. Alloh Swt Yang Maha Indah dari segala keindahan :

Ya Alloh Maha Penciptaku, dalam ke tak terbatasan-Mu aku berdiri terkagum-kagum

Dalam lautan kesatuan-Mu aku menyelam tenggelam

Ya Alloh, pada masa Engkau melingkungiku dalam keakraban keintiman

Pada masa Engkau tinggalkan aku tanpa terhijab, terasing

Tersembunyi dalam Keagungan-Mu Yang Tertinggi

Berikan aku untuk minum anggur cinta-Mu

Hanya ketika mabuk aku bisa berkata : Tuhanku … izinkan aku melihatmu sekali lagi.

Lalu Nabi saw melihat ke sisi kanannya dan dia tidak melihat apapun kecuali Tuhannya, lalu ke depan, ke belakang, ke atasnya, Nabi saw  tidak melihat apapun kecuali Tuhannya. Nabi saw enggan meninggalkan tempat yang diberkahi dan dimuliakan ini. Tetapi Alloh Swt berfirman : “ Ya Muhammad, engkau adalah utusan untuk hamba-Ku layaknya semua utusan, jika engkau tinggal disini engkau tidak akan pernah bisa menyampaikan wahyu-Ku. Oleh karena itu, turunlah ke bumi, sampaikan wahyu-Ku kepada semua hamba-Ku. Kapanpun engkau ingin berada dalam keadaan seperti sekarang ini, shalatlah, dan Aku akan membukakan keadaan ini buatmu ”.- Inilah mengapa Nabi saw bersabda : “ Shalat adalah kesenangan mataku ”, dan Nabi saw juga menyebutnya “ ketenangan kita ”.-

Lalu Nabi saw diperintahkan untuk turun ke bumi, tetapi dia meninggalkan jiwanya di surga, ruhnya di pohon teratai, dan hatinya di hadlirot Ilahiah yang tidak terungkapkan ketika rahasianya tertinggal-tergantung tanpa tempat. Jiwanya ingin tahu, “ Dimana hati ?” dan hatinya ingin tahu “ Dimana ruh ?” dan ruh ingin tahu, “ Dimana rahasia ?” dan rahasia ingin tahu dimana ia. Alloh Saw pun mengungkapkan : “ Wahai jiwa sang Nabi, Aku memberikan engkau berkah dan pengampunan ….. wahai ruh ….. Aku memberikan kamu kasih sayang dan kemuliaan ….. wahai hati …… Aku memberikan kamu cinta dan keindahan ….. wahai rahasia ….. kau adalah milik-Ku ”.- Alloh Swt kemudian mengungkapkan kepada Nabi saw perintah untuk membacakan : “ Dialah yang memberi Rahmat kepadamu, dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang) ”.- (QS Al-Ahzab 33:34)

“ Wahai Muhammad, Aku telah memerintahkan kepada para malaikat dari seluruh surga-Ku, segala yang telah Ku ciptakan dan belum Kuciptakan, untuk memberi berkat kepadamu dan ciptaan-Ku tak henti-hentinya, dengan pujian-Ku sendiri. Akulah Tuhanmu yang berfirman : Kasih sayangKu lebih utama dari kemurkaan-Ku, dan seluruh malaikat-Ku Kuciptakan untukmu wahai manusia ”.-

Alloh memerintahkan Nabi saw untuk turun ke bumi dengan wahyu kemalaikatan.