Kelas Bunda Produktif Batch #3 Institut Ibu Profesional
Judul : Self Driving Menjadi Driver atau Passenger
Penulis : Rhenald Kasali, Ph.D
Penerbit : Penerbit Mizan
Tahun : 2017 (cetakan ke-15)
Tebal : viii + 320 hlm.
Reviewer : Dwi Rohma A
Pemantik Semangat 'Juang' Sebagai Manusia.
Masih ingatkah pada awal tahun 2021 lalu, para pecinta drama korea disuguhi serial cerita tentang seorang siswi SMA yang sangat mencintai olahraga anggar. Namanya Na Hee Do yang diperankan oleh aktris cantik Kim Tae Ri. Dia payah dalam berbagai mata pelajaran akademik, namun Hee Do sangat piawai bermain anggar.
Membaca buku ini, seketika saya teringat drakor tersebut. Apa istimewanya serial ini? Pemeran utama digambarkan sebagai sosok yang ceria, energik dan pantang menyerah demi menggapai impiannya. Dia tak peduli orang-orang di sekitar yang meremehkannya, bahkan sang ibu pun meragukan kemampuannya.
Hee Do melakukan segala cara agar impiannya terwujud. Ia tak menyerah begitu saja seperti seorang 'penumpang' yang duduk manis menikmati perjalanan, tetapi ia melakukan berbagai hal positif untuk melatih keterampilannya bermain anggar layaknya seorang 'pengemudi' yang baik.
Tak perlu diragukan lagi buku-buku Rhenald Kasali memang sangat memotivasi siapapun yang membacanya. Dalam buku 'Self Driving, Menjadi Driver atau Passenger' ini, penulis menyampaikan gagasannya dengan bahasa yang mengalir. Penulis juga menyertakan kisah-kisah dari para tokoh inspiratif yang menjadikan buku ini tak hanya sekedar teori, namun juga berupa kisah dan pengalaman nyata orang lain.
Dalam buku ini dipaparkan secara detail bagaimana menjadi seorang pemenang (yang disebut driver), dan apa saja yang harus dilakukan agar kita tak menjadi seorang pecundang atau hanya sebagai 'penumpang'.
Pada bagian awal, penulis memaparkan mengapa hanya 2% orang-orang yang benar-benar serius berpikir dan mengembangkan dirinya. Sementara sisanya sebanyak 98%, hanya sekedar mengikuti arus dan menunggu tanpa melakukan perubahan apapun.
Bagian kedua dipaparkan, mengapa kaum muda intelektual kita lebih memilih Universitas? Mereka hanya belajar teori di bangku kuliah, tanpa mampu mengembangkan kemampuannya. Dari 7,7 juta penduduk Indonesia, yang menganggur hampir 500.000, di antaranya adalah sarjana. Mengapa demikian? Sementara para pekerja migran berhasil mengubah kehidupannya dengan lebih baik karena menghadapi kehidupan yang keras.
Bagian ketiga merupakan pemaparan apa saja yang harus dilakukan agar kita menjadi seorang agen perubahan. Seseorang yang mampu mengontrol, merefleksi dan mengembangkan diri serta kemampuannya, baik sebagai mahasiswa, karyawan, pendidik, pengusaha maupun pemimpin.
Buku ini sangat menginspirasi dan bisa memantik semangat 'juang' kita sebagai manusia. Bukanlah manusia diciptakan sebagai pemimpin di bumi? Seperti halnya seorang pengemudi yang harus memahami medan dan arah tujuan agar tidak tersesat di jalan. Begitu pula kita sebagai manusia yang dikaruniai akal pikiran, yang tak hanya sekedar hidup dan bernafas, tetapi juga bisa menebar manfaat bagi orang lain.
Malang, 24 Juli 2023