Setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, peserta didik diharapkan dapat:
PETA KONSEP
Ba’da wafatnya Rusulullah Saw. muncul dinamika politik dikalangan umat Islam mulai dari Abu Bakar as Siddiq, Umar bin Khathab, Usman bin Affan sampai Ali bin Abi Thalib. Hal itu tentu saja mengandung pelajaran dan hikmah tersendiri bagi generasi islam berikutnya.
Abu Abu Bakar as Sidiq diangkat sebagai khalifah melalui proses kompetisi yang sangat ketat antara dirinya dengan Sa’ad bin Ubadah. Dinamika politik saat itu memuncak, persaingan antar dua kadindat sangat tajam sehingga perselihan antara dua pihak muhajirin dan ansor. nyaris terjadi perpecahan diantara kaum muslimin. Peristiwa ini dapat diatasi oleh Umar bin Khathab dengan berbagai argumen yang dapat diterima kedua belah pihak.
Pengangkatan Umar bian Khathab menjadi khalifah melalui penunjukan langsung oleh Khalifah sebelumnya yaitu atas dasar wasiat Abu Bakar as Sidiq. Abu Bakar as Sidiq berharap suksesi kepemimpinan dari dirinya kepada pemimpin selanjutnya berjalan damai tanpa adanya perselisihan yang mengarah pada perpecahan umat Islam.
Umar bin Khathab terkenal sangat piawai dalam bidang politik. Kepiawaiannya dalam bidang politik diawali ketika beliau berhasil menyatukan kaum muhajirin dan kaum ansar pada saat pemilihan khalifah yang pertama. Kepiawean Umar juga nampak selama Ia menajadi khalifan dan meletakan azas demokrasi dalam proses suksesi kepemimpinan berikutnya dengan membentuk tim formatur yang beranggotakan enam orang Sahabat pilihan. Pada akhirnya terpilihlah Usman bin Affan sebagai Khalifah ke tiga sepeniggalan Umar bin Khathab.
Suksesi Kepemimpinan masa Ali bin Abi Thalib diwarnai intrik politik yang menimbulkan perselisihan di antara kaum muslimin bahkan mulai tumbuh berkembangnya benih-benih perpecahan.
Seperti yang kita ketahui bersama banyak sekali prestasi yang ditorehkan Khulafaur Rasyidin mulai dari kodifikasi al Qur’an, memaksimalkan pelayanan pemerintahan dengan membentuk Provinsi-Provinsi, pembentukan angkatan laut, penetapan kalender hijriyah, kemajuan dalam ilmu nahwu dll. Dari sini mari kita belajar lebih lanjut, bagaimana biografi Khulafaur Rasyidin dan apa prestasinya?
Menurut istilah adalah pemimpin umat Islam pengganti Nabi Muhammad Saw yang telah mendapat petunjuk dari Allah SWT. untuk meneruskan perjuangan Nabi Muhammad Saw.
Secara bahasa Khulafaur Rasyidin berasal dari bahasa Arab: الراشدون الخلفاء Khalifah artinya pengganti sedang ArRasyidin artinya mereka yang dapat petunjuk. Jadi khulafaurrasyidin menurut bahasa adalah orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin atau penguasa yang selalu mendapat petunjuk dari Allah Swt.
Khulafaur rasyidin terdiri empat sahabat Nabi yang terpercaya empat. Khalifah pertama adalah Abu Bakar As-siddiq yang menyebut dirinya pengganti Rasulullah (khalifati rasulillah), Khalifah kedua adalah Umar bin Khattab yang menyebut dirinya khalifatikhalifati Rasulillah (penggantinya pengganti Rasulullah) yang di maksud adalah penggantinya Abu Bakar , ketiga adalah Usman Bin Affan dan ke empat Ali bin Abi Thalib.
Mereka semua adalah para sahabat dekat Muhammad yang tercatat paling dekat dan paling dikenal dalam membela ajaran yang dibawanya di saat masa kerasulan Muhammad. Keempat khalifah tersebut dipilih bukan berdasarkan keturunannya, melainkan berdasarkan konsensus bersama umat Islam. Sistem pemilihan terhadap masing-masing khalifah tersebut berbeda-beda, hal tersebut terjadi karena para sahabat menganggap tidak ada rujukan yang jelas yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad tentang bagaimana suksesi kepemimpinan Islam akan berlangsung.
Rasulullah Saw. wafat hari Senin, 12 Rabi’ul awal 11 H atau tanggal 8 Juni 632 M. Saat itu, beliau berumur 63 tahun. Selama 13 hari beliau sakit yaitu mulai tanggal 29 Safar 11 Hijrah. Pada hari itu Rasulullah Saw. menghadiri prosesi pemakaman salah satu sahabat di pemakaman Baqi’. Sepulang dari pemakaman Baqi’ Rasulullah Saw. jatuh sakit, Suhu tubuhnya panas melebihi ukuran manusia normal. Kondisi kesehatan Rasulullah Saw. semakin hari semakin lemah. Empat hari jelang wafatnya, beliau sudah tidak mampu lagi untuk menjadi imam salat lima waktu sehingga Abu Bakar as Siddiq ditunjuk untuk menggantikannya.
Perselisihan Kaum Muhajirin dan Anshar muncul sesaat setelah Rasulullah Saw. wafat, situasi di kalangan kaum muslimin sempat kacau. Hal itu disebabkan Rasulullah Saw. tidak menunjuk calon pengganti pemimpin umat Islam secara pasti. Kaum Muhajirin dan Ansor adalah dua kelompok yang merasa paling berhak menggantikan kepemimpinan umat Islam ba’da wafatnya Rusulullah Saw.
Kaum Muhajirin mengajukan Abu Bakar as Siddiq sebagai kandidat pemimpin umat Islam setelah wafatnya Rasulullah Saw. dengan berbagai argumentasi. Kaum muhajirin adalah pengikut pertama dan berjuang sejak awal dengan Rasulullah Saw. Sementara Abu Bakar As-Siddiq adalah orang yang ditunjuk menggantikan imam salat lima waktu selama Rasulullah Saw. sakit.
Di pihak lain, kaum Ansor merasa paling berhak karena Islam dapat berkembang dan mengalami masa kejayaan setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Mereka mencalonkan Sa’ad bin Ubadah sebagai Kandindat pemimpin umat Islam.
Perselisihan tersebut dapat diselesaikan secara damai oleh Umar bin Khattab setelah ia mengemukan berbagai argumentasi. Selanjutnya ia membaiat Abu Bakar As-Siddiq dan diikuti oleh Sa’ad bin Ubadah.
Langkah pertama yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar As-Siddiq adalah memimpin prosesi pemakaman Rasulullah Saw. pada malam Rabu, di tempat di mana beliau wafat yaitu kamar Aisyah Ra.
Penamaan Khulafaur Rasyidin berdasar pada hadits Nabi yang mengatakan bahwa; Islam akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya di neraka kecuali satu, yaitu yang mengikuti sunnahku dan para sahabatku. Jadi yang mengikuti sunah Rasulullah dan para sahabat yang mendapatkan petunjuk. “Dan jika mereka beriman seperti keimanan kalian, sungguh mereka telah mendapatkan petunjuk” (QS. al Baqarah. 137).
Khulafaur Rasyidin merupakan tokoh yang istimewa mereka adalah sahabat Rasulullah, mereka adalah sahabat-sahabat Nabi yang ikut berjuang dalam berdakwah dengan Nabi selama di Mekah dan Madinah. Khulafaur Rasyidin terdiri dari empat sahabat Rasulullah Saw. yaitu; Abu Bakar as Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
1. Abu Bakar As-Siddiq
Abu Bakar adalah nama yang diberikan setelah beliau masuk Islam. Nama sebelum Islam adalah Abdul Ka'bah.
Nama Abu Bakar As-Siddiq sebenarnya adalah Abdullah bin Usman bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al Kuraisyi al Taimi. Bertemu nasab dengan Rasulullah Saw., pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. atau lebih dikenal dengan Abdullah bin Abu Quhafah.
Abu Bakar As-Siddiq memiliki panggilan Atiq.
Ibunya Ummu Khair. Salma binti Shakhr binAmir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Berarti ayah dan ibunya berasal dari kabilah bani Taim.
Ayahnya diberi julukan Abu Quhafah
Abu Quhaifah mempunyai tiga orang putra yang pertama Atiq (Abu Bakar As-siddiq), Mu’taq dan Utaiq.
Abu Bakar As-Siddiq terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, ramah, selalu memiliki ide-ide yang cemerlang untuk keluar dari permasalah yang pelik.
Ia memiliki azimah, faqih, penyabar, rendah hati, wirai, zuhud dan tawakal.
Keutamaan Abu Bakar As-Siddiq : Ketika diajak oleh Nabi untuk mengimani Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw., langsung membenarkan dan mengimaninya, pada peristiwa “Isra Mi’raj”, ia membenarkan tanpa ragu, ketika Rasulallah sakit, yang dipesan menjadi Imam adalah beliau, dan orang yang menerima perjanjian Hudaibiyah.
Abu Bakar As-Siddiq menjadi khalifah kurang lebih selama 2 tahun (11 – 13 H / 632 – 634 M).
Ia diangkat sebagai khalifah melalui proses kompetisi yang sangat ketat antara dirinya dengan Sa’ad bi Ubadah. Dinamika politik saat itu memuncak, persaingan antar dua kadindat sangat tajam sehingga perselihan antara dua pihak muhajirin dan ansor. nyaris terjadi perpecahan diantara kaum muslimin. Peristiwa ini dapat diatasi oleh Umar bin Khattab dengan berbagai argumentasi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Pada masa kepemimpinan Abu Bakar As-siddiq yang relatif sangat singkat, namun sangat terlihat keberhasilan setiap kebijakanya diantaranya :
a. Pengiriman pasukan dibawah Pimpinan Usamah ke Romawi,
b.Memberantas Pembangkang zakat.
c.Memerangi kaum murtad (Dengan Perang Riddah)
d.Pengumpulan Al-Quran,
e.Perluasan wilayah ke Irak, Syiria, Hirab,
f.Memerangi Nabi palsu, Kekuasaan bersifat sentralistik, legislatif, eksekutif dan yudikatif juga hukum dipegang langsung oleh khalifah,
Abu Bakar wafat di usia 63 pada hari Senin, 23 Agustus 634 M, setelah lebih kurang selama 15 hari terbaring di tempat tidur karena sakit dan mewasiatkan agar Umar menggantikan sepeninggalnya.
2. Umar bin Khattab
Umar bin Khattab bin Naufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Lu’ai. Abu Hafsh al Adawi.
Julukan Umar bin Khattab adalah al Faruq.
Ia mempunyai perawakan yang tinggi besar dan mampu bekerja dengan dua tangannya secara seimbang, seorang yang sangat ditakuti baik oleh lawan maupun kawan.
Ibunya bernama Hantamah bin Hisyam bin al Mughirah, kakak dari Abu Jahal bin Hisyam.
Umar bin Khathab adalah orang yang sangat tawadlu’ kepada Allah SWT.
Ia memiliki pola hidup yang sangat sederhana, terkenal sangat tegas dalam urusan agama, jarang senyum dan memiliki wibawa yang sangat besar, Ia memiliki cincin yang bertuliskan nasehat untuk dirinya sendiri yang isi kandungan maknanya kurang lebih “cukuplah kematian sebagai peringatan bagimu”.
Umar bin Khattab diangkat sebagai Khlalifah melalui penunjukan langsung atas dasar wasiat khalifah sebelumnya yaitu Abu Bakar As-Siddiq.
Ia memerintah selama 10 tahun yaitu tahun 13 – 23 H / 634 – 644 M dengan berbagai prestasi yang monumental.
Umar bin Khatab wafat akibat ditusuk pada saat dia sedang melakukan sholat, oleh Abu Lu'luah al majusi seorang mantan budak Persia.
3. Usman bin Affan
Usman bin Affan bin Abi al-As bin Ubay bin Umayyah bin Abdus Syam bin Abdul Manaf bin Qusay bin kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bi Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan.
Nama panggilan Usman bin Affan adalah Abu Amr dan Abdullah al Kuraisy al-Umawiy, Amirul Mukminin Dzun Nurain wa Hijratain.
Ibunya bernama Arwa binti Kuraisy bin Rabi’ah bin Hubaib bin Abdus Syam dan neneknya Ummu Hakim al-Baidha binti Abdul Muthalib, bibi Rusulullah dari pihak bapak.
Usman bin Affan merupakan salah satu dari sepuluh sahabat Rusulullah Saw. yang diberitakan sebagai penghuni surga.
Usman bin Affan adalah Khulafaur Rasyidin yang ke tiga dan merupakan salah seorang sahabat nabi yang mendapatkan petunjuk. Memiliki akhlak yang sangat mulia, pemalu, dermawan, dan terhormat.
Usman bin Affan menjabat sebagai khalifah selama 12 tahun (23 – 35 H / 644 – 655 M).
Ia diangkat melalui dewan pemilihan khalifah, yaitu semacam tim formatur yang dibentuk oleh Khalifah Umar bin Khattab.
4. Ali bin Abi Thalib
Nama lengkap beliau, Ali bin Abi Thalib bin Abdul Manaf bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Kusai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhar bin Kinanah. Abu Hasan dan Al Husain,
Ali bin Abi Thalib mendapat gelar Abu Turab dan Karamallahu wajhah, Keponakan sekaligus menantu Rulullah Saw., dari putri Beliau Fatimah az-Zahra’.
Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah orang yang pertama kali masuk Islam dari golongan anak-anak.
Ia merupakan salah satu dari sepuluh sahabat Nabi Saw., yang diberitakan masuk surga.
Hubungan kekerabatan Ali bin Abi Thalib dengan Rusulullah Saw. sangat dekat ini tercermin dari perkataan beliau: anta minni wa anna minka (engka bagian dariku, dan aku bagian darimu), seandainya Islam itu saya maka pintunya adalah Ali bin Abi Thalib.
Ali Bin Abi Thalib menjabat sebagai khalifah kurang lebih selama 5 tahun (35 – 40 H / 655 – 660 M).
Ia diangkat sebagai khalifah dengan mengalami berbagai intrik politik yang luar biasa.
Ali bin abi Thalib meninggal karena dibunuh oleh Ibnu Muljam atau nama lengkapnya Abdurrahman bin Muljam saat melaksanakan salat.
1. Prestasi Abu Bakar As-Shiddiq
Khalifah Abu Bakar memimpin umat Islam selama 2 tahun
Keberhasilan kebijakan Khalifah Abu Bakar as-Shidiq;
a. Menumpas kelompok pembangkang
Pada masa itu beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed menyatakan murtad atau membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Suku-suku tersebut menyatakan bahwa mereka hanya memiliki perjanjian dengan Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu, kewafatan Nabi Muhammad Saw menjadi alasan sehingga perjanjian tersebut tidak berlaku lagi. Ada pula yang menolak membayar zakat. Sebagian golongan yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya, yakni menyembah berhala.
Khalifah Abu Bakar As-Siddiq memandang gerakan itu sangat berbahaya karena hampir diseluruh jazirah Arab muncul gerakan itu. Menghadapi keadaan tersebut, Khalifah Abu Bakar As Siddiq bersikap tegas. Di balik ketegasannya, khalifah Abu Bakar As-Siddiq tetap berpesan kepada para panglimanya untuk mengadakan pendekatan secara persuasif atau damai. Sebagian kaum murtad ada yang menerima ajakan damai dan kembali tunduk kepada hukum Islam. Namun, ada juga yang tak mau berdamai dan memilih berperang. Mereka dipimpin oleh orang-orang yang mengangkat dirinya sebagai Nabi.
Diantara orang yang mengaku Nabi adalah Musailimah al-Kadzab. Musailamah yang berasal dari Yamamah mendapat dukungan dari Bani Hanifah hingga ia berhasil mengumpulkan ribuan pengikut. Dari sinilah, Perang Yamamah yang melibatkan pasukan muslim dan pasukan Musailamah pecah. Perang itu akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin yang dipimpin oleh Khalid bin Walid meski mengakibatkan banyak penghafal al-Qur'an wafat. Selain musailimah al-Kadzab, Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi juga menganggap dirinya sebagai nabi. Pengikutnya berasal dari Bani Asad, Ghatafan dan Bani Amir. Abu Bakar mengirim pasukan yang di pimpin Khalid bin walid untuk memerangi kelompok ini sehingga pasukan muslim berhasil mengalahkan mereka.
b. Kodifikasi Al-Qur’an atau mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an
Dampak dari perang yang berlangsung di era kepemimpinan Abu Bakar, banyak para penghafal Al-Qur'an yang gugur ketika membela agama Allah. Situasi ini pun diresahkan oleh kaum muslimin yang khawatir bahwa Al-Qur'an akan lenyap seiring dengan para penghafalnya yang juga semakin berkurang. Atas inisiatif Umar bin Khatab, Abu Bakar diberi saran agar mulai membukukan Al-Qur'an. Awalnya memang Abu Bakar as-Siddiq tidak setuju dengan saran Umar dengan alasan bahwa Rasulullah Saw tidak pernah membukukannya. Akan tetapi, atas penjelasan Umar, akhirnya pendirian Abu Bakar luluh.
Abu Bakar As-Shiddiq kemudian menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pemimpin untuk mengumpulkan Al-Qur'an. Setelah selesai dikumpulkan, mushaf itu kemudian diserahkan kepada sang Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq. Selanjutnya, setelah Abu Bakar as-Siddiq wafat, mushaf tersebut disimpan oleh putri Umar bin Khattab yang juga merupakan salah satu istri Rasulullah bernama Hafsah binti Umar.
c. Perluasan Wilayah
Perluasan wilayah Dakwah Islam pada masa Abu Bakar As-siddiq Khalifah Abu Bakar As-Siddiq mulai menyebarkan ajaran Islam ke wilayah yang lebih luas lagi setelah situasi sosial politik masyarakat Islam dirasa stabil. Penyebaran dakwah Islam semakin diperluas ke berbagai wilayah. Salah satunya adalah dakwah yang dipimpin oleh panglima Usamah bin Zaid bin Haritsah ke Suriah. Sebenarnya, pasukan ini telah dipersiapkan sejak zaman Nabi Muhammad, tetapi karena beliau meninggal dunia, tertundalah untuk sementara waktu dakwah tersebut hingga dilanjutkan di era Abu Bakar. Tidak berhenti di situ saja, umat Islam di bawah kepemimpinan Abu Bakar As-Siddiq, juga merambah ke kekaisaran Persia dan Byzantium. Melalui Perang Yarmuk yang cukup sulit, pasukan Islam akhirnya berhasil menaklukan Byzantium dan juga menjadi awal runtuhnya kekaisaran itu.
2. Prestasi Umar bin Khattab
Umar bin Khattab mengemban jabatan sebagai Khalifah dengan wasiat dari Abu Bakar as-Siddiq.
Prestasi yang telah di capai Umar bin Khattab sebagai berikut;
a. Perluasan wilayah dakwah Islam
Pada masa khalifah Umar bin Khattab terjadi perluasan dakwah Islam secara besar-besaran dan dikenal sebagai periode Futuhat Al-Islamiyah. Secara berturut-turut dakwah Islam sampai ke Suriah, Persia, dan Mesir. Pada waktu itu Suriah merupakan pusat perdagangan yang penting. Oleh karena itu Umar bin Khattab berusaha keras untuk memperluas wilayah dakwahnya. Wilayah Suriah memilki beberapa kota yang menjadi pusat kekuatan Romawi timur (Bizantium) yang beragama Kristen. Beberapa kota tersebut adalah Damaskus, Yordania, Yerusalem, Hims dan Antiokia. Saat itu Damaskus dapat ditaklukan oleh orang Islam. Wilayah dakwah Islam pada masa khalifah Umar bin Khahtab begitu luas hingga Afrika Utara, Armenia dan sebagian wilayah Eropa Timur. Guna memudahkan jalannya pemerintahan, khalifah Umar bin Khattab membagi wilayah Islam menjadi delapan provinsi serta menunjuk seorang gubernur untuk memerintah pada wilayah provinsi tersebut.
b. Mengatur Administrasi dan Keuangan Pemerintahan
Karena perluasaan daerah terjadi sangat cepat, Umar r.a. segera mengatur administrasi Negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang, terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah provinsi: mekah, madinah, syiria, jazirah basrah, kufah, palestina, dan mesir. Pada masa pemerintahanya Umar bin Khattab membentuk Baitul Mal dan Dewan Perang. Baitul Mal bertugas mengurusi keuangan negara. Dewan Perang bertugas mencatat administrasi ketentaraan. Umar bin Khattab adalah Khalifah pertama kali yang memperkenalkan sistim penggajian bagi pegawai pemerintah. Ia juga memberikan santunan dari Baitul Mal kepada seluruh rakyatnya. Anda belum mahir membaca Qur'an? Ingin Segera Bisa? Klik disini Sekarang! Besarnya santunan di sesuaikan lamanya memeluk Islam. pada masa Khalifah Umar bin Khattab,kemakmuran dapat dinikmati rakyat dari seluruh pelosok negeri.
c. Menetapkan Kalender Hijriah
Khalifah Umar bin Khattab menetapkan permulaan tahun Islam pada saat Nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah. Hal itu disebabkan hijrah merupakan titik balik kemenangan Islam. Hijrah juga menandai dua periode dakwah Islam. Periode dakwah sebelum Nabi Muhammad Saw. Hijrah disebut periode Mekah, sedangkan periode dakwah setelah beliau hijrah dikenal sebagai periode Madinah. Demikian pula pembagian surah-surah Al-Qur’an yang turun sebelum hijrah disebut surah-surah Makkiyah, sedangkan yang turun setelah hijrah disebut surah Madaniyah.
d. Dewan Pemilihan Khalifah
Khalifah Umar bin Khattab membentuk dewan yang akan mencari penggantinya. Dewan tersebut beranggotakan enam orang sahabat yang saat itu dianggap paling tinggi tingkatannya. Keenam anggota dewan itu adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Sa'ad bin Abi Waqqas.
3. Prestasi Usman bin Affan
Usman bin Affan terpilih sebagai khalifah pengganti Umar bin Khattab.
khalifah Usman bin Affan dipilih di rusia 70 tahun.
Beliau menjadi khalifah selama 12 tahun.
Selama itu Prestasi yang dicapai Utsman bin Affan :
a. Kodifikasi Mushaf al Qur'an
Kodifikasi al Qur’an pada masa Usman bin Affan, Pengumpulan dan penulisan Al Qur’an disebut Mushaf Usmani atau al Imam. Himpunan Al Qur’an digandakan menjadi empat buah oleh Zaid bin Tsabit dibantu oleh Abdullah bin Zubair, Said bin Ash dan Abdurrahman bin Haris.Dari empat mushaf tersebut didistribusikan ke beberapa wilayah; Mekah, Suriah, Basra dan Kuffah. Kodifikasi al Qur’an pada masa Khalifah Usman bin Affan atas saran Hudzaifah bin Yaman. Hal ini disebabkan banyak terjadi perselisahan tetang cara baca dan susunan surat dalam al Qur’an.
b. Renovasi Masjid Nabawi
Masjid Nabawi adalah masjid yang pertama kali didirikan oleh Nabi Muhammad saw. pada saat pertama kali tiba di Madinah dari perjalanan hijrahnya. Masjid ini pada mulanya hanya kecil dan masih sangat sederhana . Dengan semakin banyaknya jumlah umat Islam, maka Khalifah Umar bin Khattab mulai memperluas masjid ini. Masjid Nabawi telah mulai dibangun sejak masa Kholifah Umar bin Khattab yang kemudian dilanjutkan merenovasinya dan diperluas oleh Kholifah Usman bin Affan. Selain diperluas, masjid Nabawi juga dibangun dengan bentuk dan coraknya yang lebih indah.
c. Pembentukan Angkatan Laut
Pada masa Khalifah Usman bin Affan, wilayah Islam sudah mencapai Afrika, Siprus, hingga konstantinopel. Muawiyah saat itu menjabat gubernur Suriah mengusulkan dibentuknya angkatan laut. Usul itu disambut dengan baik oleh Kholifah Usman bin Affan. Tujuan dibentuknya angkatan laut adalah untuk melindungi wilayah Afrika, Siprus hingga Konstantinopel yang banyak diliputi lautan. Dalam perkembangannya, angkatan laut itulah yang kelak akan membawa misi dakwah Islam hingga ke daratan Eropa bahkan sampai Indonesia.
d. Perluasan Wilayah Dakwah Islam
Perluasan wilayah dakwah Islam pada masa Khalifah Usman bin Affan, yaitu:
. Perluasan ke Khurasan, Usman bin Affan mengutus Sa’ad bin Ash dan Huzaifah bin Yaman memimpin pasukan Islam ke Khurasan.
. Perluasan ke Armenia, Salman Rabiah Al-Bahili diutus Usman bin Affan berdakwah ke Armenia. Sebagian besar rakyat Armenia saat itu menyambut tentara Islam dengan sukacita.
. Perluasan ke Tunisia Ustman bin Affan memerintahkan Abdullah bin Sa’ad untuk menaklukan Tunisia yang telah dikuasai Romawi. Dengan bantuan rakyat Tunisia akhirnya daerah tersebut dapat dikuasai pasukan Islam.
. Penaklukan Rai dan Azerbaijan dan Kelima; Perluasan dakwah Islam ke Amuriah dan Cyprus.
4. Prestasi Ali bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib menjabat khalifah selama 5 tahun.
Prestasi yang telah dicapai selama beliau menjabat adalah :
a. Mengganti pejabat yang kurang cakap
Khalifah Ali bin Abi Thalib mengiginkan sebuah pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, beliau kemudian mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja. Akan tetapi, pejabat-pejabat tersebut ternyata banyak yang berasal dari keluarga Khalifah Usman bin Affan (Bani Umayah). Akibatnya, makin banyak kalangan Bani Umayyah yang tidak menyukai Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Diantara langkah tegas Ali bin Abi Thalib memberantas korupsi, yaitu mencabut fasilitas pejabat yang pada Masa Khalifah Utsman bin Affan, banyak kerabatnya yang diberi fasilitas negara. Khalifah Ali bin Abi Thalib memiliki tanggung jawab untuk membereskan permasalahan tersebut. Beliau menyita harta para pejabat tersebut yang diperoleh secara tidak benar. Harta tersebut kemudian disimpan di Baitul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Ali bin Abi Thalib juga menghapus upaya penindasan yang dilakukan pejabat. Cara beliau menegakkan keadilan yaitu dengan membuat SOP dalam hal-hal yang terkait dengan tugas jaksa, hakim, dan penegak hukum lainnya. Melakukan kontrol pasar dan memberantas para pedagang licik, penimbun barang dan pasar gelap.
b. Membenahi keuangan Negara (baitul mal)
Pada Masa Khalifah Utsman bin Affan, banyak kerabatnya yang diberi fasilitas negara. Khalifah Ali bin Abi Thalib memiliki tanggung jawab untuk membereskan permasalahan ftersebut. Beliau menyita harta para pejabat tersebut yang diperoleh secara tidak benar. Harta tersebut kemudian disimpan di Baitul Mal dan digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Kebijakan tersebut mendapat tantangan dan perlawanan dari mantan penguasan dan kerabat Utsman bin Affan. Mereka menghasut para shahabat yang lain untuk menentang kebijakan Ali bin Abi Thalib. Dan melakukan perlawanan terhadap Khalifah Ali bin Abi Thalib. Akibatnya terjadi peperangan seperti perang Jamal dan perang Shiffin.
c. Memajukan ilmu Nahwu
Pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Thalib, penulisan huruf hijaiyah belum dilengkapi dengan tanda baca, seperti kasrah, fathah, dammah,dan syaddah. Hal itu menyebabkan banyaknya kesalahan bacaan teks Al-Qur’an dan Hadits di daerah-daerah yang jauh dari Jazirah Arab. Untuk menghindari kesalahan fatal dalam bacaan Al-Qur’an dan Hadis, Khalifah Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Aswad Ad-Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang mempelajari tata Bahasa Arab. Keberadaan ilmu nahwu diharapkan dapat membantu orang-orang non Arab dan mempelajari sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadis
d. Pembangunan Kota Kufah
Khalifah Ali bin Abi Thalib membangun Kota Kuffah secara khusus. Pada awalnya kota Kufah disiapkan sebagai pusat pertahanan oleh Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Akan tetapi Kota Kufah kemudian berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadits,ilmu nahwu dan ilmu pengetahuan lainya.