HISTORIA MEGISTRA VITAE
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Mampu menganalisis sistem pemerintahan dan latar belakang terjadinya masa reformasi di indonesia
Latar Belakang
Mundurnya Presiden Soeharto dilatarbelakangi krisis moneter sejak 1997. Kondisi ekonomi Indonesia pada saat itu tengah sangat melemah dan merosot sehingga menimbulkan ketidakpuasan masyarakat. Ketidakpuasan ini kemudian semakin membesar dan memicu terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh berbagai aksi mahasiswa di wilayah Indonesia.
Kerusuhan-kerusuhan terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia. Akibatnya, pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pun mendapat banyak tekanan politik baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari luar negeri, Amerika Serikat secara terbuka meminta agar Soeharto mengundurkan dari jabatannya sebagai Presiden. Sedangkan dari dalam negeri, terjadinya gerakan mahasiswa yang turun ke jalan menuntut agar Soeharto lengser dari jabatannya.
Kepemimpinan Soeharto semakin menjadi sorotan sejak terjadinya Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998, di mana empat mahasiswa tertembak mati dan memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari kemudian. Tekanan dari para massa terhadap Soeharto pun memuncak ketika sekitar 15.000 mahasiswa mengambil alih Gedung DPR/MPR yang berakibat proses politik nasional lumpuh.
Soeharto yang saat itu sudah terdesak masih berusaha untuk menyelamatkan kursi kepresidenannya dengan melakukan perombakan kabinet dan membentuk Dewan Reformasi. Tetapi, pemberontakan yang dilakukan oleh para mahasiswa ini membuat Presiden Soeharto tidak memiliki pilihan lain selain mengundurkan diri.
Pada 21 Mei 1998 di Istana Merdeka, Presiden Soeharto secara resmi menyatakan dirinya berhenti menjabat sebagai Presiden Indonesia. Melalui UUD 1985 Pasal 8, Soeharto segera mengatur agar Wakil Presiden BJ Habibie disumpah untuk menjadi penggantinya di hadapan Mahkamah Agung. Sejak saat itu, kepemimpinan beralih dari Soeharto ke BJ Habibie dan terbentuk Era Reformasi.
Tujuan
Gerakan atau Era Reformasi menjadi peristiwa bersejarah di Indonesia, karena mampu menuntaskan rezim Orde Baru yang dipimpin Soeharto setelah berkuasa selama 32 tahun, sejak 1966. Maksud dan tujuan diadakannya reformasi adalah:
Menuntut turunnnya harga-harga kebutuhan pokok yang melonjak tinggi sejak Juli 1997.
Menuntut MPR untuk tidak kembali mencalonkan Soeharto sebagai presiden untuk periode ketujuh.
Menjelang lengsernya Soeharto, para pejabat melakukan perjanjian simbolik dan beberapa langkah kebijakan ekonomi guna untuk mencoba mengatasi keadaan dan mempertahankan kekuasaan (buying time).
Kronologi Reformasi
5 Mei 1998 20 mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk melakukan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban yang disampaikan pada Sidang Umum MPR.
11 Maret 1998 Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
14 Maret 1998 Soeharto menyampaikan kabinet baru bernama Kabinet Pembangunan VII.
15 April 1998 Soeharto meminta mahasiswa menghentikan aksi demonstrasi dan kembali ke kampus.
1 Mei 1998 Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri dan Menteri Penerangan Alwi Dachlan mengatakan reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.
2 Mei 1998 Soeharto meralat pernyataannya, bahwa reformasi bisa dimulai sekrang (1998).
4 Mei 1998 Mahasiswa di Medan, Bandung, dan Yogyakarta melakukan demonstrasi besar-besaran karena menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak (2 Mei 1998).
5 Mei 1998 Terjadi demonstrasi mahasiswa besar-besaran di Medan yang berujung kerusuhan.
12 Mei 1998 Aparat keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi secara damai.
13 Mei 1998 Mahasiswa di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk mengungkapkan duka cita yang berujung kerusuhan.
14 Mei 1998 Soeharto bersedia mengundurkan diri.
15 Mei 1998 Soeharto membantah bahwa ia ingin mengundurkan diri dari jabatannya.
16 Mei 1998 Warga asing berbondong-bondong kembali ke negeri mereka.
21 Mei 1998 Di Istana Merdeka, pukul 09.05, Soeharto menyatakan mundur dari kursi Presiden dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden RI ketiga. Referensi: Distian, Emita. (2018). Masa Reformasi. Pontianak: Derwati Press.