HISTORIA MEGISTRA VITAE
Apa itu sejarah? kalian pastinya sudah tidak asing lagi dengan istilah “sejarah”. Menurut definisi yang paling umum, kata history (bahasa Inggris) berarti “masa lampau umat manusia”. Kata tersebut dapat dibandingkan dengan geschichte (bahasa Jerman), yang berasal dari kata geschehen, yang berarti “sesuatu yang telah terjadi”. Arti dari kata sejarah memang kerap dijumpai di dalam ucapan sehari-hari, seperti “semua sejarah mengajarkan sesuatu” atau “pelajaran-pelajaran sejarah”.
Kata history (bahasa Inggris) berasal dari kata benda historia (bahasa Yunani) atau dibaca istoria yang berarti “ilmu”. Aristoteles menggunakan istilah ini sebagai suatu pertelaan sistematis maupun nonkronologis mengenai seperangkat gejala alam, baik berupa susunan sistematis maupun nonkronologis.
Namun, kata scientia (bahasa Latin) dalam perkembangannya lebih sering digunakan untuk menyebutkan pertelaan sistematis, sedangkan kata istoria biasanya diperuntukkan bagi pertelaan mengenai gejala-gejala (terutama hal-ihwal manusia) dalam urutan kronologis.
Pengertian itu menegaskan bahwa sejarah menyangkut peristiwa maupun waktu. Oleh karena itu, masalah mengenai waktu sangatlah penting dalam memahami suatu peristiwa. Para sejarawan di sinilah cenderung mengatasi masalah itu dengan membuat periodisasi.
Berdasarkan hal itulah, dapat Grameds sadari bahwa sejarah tidak dapat direkonstruksi. Masa lampau manusia untuk sebagian besar tidak dapat ditampilkan kembali, bahkan mereka yang dikaruniai ingatan tajam sekalipun tidak akan dapat menyusun kembali masa lampaunya, dikarenakan dalam hidup semua orang pastilah ada peristiwa, seseorang, kata-kata, pikiran-pikiran, tempat-tempat, dan bayangan-bayangan yang ketika terjadi sama sekali tidak menimbulkan kesan atau saat ini telah dilupakan.
Lebih lanjut, pengalaman suatu generasi yang telah lama mati, yang sebagian besar di antara anggotanya tidak meninggalkan rekaman-rekaman, atau rekaman-rekamannya jika ada tidak pernah sampai kepada para sejarawan tidak mungkin akan diingat kembali secara lengkap.
Dengan demikian, rekonstruksi dari masa lampau total manusia merupakan suatu tujuan yang sepenuhnya mereka sadari tidak akan mungkin dapat tercapai, meskipun menjadi tujuan para sejarawan.
Sejarah, babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia kemudian dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau silsilah bagi raja-raja.