Modul 2.2 - Pembelajaran Sosial dan Emosional
Mulai dari Diri
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP merefleksikan kompetensi sosial dan emosional dirinya maupun murid
Pada fase pembelajaran pertama ini, CGP merefleksikan pengalaman berkaitan dengan kompetensi sosial dan emosional, baik diri sendiri maupun murid CGP.
Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional
Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya? Sebelum saya menjadi calon guru penggerak, hal yang sering terjadi yaitu setelah saya mengajar beberapa kali pertemuan untuk mengetahui pencapaian kompetensi dasar saya melakukan penilaian harian dan setelah saya memeriksa hasilnya di antara 36 murid ternyata hanya enam orang saja yang nilainya di atas KKM, pada waktu itu saya sangat merasa kecewa dan berpikir bahwa saya gagal dalam melakukan pembelajaran kepada murid-murid saya. Dalam menghadapi situasi tersebut awalnya saya marah dan emosi terhadap murid dan menganggap bahwa mereka tidak memperhatikan pelajaran saya.
Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis tersebut? Setelah saya merasa lebih tenang saya mencoba mengontrol emosi saya dan melakukan refleksi terhadap cara mengajar saya selama ini, ternyata selama ini saya mengajar tidak memperhatikan kebutuhan, minat dan gaya belajar murid, saya hanya mengajar sesuai dengan kenyamanan saya dan tidak pernah memberikan kesempatan kepada murid untuk memberikan saran tentang model pembelajaran yang mereka inginkan. Akhirnya setelah saya mengikuti pendidikan guru penggerak dan memperoleh pengetahuan tentang pembelajaran berdiferensiasi, akhirnya saya sadar dan memulai merubah pola pembelajaran saya dengan memperhatikan kebutuhan murid-murid saya.
Gambarkan diri Anda setelah melewati krisis tersebut. a. Apa hal terpenting yang telah Anda pelajari dari krisis tersebut? b. Bagaimana dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran sebagai pendidik? a. Hal terpenting yang saya pelajari dari krisis tersebut adalah dalam menghadapi masalah dibutuhkan ketenangan dan kontrol emosi yang baik serta refleksi diri atas tindakan yang kita lakukan. b. Dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri saya dalam menjalankan peran sebagai pendidik adalah dengan refleksi diri tersebut seorang guru sebelum melakukan pembelajaran terlebih dahulu guru harus mengetahui kebutuhan masing-masing murid, mulai dari kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.
Sebagai pendidik, Anda tentu pernah bertemu murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Setujukah Anda bahwa faktor-faktor tersebut membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah? Jelaskan jawaban Anda dengan bukti atau contoh yang mendukung.
Saya setuju dengan murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain akan membuat pembelajaran lebih optimal karena hubungan dan komunikasi yang baik akan membuat kenyamanan dalam proses pembelajaran sehingga murid akan mudah memahami pelajaran. Sebagai contoh murid dengan kemampuan membangun hubungan positif pasti akan mudah bergaul dengan siapapun dan akan mudah berkolaborasi dengan teman-temannya dibandingkan dengan murid yang pemalu dan tidak bisa membangun hubungan positif dengan orang lain.
Dari kedua refleksi di atas, apa yang dapat Bapak/Ibu simpulkan tentang hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis Anda dan pembelajaran murid Anda?
Hubungan sosial dan emosional sangat penting dalam keberhasilan pengelolaan krisis dan di dalam pembelajaran, karena dengan guru memahami dan menerapkan hubungan sosial dan emosional akan membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya dalam mengelola emosi, membangun hubungan yang sehat, menetapkan tujuan, dan mengambil keputusan dalam hidupnya.
Harapan dan Ekspektasi
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya? Silahkan kemukakan Harapan bagi diri sendiri?
Harapan bagi diri sendiri adalah saya ingin menjadi guru yang memiliki hubungan sosial dan emosional yang baik terhadap semua orang termasuk kepala sekolah, rekan guru, tenaga kependidikan dan terkhusus bagi murid-murid saya agar saya bisa memahami mereka dan bisa melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya?Silahkan kemukakan Harapan bagi murid-murid Anda?
Harapan saya terhadap murid-murid saya adalah saya mengharapkan murid saya juga memiliki hubungan sosial dan emosional yang baik terhadap semua orang terkhusus kepada guru dan murid-murid yang lain agar tercipta kenyamanan dalam lingkungan belajar mereka dan murid bisa belajar dengan baik sehingga membuat mereka menjadi generasi yang berbudi pekerti yang mulia sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Eksplorasi Konsep
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat menjelaskan urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
CGP dapat menjelaskan konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
CGP dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional (KSE).
CGP dapat menjelaskan bagaimana implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.
Mandiri
Forum Diskusi
Ruang Kolaborasi Sesi 1
Tujuan Pembelajaran Khusus: Mendemonstrasikan pemahaman tentang implementasi 5 kompetensi sosial dan emosional di kelas dan sekolah.
Pada fase pembelajaran ini diharapkan CGP sudah mempelajari implementasi pembelajaran 5 KSE di kelas dan sekolah. Selanjutnya CGP berkolaborasi dengan rekan CGP yang lain untuk mendiskusikan ide-ide penerapan pembelajaran 5 KSE bagi murid dan rekan-rekan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah CGP. CGP dipersilahkan mendiskusikan dengan kelompok CGP dalam pertemuan di Ruang Kolaborasi yang pertama. Hasil kolaborasi tersebut akan dipresentasikan di pertemuan kedua.
Ruang Kolaborasi Sesi 2
Tujuan Pembelajaran Khusus: Menguraikan bentuk penerapan pembelajaran 5 kompetensi sosial-emosional sesuai dengan jenjang pendidikan masing -masing.
CGP bersama rekan kelompok telah melakukan analisis dan menyusun 5 ide implementasi pembelajaran 5 KSE dan 2 ide penguatan KSE untuk rekap PTK di sekolah dengan karakteristik jenjang pendidikan yang CGP ampu, dan CGP tuangkan pada tabel 3.1 dan tabel 3.2. Selanjutnya, CGP akan bertemu dengan fasilitator dalam kelompok besar dalam ruang virtual yang telah disediakan untuk mempresentasikan tabel yang telah dibuat tadi, dan masing-masing kelompok akan saling mencermati hasil tabel 3.1 dan tabel 3.2 milik kelompok lain. Kegiatan akan diakhiri oleh fasilitator dengan menutup pembelajaran dan memberikan tugas selanjutnya untuk CGP yaitu berupa refleksi pembelajaran.
Demonstrasi Kontekstual
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang implementasi pembelajaran Kompetensi Sosial dan Emosional dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pada fase ini CGP membuat rencana implementasi pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh yang sudah dipelajari. Selanjutnya mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional untuk murid dan PTK di sekolah CGP.
Elaborasi Pemahaman
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat menggali ide-ide untuk mengkonsolidasi dan menumbuhkembangkan pemahaman tentang implementasi pembelajaran sosial dan emosional baik di kelas, sekolah, hingga keluarga dan komunitas.
Dalam dua jam pelajaran, CGP akan memiliki kesempatan untuk melakukan konferensi video untuk bertemu dengan instruktur. CGP dipersilahkan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang masih dimiliki terkait dengan praktik pembelajaran sosial dan emosional kepada instruktur melalui kuesioner pertanyaan. CGP akan diberi ruang untuk menyampaikan potensi, keraguan, dan tantangan dalam pembelajaran sosial dan emosional.
Koneksi Antar Materi
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP melakukan refleksi pengetahuan sebelum, selama, dan sesudah mempelajari modul ini
Pada fase ini, CGP diajak untuk merumuskan kesimpulan dari proses pembelajaran yang sudah CGP jalani dalam modul ini dengan tetap mengkaitkan dengan modul-modul sebelumnya.
Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?
Setelah mempelajari tentang pembelajaran sosial dan emosional dalam Modul 2.2, saya merasa lebih memahami pentingnya pendekatan ini dalam menciptakan pembelajaran yang lebih inklusif dan berfokus pada kebutuhan siswa. Pengetahuan ini sangat berkontribusi pada peran saya sebagai pemimpin dalam pembelajaran. Saya kini tidak hanya berfokus pada penyampaian materi, tetapi juga mampu memahami dan mendukung aspek sosial emosional siswa. Dapat dikatakan bahwa dengan memahami pembelajaran sosial emosional, saya lebih mampu mengenal siswa tidak hanya dari segi akademis, tetapi juga secara emosional.
Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul-modul sebelumnya?
Kaitan Modul 2.2 dengan Modul 1.1 adalah Modul 2.2 yang membahas tentang pembelajaran sosial emosional memiliki keterkaitan yang kuat dengan konsep yang diajarkan dalam Modul 1.1, yaitu filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Salah satu prinsip Ki Hadjar Dewantara adalah mewujudkan pembelajaran yang mengutamakan kepentingan anak. Dalam konteks ini, pembelajaran sosial emosional dapat dianggap sebagai bentuk implementasi nyata dari prinsip tersebut. Ini menggambarkan pendekatan yang berpihak kepada siswa, di mana perhatian guru tidak hanya tertuju pada materi pelajaran semata. Lebih dari itu, guru juga harus memahami kondisi sosial emosional siswa, sehingga pembelajaran dapat dijalani dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan memberikan kebahagiaan bagi siswa.
Kaitan Modul 2.2 dengan Modul 1.2 adalah Modul 2.2 memiliki hubungan erat dengan konten yang ada dalam Modul 1.2 mengenai nilai dan peran guru penggerak. Memahami nilai-nilai dan peran seorang guru penggerak akan memberikan fondasi yang kuat dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional. Pengalaman dalam mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional juga dapat menjadi faktor yang membentuk dan meningkatkan nilai-nilai serta peran seorang guru penggerak. Dengan demikian, kedua modul tersebut saling melengkapi dan mendukung untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih holistik dan berorientasi pada pengembangan sosial dan emosional siswa.
Kaitan Modul 2.2 dengan Modul 1.3 adalah pembelajaran sosial dan emosional memiliki keterkaitan yang kuat dengan visi seorang guru penggerak yang dijelaskan dalam Modul 1.3. Implementasi pembelajaran sosial emosional tidak hanya berkontribusi pada pengembangan kompetensi sosial dan emosional siswa, tetapi juga sesuai dengan tujuan guru penggerak untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, memberdayakan siswa, dan merangsang perkembangan potensi mereka. Dengan mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional, seorang guru penggerak dapat lebih efektif dalam membentuk karakter positif dan kesiapan siswa untuk menghadapi tantangan kehidupan.
Kaitan Modul 2.2 dengan Modul 1.4 adalah Guru memiliki beberapa pilihan dalam melaksanakan pembelajaran sosial dan emosional, seperti melalui pembelajaran eksplisit, pengintegrasian ke dalam proses pembelajaran, dan membentuk lingkungan kelas dan sekolah yang kondusif. Kesemua pendekatan ini berperan penting dalam memperkuat budaya positif di lingkungan sekolah, yang telah dijelaskan dalam Modul 1.4.
Kaitan Modul 2.2 dengan Modul 2.1 adalah Modul 2.2. memiliki keterkaitan yang kuat dengan konten Modul 2.1., yang membahas mengenai pembelajaran berdiferensiasi. Dengan menggabungkan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi dan komponen pembelajaran sosial emosional, guru akan mampu memberikan pembelajaran yang lebih relevan dan bermakna bagi setiap siswa.
Pengalaman dan pemahaman saya hingga tahap ini:
Sebelum memahami modul ini, saya meyakini bahwa penerapan pembelajaran berdiferensiasi sudah cukup untuk mengakomodasi perbedaan siswa dalam pembelajaran, sehingga guru dapat lebih fokus mengajar sesuai dengan kemampuan dan minat mereka.
Namun, setelah menjalani modul ini, saya menyadari bahwa pembelajaran berdiferensiasi belum sepenuhnya mencukupi untuk menghadirkan pembelajaran yang benar-benar berorientasi pada kebutuhan siswa. Kombinasi antara pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional ternyata mampu menciptakan kondisi mental, sosial, dan emosional yang lebih siap bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Terkait kebutuhan mendesak akan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, demi mendorong peningkatan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) seluruh individu di sekolah, saya menangkap tiga hal mendasar dari modul ini: a. pentingnya kesadaran sosial dan emosional; b. nilai kesadaran penuh (mindfulness); c. pelaksanaan pembelajaran sosial emosional dalam lingkungan kelas dan sekolah secara komprehensif.
Berkaitan dengan hal diatas, perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah adalah untuk murid-murid memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk menumbuhkan, melatih dan merefleksi kompetensi sosial dan emosional dengan cara yang sesuai dan responsif dengan perkembangan budaya serta mengintegrasikan kompetensi sosial dan emosional ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran, sedangkan untuk rekan sejawat belajar dan menjadi teladan (memodelkan) serta membangun kolaborasi.
Aksi Nyata
Tujuan Pembelajaran Khusus: Membagikan pemahaman tentang implementasi pembelajaran sosial dan emosional dengan 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dan serta merefleksikannya.
Aksi Nyata dalam modul ini mensyaratkan CGP untuk membagikan pemahaman tentang implementasi pembelajaran sosial emosional yang telah CGP lakukan selama ini. CGP dipersilahkan melihat kembali proses implementasi yang sudah dilakukan oleh CGP.
Setelah CGP membagikan implementasi CGP kepada rekan sejawat atau komunitas CGP, refleksikan pengalaman tersebut dengan menggunakan kerangka 4P (Peristiwa - Perasaan - Pembelajaran - Penerapan). Refleksi ini dapat diunggah ke situs portofolio digital CGP.