Bangsal Sitihinggil
Dikenal sebagai Sitihinggil. Bangsal ini merupakan tempat pelantikan/penobatan Raja Kasultanan Yogyakarta, dan upacara Pisowanan Agung. Pada tanggal 17 Desember 1949, Ir. Soekarno dilantik sebagai Presiden RIS di tempat ini.
Alamat : Jl. Kemitbumen no. 28/13 Panembahan
Koordinat : -7.8057125,110.3641338
Kraton Yogyakarta
Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I. Pada tanggal 03 Maret 1949, Keraton Yogyakarta merupakan istana kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang berfungsi sebagai tempat tinggal sultan. Kompleks Keraton kini sebagian beralih fungsi sebagai museum benda-benda koleksi milik kesultanan.
Alamat : Jl. Rotowijayan Blok No.1, Panembahan
Koordinat : -7.8057125,110.3641338
Masjid Margoyuwono
Masjid Margoyuwono diperkirakan mulai dibangun pada tanggal 28 Maulud 1874 AJ dan diresmikan pada tanggal 29 Agustus 1943 M. Pada awalnya masjid ini berupa langgar milik keluarga HMJ Prawiro Yuwono. Masjid ini tergolong unik karena menggabungkan elemen-elemen arsitektur tradisional Jawa dengan beberapa komponen arsitektur Timur Tengah.
Alamat : Jl. Langenastran Lor No. 9. Panembahan
Koordinat : -7.8115194,110.3644937,21
Masjid Rotowijayan
Dikenal juga sebagai Masjid Keben merupakan salah satu dari masjid milik Kraton Yogyakarta yang terletak di depan pintu masuk gerbang Kemandungan Lor (Keben). Masjid yang dibangun pada 2 April 1792, semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono II dalam rangka memperingati jumenengan dalem Sri Sultan Hamengkubuwono II dengan nama masjid Soronoto atau Suranata. Suronata adalah abdi dalem yang mengurusi dan merawat masjid di lingkungan Kraton Yogyakarta.
Masjid ini juga meupakan saksi sejarah tertembaknya bahu komandan pasukan Inggris, Kolonel Galapsy dalam geger Spey (Perang Inggris melawan Sri Sultan Hamengku Buwono II).
Alamat : Jl. Rotowijayan, Kraton
Koordinat : -7.8066164,110.363418
Monumen Langenastran
Monumen ini mengenang 4 pahlawan yang berasal dari Kampung Langenastran. Tercatat Bagong Ngadikan dan Djohar Noerhadi yang turut serta dalam peristiwa kota baru yang terjadi pada 07 Oktober 1945, Boeloeg Soelaiman yang turut andil dalam peristiwa 15 Januari 1949 sebagai Bergade 10 DIV III, dan Sema Soekarano dalam pemberontakan DI/T II.
Alamat: Jl. Langenarjan Kidul, Panembahan
Koordinat: -7.813594, 110.363069
Monumen ucapan terima kasih kepada Abdi Dalem Gamel yang merupakn pendahulu kampung Gamelan, dan pejuang kemerdekaan kampung Gamelan. Pada monumen Gamel juga terdapat relief yang menggambarkan terkait Sri Sultan yang hendak memasuki Rumah makan sate puas, penggambaran terjadinya perundingan, pengibaran bendera oleh beberapa orang, serta satu layar relief lagi yang menggambarkan gotong royong dalam perlawanan.
Alamat : Jl. Gamelan, Panembahan
Koordinat: 7°48'40.0"S 110°21'58.9"E
Dikenal sebagai Monumen Perjuangan Rumah Makan Sate Puas. Pada masa perang kemerdekaan, bangunan ini digunakan sebagai tempat pertemuan para pejuang Republik Indonesia untuk berkumpul dan menyusun strategi. Pada tanggal 29 Juni 1949 di kibarkan bendera merah putih untuk pertama kali di masa akhir periode pendudukan tentara Belanda di Yogyakarta, di lokasi ini
Alamat : Jl. Gamelan Kidul, Panembahan, Kecamatan Kraton
Koordinat : 7°48'40.0"S 110°21'58.9"E
Ngejaman Keben Kraton Yogyakarta merupakan salah satu monumen untuk mengabadikan hubungan persahabatan antara masyarakat Tionghoa, pegawai Gubermen dan Kraton Yogyakarta. Pada tanggal 14 Februari 1949, menjadi tempat bertemunya Sultan HB IX dengan Komanda Werkhreise III Letkol Soeharto. Dalam pertemuan tersebut membahas rencana serangan besar-besaran kepada tentara Belanda Yang menduduki Kota Yogyakarta sejak Agresi Militer II 19 Desember 1948. Serangan tersebut dikenal dengan istilah Serangan Umum 1 Maret.
Alamat : Jl.Rotowijayan, Kraton
Koordinat : -7.8064195,110.3629575
Serangan Umum 1 Maret 1949
Tetenger Serangan Umum 1 Maret terkait peristiwa Pada 13 Februari 1949 pertempat di kompleks Keraton, Hamengku Buwono IX menanyakan kesanggupan Letkol Suharto untuk mempersiapkan suatu serangan umum dalam waktu dua minggu. Komando gerilya tersebut menyatakan kesanggupan. Pertemuan hanya berlangsung sekali dengan rencana Serangan Umum 1 Maret 1949. Kontak-kontak selanjutnya dilakukan dengan perantara kurir. Melalui kurir, Hamengku Buwono IX memberitahu Letkol Soeharto pada sore hari 1 Maret bahwa pendudukan Yogya oleh gerilya dianggap sudah cukup.
Alamat : Jl. Rotowijayan, Kraton
Koordinat : -7.806596, 110.363150
Dikenal sebagai Menara Sirine Plengkung Gading. Keberadaannya berfungsi sebagai alat peringatan dini, sebagai tanda bahaya udara. Sirine pada saat Serangan Umum 1 Maret 1949 menjadi tanda dimulainya serangan oleh TNI dan laskar dalam kota “hantu maut”.
Alamat : Jl.Patehan Kidul No.4, Kecamatan Kraton
Koordinat : -7.8136557,110.362898
Tetenger Amanat 05 September 1945
Dikenal sebagai Menara Sirine Plengkung Gading. Keberadaannya berfungsi sebagai alat peringatan dini, sebagai tanda bahaya udara. Sirine pada saat Serangan Umum 1 Maret 1949 menjadi tanda dimulainya serangan oleh TNI dan laskar dalam kota “hantu maut”.
Alamat : Jl.Patehan Kidul No.4, Kecamatan Kraton
Koordinat : -7.8136557,110.362898
“Piagam Kedudukan” yang menetapkan Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII sebagai pemimpin yang memerintah di masing-masing wilayahnya dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Piagam Kedudukan itu juga merupakan pengakuan pemerintah RI bahwa Kesultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman berada dalam Negara Kesatuan RI. Piagam Kedudukan ini dibawa oleh Mr. Sartono dan Mr. A.A. Maramis dari Jakarta dan diterima oleh Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII pada tanggal 6 September 1945.
Alamat : Jl. Rotowijayan Blok No.1, Panembahan
Koordinat : -7.8082223,110.363895