Pertemuan 7 Kelas IX

E. Pelayanan Sosial Gereja dan Tantangannya

Pelayanan sosial gereja yang memberdayakan tampaknya akan selalu menimbulkan kontroversi dan tantangan. Tidak selamanya orang bersuka cita apabila melihat orang lain diberdayakan. Ada pihak-pihak tertentu yang selama ini memetik keuntungan dari ketidakberdayaan orang lain yang merasa sangat terganggu.

Itulah yang kita lihat dalam Bab 3 yang lalu, ketika Pdt. Dr. Martin Luther King, Jr. berjuang demi kesetaraan kedudukan dan status orang-orang kulit hitam dengan orang kulit putih. Dia pun menghadapi banyak musuh, bahkan sampai akhirnya ia ditembak mati karena perjuangannya untuk memperjuangkan hak-hak asasi orang-orang kulit hitam di Amerika Serikat. Mengapa demikian? Selama orang-orang kulit hitam dianggap lebih rendah daripada orang kulit putih, orang-orang kulit putih dapat memperlakukan mereka dengan semau-mau mereka. Mereka dapat diberi upah yang sangat rendah sementara pada saat yang sama mereka tidak memperoleh jaminanjaminan sosial yang menjadi hak-hak mereka. Apa yang terjadi di Amerika Serikat pada masa-masa tahun 1960-an dan sebelumnya, dapat pula kita saksikan terjadi di masa kini. Ketika orang-orang miskin tidak berdaya, mereka dapat dijadikan pekerja kasar dengan gaji yang sangat rendah. Mereka pun tidak mendapatkan jaminan-jaminan kehidupan yang paling mendasar, seperti bantuan kesehatan, tunjangan hari tua, dan lainlain. Mereka hanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, buruh di pabrik, petani penggarap yang bekerja untuk para pemilik sawah, TKI/TKW di luar negeri, dan lain-lain. Sekarang, bacalah berita di bawah ini: Melalui Biro Pelayanan Buruh Lembaga Daya Dharma (BPB-LDD), Keuskupan Agung Jakarta membantu buruh yang bekerja dengan sistem kontrak dan outsourcing di sejumlah perusahaan manufaktur. Biro ini telah membuat Forum Buruh Bangkit untuk buruh kontrak dan outsourcing di kawasan Tangerang. Lewat forum ini, mereka diajak mempersiapkan UU Ketenagakerjaan yang baru, karena UU yang sekarang amat melemahkan buruh. 44 Kelas IX SMP Kelompok-kelompok buruh kontrak dan outsourcing pun mulai terbentuk di daerah Tigaraksa, Tangerang. Aktivitas ini dimulai tahun ini. BPB-LDD juga sedang merintis pembentukan kelompok buruh di kawasan Jatake, Tangerang. Melalui kelompok-kelompok ini, BPB-LDD mendampingi buruh kontrak dan outsourcing dengan memberikan beragam pelatihan seperti pengelolaan ekonomi rumah tangga (ERT). “Konkretnya, bagaimana mereka dapat mengatur pendapatan yang relatif kecil itu,” urai Lukas Gathot Widyanata, aktivis perburuhan dan pekerja di BPB-LDD saat ditemui di Kantor LDD, Jakarta Pusat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, biro ini juga memberikan pelatihan usaha kecil atau wirausaha, koperasi, dan keterampilan lainnya. “Tujuannya, mereka dapat memperoleh tambahan penghasilan,” imbuh Gathot. Di Tigaraksa ini, BPB-LDD mendampingi buruh kontrak dan outsourcing yang tersebar di beberapa pabrik, seperti pabrik makanan, sepatu, kaleng, bolpoin, kosmetik, sabun, dan garmen. Pendampingan yang dilakukan tidak melulu pada buruhnya saja, tetapi meluas sampai pendampingan keluarga. “Mimpi kami adalah membentuk serikat buruh berbasis buruh kontrak dan outsourcing. Tapi tak hanya mendampingi advokasi hak-hak buruh saja, juga mendampingi ekonomi rumah tangga para buruh,” papar Gathot. Nah, selain apa yang sudah dilakukan oleh Keuskupan Agung Gereja Katolik Roma di Jakarta, apakah ada lagi orang-orang yang bersedia menolong dan memberdayakan orang-orang seperti ini? Tahukah kamu, gereja-gereja mana lagi yang sudah melakukannya? Coba tanyakan kepada orangtuamu atau pendetamu di gereja, sejauh mana gerejamu sudah bekerja keras untuk memberdayakan orang-orang yang terpinggirkan, lalu tuliskan jawaban kamu di bawah ini: …………………………………………………………………………….… …………………………………………………………………………….… …………………………………………………………………………….… …………………………………………………………………………….…

Dalam Yoh. 15:18-19 dikatakan bahwa pengikut Kristus akan banyak menghadapi tantangan dalam hidupnya. Antara lain mereka akan dibenci dan dimusuhi dunia. Menurut kamu, mengapa hal ini dapat terjadi? Hal-hal apa lagi yang dapat membuat pengikut Kristus menghadapi tantangan berat di dunia? Apakah kamu siap menghadapi tantangan seperti itu? Diskusikan pertanyaan ini dengan teman-temanmu dalam sebuah kelompok yang terdiri dari 3-4 orang. Lalu tuliskan jawaban kalian di bawah ini: Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 45 …………………………………………………………………………….… …………………………………………………………………………….… …………………………………………………………………………….… …………………………………………………………………………….… Kegiatan 3: Menyanyikan lagu Kidung Jemaat 434 “Allah adalah Kasih dan Sumber Kasih” Ref.: Allah adalah Kasih dan Sumber kasih. Bukalah hatimu bagi Firman-Nya. Allah adalah Kasih dan Sumber kasih. Bukalah hatimu bagi Firman-Nya. 1. Kamu dalam dunia, bukan dari dunia, Kamu dalam dunia, bukan dari dunia, Akulah yang memikul sengsaramu 2. “Musuhmu kasihilah dan berdoa baginya. Musuhmu kasihilah dan berdoa baginya: Aku yang mendamaikan sengketamu.” 3. “Gandum harus dipendam, baru banyak buahnya. Gandum harus dipendam, baru banyak buahnya: demikian kasih-Ku di dalammu.” 4. “Jangan hatimu gentar, jangan bimbang dan sendu. Jangan hatimu gentar, jangan bimbang dan sendu: Aku ‘kan besertamu selamanya.” Bait pertama lagu ini mengingatkan kita siapakah kita sebagai orang Kristen yang hidup di dunia. “Kamu dalam dunia, bukan dari dunia” dalam bait ini mengingatkan kata-kata Yohanes dalam Injilnya, “Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu” (15:19). Bagaimana pendapat kamu tentang hal ini? Kesaksian Kristen apakah yang mungkin akan melahirkan tantangan yang berat, bahkan permusuhan yang datang dari dunia? Ada kalanya orang Kristen dimusuhi dan tidak disukai orang lain ketika ia mengisahkan pengalaman imannya dan menganggapnya sebagai satu-satunya pengalaman iman yang sahih. Atau ia menceritakan tentang agama dan keyakinannya sebagai satu-satunya agama yang terbaik, sementara semua agama yang lain sesat dan sia-sia.