Mekanisme Pembentukan Urine
Mekanisme Pembentukan Urine
Tubuh manusia menghasilkan berbagai zat sisa dari proses metabolisme, salah satunya adalah urine. Urine dibentuk oleh ginjal sebagai bagian dari sistem ekskresi yang berfungsi membuang limbah dan menjaga keseimbangan cairan serta zat-zat penting dalam tubuh. Proses pembentukan urine ini terjadi di dalam bagian terkecil ginjal yang disebut nefron, melalui tiga tahap utama yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan), dan augmentasi (pengumpulan) (Widyawati, 2021). Setiap tahap memiliki peran penting agar zat yang masih dibutuhkan tubuh bisa diserap kembali, sementara zat sisa yang berbahaya dibuang bersama urine. Berikut penjelasan mekanisme pembentukan urine:
Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi terjadi di bagian nefron yang disebut glomerulus, yaitu kumpulan pembuluh darah kecil yang ada di dalam kapsul Bowman. Di sini, darah disaring dan zat-zat kecil seperti air, garam, glukosa, dan urea akan keluar dari darah masuk ke kapsul Bowman. Zat-zat yang besar seperti sel darah dan protein tetap tinggal dalam darah karena ukurannya terlalu besar untuk disaring.
Reabsorpsi (Penyerapan)
Setelah disaring, cairan hasil filtrasi tadi bergerak ke tubulus ginjal. Di sinilah proses reabsorpsi terjadi. Tubuh akan menyerap kembali zat-zat yang masih dibutuhkan seperti air, glukosa, dan sebagian garam. Proses ini terjadi terutama di tubulus proksimal dan lengkung Henle. Dengan begitu, tubuh tidak kehilangan zat-zat penting.
Augmentasi (Pengumpulan)
Tahap terakhir adalah augmentasi, yaitu proses membuang zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan seperti ion hidrogen (H⁺), amonia, dan zat asing dari obat-obatan. Zat-zat ini dimasukkan ke dalam cairan urine melalui tubulus distal. Setelah itu, cairan ini masuk ke saluran pengumpul dan akhirnya menjadi urine yang sesungguhnya, lalu disalurkan ke kandung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh.
Berdasarkan penjelasan ketiga proses pembentukan urin diatas, berikut adalah tabel ringkasan dari ketiga proses diatas:
Gambar: Mekanisme Pembentukan Urine
Sumber: Urry, et al. 2020.
Video: Mekanisme Pembentukan Urine
Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine
Pembentukan urine di dalam tubuh manusia tidak selalu berjalan dengan jumlah dan komposisi yang sama setiap saat. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhinya, baik dari dalam tubuh (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal). Faktor-faktor tersebut antara lain jumlah air yang dikonsumsi, hormon Antidiuretik, saraf, kadar garam, dan suhu lingkungan. Semua faktor ini bekerja bersama-sama dalam mengatur seberapa banyak urine yang diproduksi dan zat apa saja yang dikeluarkan oleh ginjal, agar keseimbangan cairan dan zat dalam tubuh tetap terjaga (Widyawati, 2021).
Jumlah air yang dikonsumsi
Semakin banyak air yang kita minum, maka semakin banyak juga urine yang diproduksi tubuh. Ini karena tubuh harus menjaga keseimbangan cairan. Jika kita minum sedikit air, tubuh akan menahan lebih banyak air dan urine yang keluar menjadi lebih sedikit dan lebih pekat.
Hormon Antidiuretik (ADH)
Hormon ini memengaruhi penyerapan air oleh dindin tubulus yang dihasilkan oleh hipofisis posterior. Apabila kadar ADH dalam darah naik atau berlebih, maka penyerapan air oleh dinding tubulus meningkat dan menyebabkan jumlah urine yang terbentuk sedikit. Sebaliknya, apabila kadar ADH dalam darah menurun, maka penyerapan air oleh dinding tubulus menurun da menyebabkan jumlah urine yang terbentuk banyak.
Saraf
Rangsangan saraf renalis menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju glomerulus, akibatnya air dan darah ke glomerulus berkurang, sehingga tekanan menjadi berkurang dan akan menyebabkan proses filtrasi kurang efektif.
Kadar Garam
Kadar garam yang tinggi harus dikeluarkan dari darah supaya tekanan osmotiknya tetap.
Suhu Lingkungan
Pada saat cuaca panas, tubuh banyak mengeluarkan cairan lewat keringat. Karena itu, jumlah urine bisa berkurang. Sebaliknya, saat cuaca dingin, kita cenderung jarang berkeringat, sehingga urine yang dikeluarkan bisa lebih banyak.
Created by : Ahmad Khoirudin
Copyright @2025
Fakultas Sains & Teknologi
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang