Resistor
1. Pengertian
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor disebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Selain memiliki nilai resistansi, resistor juga memiliki nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya.
2. Fungsi
Secara umum fungsi resistor yakni untuk memberikan hambatan atau resistansi dengan nilai-nilai tertentu dalam suatu rangkaian elektronik. Jika dijabarkan terperinci fungsi resistor adalah sebagai berikut:
1) Sebagai komponen pembatas aliran arus listrik.
2) Sebagai komponen yang dapat mengatur arus listrik.
3) Sebagai pembagi tegangan atau voltage devider yang melewatinya.
4) Sebagai penurun tegangan listrik yang tinggi.
3. Macam-macam Resistor
Resistor terbagi menjadi dua macam yakni resistor tetap (fixed resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor).
a. Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Resistor jenis ini memiliki nilai resistansi yang tetap dan permanen selama resistor tersebut dalam kondisi baik. Berikut ini adalah jenis-jenis resistor tetap:
Resistor kawat merupakan resistor pertama kali dibuat. Dahulu resistor ini digunakan dalam rangkaian yang masih menggunakan tabung hampa sebagai transistornya. Dengan ukuran fisik yang cukup besar dan juga bentuknya yang bervariasi pada masanya, resistor ini juga memilki nilai hambatan yang cukup besar pula. Resistor kawat juga mampu beroperasi pada arus kuat dan panas yang tinggi sehingga banyak ditemukan pada rangkaian elektronika bagian power. Rating daya yang terdapat pada resistor jadul yang ini adalah dalam bebrabagi ukuran seperti 1 watt, 2 watt, 5 watt, serta 10 watt.
Resistor jenis batang karbon terhitung jenis resistor jadul sama seperti resistor kawat. Resistor ini tersusun dari bahan karbon didalamnya dan terdapat kode-kode warna untuk menandai besarnya hambatan dari resistor tersebut. Resistor yang merupakan generasi awal ini untuk penggunaanya saat ini sudah sangat jarang. Sehingga kurang familiar bagi para praktisi elektronika saat ini.
Sesuai dengan namanya tentu saja terbuat dari bahan keramik atau porselen, dengan lapisan kaca dibagian terluar. Meskipun ukuranya cukup mungil, namun resistansinya bervariasi, mulai dari kisaran puluhan ohm hingga kilo ohm. Kemajuan teknologi terutama pada bahan yang dibutuhkan sebagai komponen elektronika, resistor keramik pada saat ini kebanyakan digunakan pada gadget yang memilki ukuran cukup kecil. Coba saja buka perangkat ponsel yang anda miliki, dapat dipastikan akan bisa menemukan resistor jenis ini didalamnya. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
Resistor Film Karbon merupakan sebuah perkembangan dari resistor batang karbon. Resistor ini terbuat dari bahan karbon didalamnya dan diluarnya dilapisi dengan bahan pelindung berupa film. Pelindung ini berguna untuk mnecegah adanya pengaruh eksternal terhadap karakteristik dari resistor jenis ini. Dipermukaanya terdapat gelang-gelang warna yang berguna sebagai indikator besarnya hambatan yang terkandung didalam resistor tersebut. Memiliki rating daya sama dengan resistor keramik tetapi kalah dalam segi keefektifan ukuran komponen. Sehingga lebih banyak resistor keramik yang digunakan untuk peralatan elektronik seperti Smartphone daripada menggunakan resistor film karbon yang ukurannya relatif lebih besar.
Penampakan bentuk fisik resistor film metal sekilas terlihat mirip dengan resistor jenis film karbon. Perbedaan hanya pada warna dasar yang berbeda. Namun sebenarnya, kedua resistor ini memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk resistor film metal memiliki ketelitian tertinggi dibandingkan dengan resistor tetap lainnya. Toleransinya berkisar antara 1-5%.
Resistor film metal memiliki resistansi yang lebih besar jika dibandingkan dengan resistor film karbon. Jika resistor film karbon identic dengan 4 kode warna untuk membacanya, pada resistor film metal terdapat 5 dan 6 kode warna. Dalam aplikasinya, resistor film metal biasa digunakan pada perangkat elektronik yang memerlukan ketelitian tinggi seperti multimeter atau alat ukur lainnya.
b. Resitor Tidak Tetap (Variable Resistor)
Berlawanan dengan resistor tetap, resistor variable dapat berubah nilai resistansinya sesuai pengaruh eksternal yang memang sudah didesain demikian. Pengelompokan jenis resistor variable didasarkan pada bagaimana cara merubah resistansi tersebut. Berikut adalah jenis resistor variable:
Potensiometer merupakan resistor yang dapat kita atur besar resistansinya. Cara mengaturnya cukup dengan memutar bagian tuas tengah potensiometer. Resistor jenis ini cukup sering digunakan dalam rangkaianelektronika semacam fm/am tuner, rangkaian sensor cahaya, dan lain sebagainya. Bagian dalam potensiometer terbuat dari kawat berhambatan yang melingkar. Namun selain terbuat dari bahan kawat, ada juga potensiometer yang tersusun dari karbon sehingga ukurannya dapat diperkecil dan interval resistansi yang cukup besar.
Bentuk dan cara kerja trimpot sebenarnya tidak jauh berbeda dengan potensiometer. Namun agar kita bisa merubah nilai hambatanya tidak cukup hanya memutar menggunakan tangan kosong ataupun menggesernya saja. Diperlukan alat semacam obeng -/+ untuk memutarnya sehingga nilai resistansinya berubah sesuai dengan yang kita inginkan. Trimpot sama seperti potensiometer juga terdiri atas dua jenis, yaitu trimpot logaritmik dan linear. Memiliki ciri khusus yang bentuk ukurannya lebih kecil dari potensiometer.
LDR merupakan jenis resistor variabel yang resistansinya dapat berubah seiring dengan intensitas cahaya yang mengenai permukaanya. Dengan sifatnya ini, maka wajar jika LDR biasa digunakan pada lampu-lampu yang bisa mati dan hidup secara otomatis. Sebagai contoh biasanya pada lampu lampu jalan yang akan nyala pada malam hari atau pada saat wilayah sekitar gelap seperti saat mendung dan badai yang menutupi matahari dengan otomatis lampu di jalanan akan nyala dengan sendirinya.
Resistansi LDR menurun ketika terpapar cahaya dengan intensitas tinggi. Sebaliknya, semakin kecil intensitas cahaya yang mengenai permukaannya maka resistansi LDR akan semakin besar. Konsep kerja LDR dapat dijelaskan dengan konsep fotolistrik yang dicetuskan oleh Enstein.
Untuk kedua jenis resistor ini, dapat mengatur besar resistansinya dengan merubah temperature lingkungan sekitar. Pada resistor NTC (negative temperature coefficient) resisntansi semakin kecil ketika suhu lingkungan naik. Untuk PTC (positive temperature coefficient) berlaku sebaliknya, yaitu semakin tinggi suhu lingkungan semakin besar pula nilai resistansinya. Pada dasarnya resistansi setiap bahan pasti dipengaruhi oleh suhu lingkungan meskipun sangat kecil pengaruhnya. Dalam sebuah rangkaian listrik skala kecil faktor ini bisa kita abaikan. Namun tidak jika sudah masuk ke dunia industri skala besar, semua faktor yang dicurigai berpengaruh sebisa mungkin di hitung dan diteliti efek kedepanya.
Pastinya sudah tahu jika anda sudah pernah praktikum fisika jikapun belum pernah seharusnya tetap tidak asing dengan jenis resistor variable yang satu ini. Terbuat dari uliran kawat yang rapat dan berdiameter cukup besar, sehingga ukuranya pun besar. Cara mengubah resistansinya cukup mudah, yaitu dengan menggeser kepala bagian atas dari rheostat.
Tugas Akhir Skripsi
Pendidikan Teknik Elektronika
Universitas Negeri Yogyakarta