01.03.b.3-T1-2 MULAI DARI DIRI

Pertanyaan Refleksi:


Di atas merupakan dua contoh guru yang mungkin pernah dijumpai di kehidupan sehari-hari. Jawablah pertanyaan berikut sesuai kasus!

Pertanyaan 1

Menurut Anda apa yang menjadi latar belakang munculnya dua kasus di atas? Jelaskan!

Jawab: Latar belakang munculnya dua kasus tersebut adalah kompetensi pedagogik yang dimiliki bu Mimin dan bu Ririn, karena untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki 4 kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Jadi yang melatar belakangi munculnya dua kasus diatas adalah pada kompetensi pedagogik, bisa dilihat dari kasus 1 bu mimin tidak mencerminkan guru yang memilliki kompetensi profesional karena tidak melaksanakan standar dalam kompetensi pedagogik yaitu dalam memahami peserta didik, merancang dan melaksanakan pembelajaran, pengembangan peserta didik, dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang mereka miliki, tidak seperti pada kasus bu Ririn yang mencerminkan guru yang memiliki kompetensi pedagogik. Bisa dibilang bu mimin tidak mencerminkan guru yang profesional karena tidak memiliki 4 kompetensi.

 

Pertanyaan 2

Tuliskan pengalaman terkait sistem asesmen yang berbeda dari guru-guru Anda di sekolah menengah atau saat Anda kuliah! Apakah yang Anda rasakan saat itu?

Jawab: Pengalaman yang pernah saya dapatkan terkait sistem asesmen pada saat sekolah adalah hampir semua guru saya saat saya sekolah sd, smp sampai sma kebanyakan melaksanakan asesmen secara tertulis, hanya beberapa mata pelajaran saja yang di selipi asesmen secara proyek dan praktek seperti mata pelajaran ipa, ips, seni, dan penjas. Yang saya rasakan hanya saja saya tidak bisa melakukan pengembangan diri.

Pertanyaan 3

Sebagai mahasiswa, apa yang Anda harapkan terkait asesmen?

Jawab: sebagai mahasiswa yang saya harapkan terkait asesmen adalah yang pertama adalah adil jadi sebagai seorang guru harusnya memahami latar belakang peserta didik yang berbeda-beda baik itu dari segi internal maupun eksternal, internal contohnya kelainan fisik, tingkat berpikir rendah dll sedangkan segi eksternal adalah bisa dilihat dari strata sosialnya apakah dia anak dari pejabat atau anak dari orang kaya bisa juga dari adat yang berbeda maka dari semua perbedaan itu dalam pemberian asesmen kepada peserta didik haruslah adil, yang kedua adalah transparan guru harus selalu terbuka dimulai dari menjelaskan capaian yang akan dinilai kemudian hasil capaian dan evaluasi yang terakhir harus valid sebagai guru yang berkompetensi seharusnya mempunyai bentuk fisik atau bukti hasil kerja siswa bukan sekedar memberikan asesmen tanpa adanya hasil rekapannya entah itu dalam pembukuan, portofolio atau melalui aplikasi di komputer setidaknya ketika peserta didik menanyakan ada bukti fisiknya.

Pertanyaan 4

Apa yang dapat Anda simpulkan tentang perencanaan pembelajaran dan perencanaan asesmen?

Jawab: perencanaan pembelajaran pada dasarnya dirancang untuk menumbuhkan minta dan motivasi siswa agar antusias dalam mengikuti pelajaran dan ketika siswa sudah merasa nyaman akan lebih mudah dalam menerima setiap materi yang akan diberikan oleh guru sedangkan perencanaan asesmen dirancang agar guru mampu mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan sehingga guru dapat mengetahui cara atau tindakan apa yang akan diterapkan kepada peserta didik agar tercapai semua materi pelajaran. Sebenarnya kedua perencanaan diatas mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menggali potensi yang ada dalam diri peserta didik dan kemudian dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari dan di masa yang akan datang.