REMOTE CONTROL UNTUK CANON EOS

PENDAHULUAN

Remote Control (atau beberapa menyebut dengan Shutter Release Cable) dalam dunia fotografi sangat berguna untuk mengambil gambar dengan kecepatan sangat rendah. Goncangan yang diakibatkan tekanan pada badan kamera saat tombol melepas (memencet) tombol shutter bisa mengakibatkan gambar menjadi blur. Biasanya remote control dipakai saat mengambil foto malam atau gambar macro dengan kamera diletakkan di atas tripod atau dudukan statis.

Walaupun katanya barang di Singapura murah-murah, terutama kamera, tapi ternyata Remote Control untuk kamera Canon EOS seperti RS-60E3 cukup mahal harganya. Bekasnya saja sekitar S$50 (Rp.250rb). Padahal ini bukan wireless tapi wired, pakai kabel.

Karena itu saya mencoba untuk membuat sendiri remote control ini dengan bahan-bahan seadanya dan semurah mungkin.

TEORI

Sebelum memulai, yakinkan bahwa kamera Canon EOS (atau model lain) yang kita punyai ada fasilitas lubang untuk koneksi remote control. Pada kamera Canon EOS 500, lubang remote terletak di sisi sebelah kanan dekat dengan tombol shutter. Hati-hati jangan sampai kehilangan plastik penutupnya.

Berikut adalah skema koneksi plug 2.5mm stereo ke lubang remote EOS. (Divisualisasikan kembali berdasarkan skema pada situs http://www.chantalcurrid.com/Remote/Theory.html)

Jack ini adalah jack yang biasa digunakan untuk keperluan audio.

Berikut adalah skema sambungan tombol-tombol. Tombol Hitam digunakan untuk mengatur Auto Focus, Tombol Merah digunakan untuk melepaskan rana (shutter release).

PERSIAPAN

Bahan-bahan yang diperlukan (dari kiri ke kanan):

    • Lubang plug stereo 3.5mm female (optional).

    • Wadah film bekas, saya pakai bekas Kodak Gold.

    • Tombol tekan normally open hitam dan merah.

    • Kabel yang sudah jadi dengan ujung jack stereo 2.5mm dan 3.5mm di ujung lainnya.

    • Beberapa utas kabel kecil (tidak nampak pada gambar)

Semuanya total harganya kurang dari S$10. Di Indonesia pasti bisa dapat lebih murah lagi.

Alat-alat yang diperlukan

    • Gunting dengan ujung tajam (untuk membuat lubang pada wadah film bekas)

    • Tang pemotong untuk memotong kabel.

    • Tang penjepit untuk menguatkan kedudukan kabel dan tombol.

PEMBUATAN

Sambungkan tombol-tombol sesuai dengan skema di atas.

Saya memutuskan untuk menyambungkan tombol2 tersebut ke plug female stereo 3.5mm supaya mudah jika ingin memakai kabel yang lebih panjang kelak. Tampak dalam:

Ini adalah tampak bawah dari wadah film bekas yang sudah dipasangi lubang plug 3.5mm stereo.

Tombol-tombol dipasang di bagian tutup wadah bekas film.

Jika sudah siap, sambungkan ke kamera dengan kabel yang sudah tersedia.

PENGETESAN

Untuk mengetes, pilih mode "P". Kemudian tekan tombol hitam sambil arahkan lensa ke berbagai arah sambil mengamati display. Jika angka kecepatan/diafragma berubah-ubah dan ring fokus lensa berputar-putar mengikuti jarak obyek berarti tombol hitam sudah bekerja dengan baik. Menekan tombol hitam sama dengan menekan setengah tombol shutter pada kamera.

Sekarang coba tekan tombol merah sambil tetap menekan tombol hitam, jika shutter terlepas berarti tombol sudah bekerja dengan baik.

Sekarang Remote Control buatan sendiri sudah siap digunakan.

PENUTUP

Remote control ini hanyalah salah satu alternatip pemanfaatan barang bekas. Desainnya masih bisa diperbaiki lagi tergantung kreatifitas Anda. Misalnya jika Anda tidak mau repot memasang female plug 3.5mm, Anda bisa memanfaatkan kabel headphone bekas yang sudah tidak dipakai. Langsung gunting saja dan sambungkan ujungnya ke tombol2 sesuai dengan skema di atas.

Karena headphone biasanya menggunakan jack 3.5mm (terutama bekas walkman), maka diperlukan konverter dari 3.5mm ke 2.5mm stereo agar bisa masuk ke lubang remote kamera Canon EOS seperti nampak pada gambar di bawah ini.

Jika remote ini akan sering digunakan untuk bukaan lama (Bulb) maka sebaiknya tombol tekan (push button) diganti dengan switch.

Untuk pengembangan ke depan, tombol atau switch bisa diganti dengan rangkaian elektronika seperti phototransistor yang peka terhadap cahaya (untuk 'menangkap' petir), atau dihubungkan dengan rangkaian penerima remote control wireless.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk teman-teman semua.

Saran, usulan, komentar bisa kita diskusikan di forum ini.

Singapura, Januari 2004

Judhi Prasetyo

PERHATIAN:

Walaupun ide ini sudah sukses dipraktekan pada kamera Canon EOS 500 yang saya miliki, namun saya tidak bertanggungjawab jika terjadi kerusakan yang terjadi pada kamera Anda setelah mempraktekan tips ini. Seluruh akibat yang ditimbulkan karena mengikuti petunjuk pada artikel ini, baik menyenangkan ataupun tidak merupakan tanggungjawab Anda sepenuhnya.