Mulai Dari Diri
Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional
Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Question #1
Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?
Selama menjadi pendidik, saya pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan. Hal tersebut terjadi ketika saya diberi tugas tambahan menjadi operator, bendahara sekaligus mengelola belanja dan SPJ BOS. Saya merefleksikan hal ini karena merupakan pengalaman pertama saya diberi tugas tambahan pengelola BOS dan saya cukup merasa kesulitan dalam membagi waktu saya dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran di kelas dengan tugas-tugas sebagai pengelola BOS yang cukup banyak dan memiliki tanggung jawab besar terhadap keuangan sekolah. Akibatnya di awal-awal saya bertugas menjadi pengelola BOS karena masih awam dan masih belum paham apa saja yang harus saya kerjakan dan bagaimana mengerjakannya, saya menjadi merasa lelah, sulit membagi waktu dan kadang harus mengorbankan jadwal saya masuk kelas untuk menyelesaikan tugas pengelola BOS yang belum selesai.
Question #2
Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis tersebut?
Saya menghadapi hal tersebut dengan terus mematangkan diri dan terus belajar untuk dapat mengerjakan tugas tambahan sebagai BOS dengan efektif tanpa harus mengorbankan jadwal masuk ke kelas. Saya mencoba untuk memaksimalkan dan mengefektifkan waktu untuk dapat melaksanakan tugas saya baik sebagai pendidik ataupun tugas-tugas tambahan lain dengan tidak mengorbankan salahsatu tugas saya untuk tugas yang lain. Dengan terus mematangkan diri dan memanage waktu dengan baik saya perlahan-lahan mampu keluar dari kesulitan-kesulitan tersebut.
Question #3
Gambarkan diri Anda setelah melewati krisis tersebut.
Apa hal terpenting yang telah Anda pelajari dari krisis tersebut?
Bagaimana dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran sebagai pendidik?
Hal penting yang saya pelajari setelah melewati krisis tersebut yaitu bahwa saya harus mampu mempersiapkan diri dalam keadaan apapun serta pada perubahan-perubahan baru yang terjadi yang tidak saya duga, saya harus mampu cepat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi, saya harus terus belajar hal-hal baru dan terus mematangkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan saya harus siap mengemban tugas lain serta harus bertanggungjawab penuh terhadap tugas yang diberikan.
Dampak dari pengelolaan krisis terhadap diri saya sebagai seorang pendidik yaitu saya menjadi mampu mengelola kegiatan-kegiatan saya sebagai pendidik, mampu mengatur waktu secara efektif dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, mampu memberikan contoh kepada siswa dan memberikan pemahaman serta nilai-nilai positif mengenai tanggungjawab, menghargai waktu, pantang menyerah dan tentang manusia yang harus terus belajar sepanjang hayatnya untuk dapat menjadi pribadi yang semakin positif.
Question #4
Sebagai pendidik, Anda tentu pernah bertemu murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Setujukah Anda bahwa faktor-faktor tersebut membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah? Jelaskan jawaban Anda dengan bukti atau contoh yang mendukung.
Saya sering bertemu dengan murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Saya sangat setuju bahwa faktor-faktor tersebut membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah. Hal tersebut terjadi karena dengan memiliki emosinal yang positif dan mampu membangun hubungan positif dengan orang lain akan menciptakan keadaan lahir dan bathin murid lebih siap dalam menjalani proses pembelajaran. Murid-murid yang mampu mengelola keadaan emosional dalam dirinya dan mampu membangun hubungan positif akan meminimalisir murid tersebut memperoleh kesulitan, kemunduran, kemalangan dan hal negatif lainnya yang akan mengganggu dan menghambat dirinya untuk dapat menjalani proses belajar dengan baik.
Question #5
Dari kedua refleksi di atas, apa yang dapat Bapak/Ibu simpulkan tentang hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis Anda dan pembelajaran murid Anda?
Kompetensi sosial dan emosional merupakan hal penting dalam pengelolaan diri lahir dan bathin, dengan memiliki kompetensi sosial yang baik dan mampu mengelola keadaan emosional dengan baik maka seseorang akan lebih mampu bertahan dan lebih siap dalam menghadapi tantangan-tantangan serta kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi dalam proses perjalanan kehidupan baik sebagai orang dewasa yang menjalani pekerjaannya ataupun seorang anak sebagai murid yang menjalani pendidikan di sekolah.
Harapan dan Ekspektasi
Question #6
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?
Silahkan kemukakan Harapan bagi diri sendiri ?
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai kompetensi sosial dan emosional, saya berharap selanjutnya saya dapat belajar lebih dalam mengenai hal tersebut agar saya mampu mengembangkan diri saya pribadi dan mampu mengimbaskannya kepada orang lain agar memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik.
Question #7
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?
Silahkan kemukakan Harapan bagi murid-murid Anda ?
Saya berharap dengan semakin memahami pentingnya kompetensi sosial dan emosional, saya mampu menuntun murid-murid saya untuk menjadi pribadi-pribadi dengan kompetensi sosial dan emosional yang baik sehingga mereka akan menjadi pribadi yang selalu siap dalam belajar dan saat memperoleh hal-hal baru serta mampu mengelola dirinya saat mendapatkan kesulitan dan tantangan.
Hasil Tugas Ruang Kolaborasi
Hasil Tugas Demonstrasi Kontekstual
Koneksi Antar Materi
1. Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa mengembangkan kompetensi sosial emosional murid tidak perlu dilakukan secara eksplisit karena dalam setiap mata pelajaran secara tersirat telah dituangkan dalam kompetensi sosial dan spiritual. Namun setelah mempelajari modul 2.2 ini ternyata pembelajaran sosial emosional dapat dilakukan secara eksplisit, diintegrasikan dalam kurikulum dan setiap mata pelajaran serta dapat dijadikan budaya sekolah sehingga dapat tercipta peningkatan Kompetensi Sosial Emosional pada murid. Hal ini menjadi tantangan untuk saya pribadi agar dapat meningkatkan kemampuan saya dalam melaksanakan pengembangan kompetensi sosial emosional pada murid karena merupakan pemahaman serta pengalaman baru bagi saya.
2. Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari yaitu
a. Implementasi konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) untuk dapat mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
b. Implementasi konsep kesadaran penuh (mindfulness) untuk penguatan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) melalui 4 indikator, yaitu pengajaran eksplisit, intergasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah
c. Pemahaman terhadap kesejahteraan psikologis (well-being) yang merupakan sebuah kondisi individu dengan sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.
3. Perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah berdasarkan usaha dalam proses peningkatan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being) yaitu
a. Bagi murid-murid yaitu dengan melaksanakan pembelajaran KSE secara eksplisit atau mengintegrasikan pada mata pelajaran yang saya ampu dan dijadikan budaya sekolah, hal tersebut dilaksanakan agar mampu memberikan kesempatan kepada murid dalam menumbuhkan dan merawat Kompetensi Sosial Emosional dalam dirinya.
b. Bagi rekan sejawat yaitu dengan berkolaborasi dan membuat komitmen bersama untuk membuat program-program pengembangan Kompetensi Sosial Emosional bagi murid serta pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dan memberikan contoh berupa keteladanan bagi seluruh warga sekolah dengan selalu bersikap positif yang mencerminkan kompetensi sosial dan emosional yang baik.
Aksi Nyata
Berikut adalah pertanyaan panduan yang dapat Bapak/Ibu gunakan:
Apa yang Bapak/Ibu lihat dalam proses tersebut? (Peristiwa)
Apa yang Bapak/Ibu rasakan sehubungan dengan proses yang Anda alami? (Perasaan)
Apa hal yang bermanfaat dari proses tersebut? (Pembelajaran)
Apa umpan balik yang Anda dapatkan? (Pembelajaran)
Apa yang ingin Anda perbaiki atau tingkatkan agar ini berdampak lebih luas? (Penerapan)
1. Apa yang Bapak/Ibu lihat dalam proses tersebut? (Peristiwa)
Dalam mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional kepada murid, saya masih belum terbiasa dalam merencanakan dan melaksanakannya secara eksplisit sehingga saya mencoba untuk mengintegrasikannya dalam kegiatan pembelajaran yang saya ampu. Pengalaman dari implementasi pembelajaran sosial emosional tersebut saya bagikan kepada rekan-rekan guru yang lain dan selanjutnya rekan guru yang lain berencana untuk mencoba menerapkan pembelajaran sosial emosional di pembelajaran mereka masing-masing.
2. Apa yang Bapak/Ibu rasakan sehubungan dengan proses yang Anda alami? (Perasaan)
Saya merasa tertantang untuk dapat melaksanakan implementasi pembelajaran sosial emosional dengan baik agar mampu mengembangkan kompetensi sosial emosional murid dan saat membagikan pengalaman kepada rekan guru yang lain saya merasa senang dan bangga terhadap rekan-rekan guru yang sangat antusias, ingin mencoba menerapkan dan memberi masukan terhadap implementasi yang telah saya lakukan agar semakin lebih baik.
3. Apa hal yang bermanfaat dari proses tersebut? (Pembelajaran)
Hal yang bermanfaat dari proses yang telah dilaksanakan yaitu bagi saya pribadi menjadi pemahaman dan pengalaman baru serta bagian dari proses belajar sepanjang hayat. Manfaat bagi saya beserta rekan-rekan guru yang lain yaitu dapat bersama-sama berkolaborasi dan saling mendukung serta memberi masukan satu sama lain agar mampu mengoptimalkan kemampuan serta kompetensi dari masing-masing guru.
4. Apa umpan balik yang Anda dapatkan? (Pembelajaran)
Kegiatan pembelajaran sosial emosional ini diapresiasi dan diterima dengan antusias oleh kepala sekolah serta rekan-rekan guru yang lain. Dari pengalaman yang saya bagikan mengenai implementasi pembelajaran sosial emosional, rekan-rekan guru tertarik untuk menggunakan teknik STOP dan teknik-teknik atau strategi pembelajaran sosial emosional yang lain untuk diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran mereka masing-masing.
5. Apa yang ingin Anda perbaiki atau tingkatkan agar ini berdampak lebih luas? (Penerapan)
Pembelajaran sosial emosional di sekolah tempat saya bekerja harus mulai di laksanakan secara bertahap di sekolah agar dapat dilaksanakan secara menyeluruh, hal yang pertama harus dilakukan yaitu mulai berkolaborasi untuk membuat rencana pengimplementasian pembelajaran sosial emosional baik secara eksplisit maupun terintegrasi dalam setiap mata pelajaran, selanjutnya bersama kepala sekolah, wakasek kurikulum dan seluruh guru mengembangkan kurikulum serta budaya positif sekolah yang mampu meningkatkan kompetensi sosial emosional murid dan seluruh warga sekolah.