Mulai Dari Diri
Diagram Trapesium Usia
Wiji Parmanida
CGP angkatan 6 Kab. Pangandaran
TUGAS 1. Refleksi
Berdasarkan trapesium usia yang telah saya buat terdapat peristiwa bernuansa positif yaitu sekitar 28 tahun yang lalu ketika saya berada di bangku Taman kanak-kanak (TK), saya masih ingat waktu semasa saya di TK dulu Ibu-ibu guru selalu menunjukan wajah yang berseri-seri, selalu ceria megajarkan nilai-nilai pada saya dengan cara bernyanyi, bermain dan melakukan aktivitas-aktvitas yang saya sukai pada masa kanak-kanak. Begitu indahnya saat-saat itu dimana saya belajar sambil bermain bersama teman-teman yang lain dengan penuh kebahagiaan. Begitu pula dengan peristiwa benuansa negatif yang masih saya ingat yaitu sekitar 19 tahun yang lalu saat saya berada pada masa-masa SMA, kenangan yang selalu saya ingat itu terjadi ketika salah seorang guru mata pelajaran TIK memberikan tugas kelompok untuk membuat sebuah artikel dengan menggunakan aplikasi MS. Word. Karena anggota lain dalam kelompok belum menguasai aplikasi MS. Word, Saya di dalam kelompok selain memberikan ide untuk isi artikel juga ditunjuk sebagai pengetik artikel dan mencetak artikel yang nantinya dikumpulkan. Namun yang menjadi kenangan negatif bagi saya yaitu pada saat pengumuman hasil penilaian artikel nilai saya jauh lebih rendah dari nilai rekan saya dalam satu kelompok. Timbul pertanyaan dalam diri saya yang saat itu sedang mengalami kekecewaan yaitu bagaimana cara penilaian yang digunakan guru tersebut dan kriteria apa yang digunakan oleh guru tersebut dalam memberikan nilai.
Peristiwa bernuansa positif di masa lalu tersebut memberi dampak emosi pada saya ketika saya sekarang mengingatnya yaitu rasa gembira, tenteram, percaya dan kagum. Emosi gembira muncul ketika saya ingat saat bermain sambil belajar contohnya ketika saya dipakaikan baju ihram dan belajar manasik haji saat TK begitu bahagianya saya bisa bersama teman-teman memutari replika ka’bah sambil melantunkan do’a-do’a. Emosi tenteram muncul ketika saya ingat wajah penuh cinta dan sayang Ibu-ibu guru TK yang selalu ramah dan menyapa dengan senyum. Emosi percaya muncul saat saya ingat guru-guru TK mendidik saya dan menjaga saya selama berada di lingkungan sekolah bahkan ketika saya mengalami hal buruk seperti terjatuh guru-guru tersebut dengan sepenuh hati mengobati dan menenangkan saya. Emosi kagum muncul saat saya ingat betapa mulianya mereka dan betapa sabarnya mereka dalam mendidik anak-anak kecil seusia saya saat itu yang manja, nakal dan membutuhkan perhatian lebih.
Sedangkan peristiwa bernuansa negatif memberi dampak emosi sedih, muak, benci, marah dan jengkel. Emosi sedih muncul ketika saya ingat mendapatkan nilai yang jelek padahal saya sudah berusaha keras. Emosi muak muncul ketika saya mulai bertanya-tanya kembali kenapa waktu itu guru tersebut memberi nilai tidak sesuai dengan usaha yang telah saya lakukan. Saya menaruh hormat pada seluruh guru-guru saya namun kadang emosi benci muncul saat saya ingat guru tersebut. Emosi marah dan jengkel muncul saat saya ingat perjuangan saya mengetik dan mencetak serta menjilid artikel di rental komputer sampai larut malam, namun hasil yang saya peroleh tidak berbanding lurus dengan proses yang saya tempuh.
Momen-momen di masa-masa sekolah masih dapat saya rasakan dan dapat mempengaruhi diri saya sekarang karena kenangan-kenangan tersebut membekas dalam ingatan dan emosi dari kenangan tersebut mudah untuk muncul kembali saat saya mengingatnya. Kenangan-kenangan tersebut akan tetap ada dan terbawa di sepanjang usia.
Dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi saya tergugah dan mulai menyadari bahwa apa yang saya lakukan sebagai guru bisa menjadi memori positif atau negatif bagi anak didik. Saya menjadi termotivasi untuk selalu memberikan yang terbaik bagi siswa agar segala yang saya lakukan terhadap siswa baik dalam kegiatan pembelajaran di kelas ataupun dalam waktu, tempat dan kegiatan yang lain mampu menjadi kenangan yang indah sebagai memori positif pada diri siswa yang akan mereka kenang kembali di sepanjang usia mereka sehingga akan memunculkan kembali emosi-emosi positif saat mereka kembali bernostalgia saat masa-masa mereka di sekolah.
Nilai-nilai yang saya yakini sebagai guru yaitu “Peran dari seorang guru dalam menuntun murid dalam belajar akan memberi makna dalam kehidupan murid di kemudian hari, maka jadilah guru yang meninggalkan kenangan indah penuh makna serta kenangan posiitif yang akan terus dikenang sampai akhir hayat mereka”.
Tugas 2. Nilai dan peran guru penggerak
Setiap individu memiliki kemampuan serta nilai-nilai yang berbeda dalam diri mereka masing-masing, begitu pula dalam diri saya tertanam nilai-nilai yang dapat membantu saya dalam melaksanakan berbagai hal khususnya di lingkungan sekolah. Nilai dalam diri saya yang pertama adalah kejujuran, nilai ini menjadikan saya dipercaya oleh orang lain sehingga gagasan dan ajakan saya sangat mudah diterima karena terjalinnya sikap saling percaya antara saya dengan murid, rekan guru dan komunitas sekolah. Nilai dalam diri saya yang kedua adalah bertanggung jawab, nilai tanggungjawab ini akan mendorong saya untuk terus melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan ketika melaksanakan kegiatan bersama-sama murid, rekan kerja dan komunitas sekolah.
Peran yang pernah saya lakukan yaitu mendorong kolaborasi dengan mengajak rekan-rekan lain untuk bersama-sama memulai perubahan dalam evaluasi pembelajaran yang biasanya berbasis kertas menjadi berbasis komputer dengan penggunaan apikasi CBT dan Google Form yang masih digunakan hingga sekarang. Sebagai proktor dan teknisi di sekolah saya menjadi pemandu bagi rekan-rekan lain untuk dapat membuat soal AKM kelas pada aplikasi khusus yang bernama “motivasi” dan memandu bagaimana membuat serta berbagi soal pada aplikasi Asesmenpedia yang juga dapat digunakan sebagai soal pada AKM kelas.
Eksplorasi Konsep
1. Salah satu nilai guru penggerak yang membantu saya dalam melayani murid yaitu nilai inovatif. Dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran saya senantiasa menggunakan media pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan motovasi serta partisipasi anak dalam mengikuti pembelajaran. Contoh inovasi dalam media pembelajaran yaitu penggunaan aplikasi nearpod untuk interaksi dan kolaborasi yang atraktif dan berbasis komputer dalam proses pembelajaran serta aplikasi quizziz/kahoot untuk menciptakan kegiatan evaluasi yang menyenangkan.
2. Berikut 10 kegiatan di sekolah yang saya anggap sebagai contoh penerapan peran guru penggerak:
(1). Menjadi tutor bagi rekan-rekan guru di sekolah dalam pembuatan soal AKM kelas pada aplikasi motivasi dan Asesmenpedia.
(2). Menjadi narasumber pemanfaatan aplikasi Computer Based Test (CBT) untuk digunakan dalam kegiatan-kegiatan evaluasi di sekolah.
(3). Memfasilitasi rekan-rekan guru dalam MGMP IPA dalam proses persiapan pretest PPG serta dalam pelaksanaan PPG.
(4). Sebagai Pembina UKS sekolah bekerjasama dengan Puskesmas dalam mengembangkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah.
(5). Berkolaborasi dengan rekan-rekan guru dalam pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM).
(6). Bekerjsama dalam melaksanakan projek penguatan profil pelajar pancasila pada siswa dengan mengembangkan kearifan lokal yaitu pemanfaatan pohon kelapa yang banyak terdapat di Sekolah.
(7). Blekerjasama dalam melaksanakan program Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) sebagai wahana pengembangan kepemimpinan siswa.
(8). Melaksanakan pembelajaran di kelas dengan pendekatan kontekstual yang mendorong anak untuk dapat mengaitkan nilai-nilai yang dipelajari dengan lingkungan sekitarnya.
(9). Membimbing murid pada ekstrakulikuler Drumband sebagai bagian dari pengembangan nilai gotong-royong/kolaborasi dan kreatif pada murid.
(10). Bekerjasama dalam pengembangan program keagamaan di sekolah untuk mencapai sekolah bebas buta tulis huruf hijaiyah senada dengan program kabupaten Pangandaran yaitu Geber Pangaji (Gerakan Pemberdayaan Pangandaran Mengaji) untuk Pangandaran bebas buta baca tulis Al-Qur'an.
Hasil Tugas Ruang Kolaborasi
Hasil Tugas Demonstrasi Kontekstual
Koneksi Antar Materi
Berikut link artikel Koneksi Antar Materi:
https://wijiparmanida.wordpress.com/2022/09/23/koneksi-antar-materi-1-2/