CGP diminta menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini untuk melihat sejauh mana pengetahuan peserta tentang materi kali ini.
Ingatlah kembali sosok pemimpin yang pernah Anda tahu selama berprofesi sebagai guru, seperti apakah sosok pemimpin yang Anda ingat itu? Hal apa yang paling Anda ingat dari sosok pemimpin tersebut? pemimpin saya yang paling saya ingat adalah seorang yang bijaksana, baik dan mampu membuat saya dan teman-teman segan terhadapnya. Beliau orang yang mengasihi bawahannya. Jika diantara kami ada yang kesulitan maka beliau tak segan membantu kami. Dalam kerja pun kami tidak pernah tertekan namun kami mandiri dalam melakukan pekerjaan.
Setelah mengingat sosok pemimpin yang Anda tahu, menurut Anda pribadi seperti apakah sosok pemimpin yang ideal? Apa saja sebetulnya tugas seorang pemimpin? pemimpin ideal menurut saya adalah orang yang mampu mengayomi orang yang dibawahnya dan bisa menjadi teladan bagi orang yang dipimpnnya, kemudia ia mampu mengelola dan mendorong potensi orang-orang yang ada dibwah kepemimpinannya. Dalam pengelolaan sumber daya bukan manusia pun seorang pemimpin harus mampu memaksimalkan potensi yang ada.
Masih ingatkah kita apa yang dimaksud dengan ekosistem saat belajar Biologi dulu? Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem, apa sajakah faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah? Tuliskan pada kolom di bawah ini. Faktor Biotik dan abiotik. Di sekolah faktor biotik terdiri dari kepala sekolah, guru, TU, murid, penjaga sekolah, pengelola perpustakaan , penjaga kantin, security. sedangkan abiotik adalah berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah misalnya gedung kelas, perpustakaan, kantor, kantin, WCm lapang dan lainnya.
Apa yang Anda ketahui tentang peran seorang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di sekolah? Apa saja sumber daya yang dimiliki oleh sekolah? pemimpin dalam mengelola sumber daya sekolah harus mampu mensinergikan peran dan fungsi masing-masing. Sumber daya yang dimiliki sekolah terdiri dari sumber daya manusia dan non manusia.
Bagaimana Anda menggambarkan posisi diri Anda dalam ekosistem sekolah? Berikanlah gambaran diri Anda dengan menyebutkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam pengelolaan sumber daya sekolah. Posisi saya di sekolah adalah sebagai guru, jika saya tidak melakukan peran dengan baik maka ekosistem lain akan terganggu misalnya murid, dan lainya. demikian sebaliknya saya sebgaai guru tidak akan mampu berperan dengan baik tanpa peran pihak yang lain
Apa saja harapan pada diri Anda sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?
Diri sendiri : harapannya saya kedepannya dapat memahami dan mengelola sumber daya di sekolah
Murid : say aberhadap murid-murid dapat berkembang dengan baik sesuai potensinya setelah saya mampu mengelola sumber daya yang ada si sekolah
Sekolah : saya berharap sekolah dapat terkelola dengan baik segala komponen yang ada di dalamnya agar mampu menjadi tempat yang layak bagi murid untuk berkembang.
Apa saja kegiatan. Materi, manfaat, yang Anda harapkan ada dalam modul ini?Saya ingin mempelajari bagaimana cara mengelola sumber daya di sekolah
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah.
CGP dapat mengidentifikasi peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.
CGP memahami pengelolaan sumber daya yang ada di sekolahnya dengan menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development/ABCD)
CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya.
CGP dapat mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya sekolahnya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran murid.
Sebelum melakukan telaah materi, silakan Anda mempelajari terlebih dahulu pertanyaan pemantik berikut ini :
Apabila kita menganggap sebuah sekolah adalah sebuah ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya, maka faktor-faktor apa saja yang termasuk dalam kelompok biotik dan abiotik?
Bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah berperan?
Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah sebagai pemimpin ekosistem sekolah?
Apa yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah dalam mengelola sumber daya sekolah secara efektif dan efisien?
Seberapa besar dampak sumber daya (fasilitas) yang sekolah miliki untuk memfasilitasi proses pembelajaran murid saat ini?. Jelaskan!
Seberapa efektif sumber daya sekolah yang kita miliki dalam mendukung kualitas pembelajaran di sekolah?. Jelaskan!
Adakah cara alternatif yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan sumber daya yang sudah ada demi meningkatkan kualitas pembelajaran murid?
1. BIotik : Kepala sekolah, guru, TU. pengawas, orangtua, pengelola perpustakaan, penjaga sekolah, penjaga kantin,. abiotik : gedung sekolah, keuangan. 2. kepala sekolah berperan memberikan arahan dalam mengelola sumber daya di sekiolah. 3/ Disiplin, bertanggung jawab, mandiri, inovatif, kretatif, kolaboratif, mampu menjad teladan. 4. melakukan perencanaan yang baik dalam pengelolaan sumber daya, mendorong dan mendukung peningkatan kompetensi gutu dan TU, melakukan pengawasan dan evaluasi. 5. menuurut saya failitas sangat mendukung keberhasilan pembelajaran. 6. cukup efektif dengan dapat dirasakannya semua elemen dapat berfungsi dengan baik 7. Kreatvitas semua elemen atau komponen yang ada di sekolah 8. sudah cukup
Eksosistem merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu.
JIka diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:
Murid
Kepala Sekolah
Guru
Staf/Tenaga Kependidikan
Pengawas Sekolah
Orang Tua
Masyarakat sekitar sekolah
Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di antaranya adalah:
Keuangan
Sarana dan prasarana
Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.
Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.
Asset-Based Community Development (ABCD) yang selanjutnya akan kita sebut dengan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) merupakan suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann, di mana keduanya adalah pendiri dari ABCD Institute di Northwestern University. ABCD dibangun dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang dimiliki oleh anggota komunitas, kekuatan perkumpulan lokal, dan dukungan positif dari lembaga lokal untuk menciptakan kehidupan komunitas yang berkelanjutan (Kretzman, 2010).
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul sebagai kritik terhadap pendekatan konvensional atau tradisional yang menekankan pada masalah, kebutuhan, dan kekurangan yang ada pada suatu komunitas. Pendekatan tradisional tersebut menempatkan komunitas sebagai penerima bantuan, dengan demikian dapat menyebabkan anggota komunitas menjadi tidak berdaya, pasif, dan selalu merasa bergantung dengan pihak lain.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) menekankan pada nilai, prinsip dan cara berpikir mengenai dunia. Pendekatan ini memberikan nilai lebih pada kapasitas, kemampuan, pengetahuan, jaringan, dan potensi yang dimiliki oleh komunitas. Dengan demikian pendekatan ini melihat komunitas sebagai pencipta dari kesehatan dan kesejahteraan, bukan sebagai sekedar penerima bantuan. Pendekatan PKBA menekankan dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna. Kedua peran yang penting ini menurut Kretzman (2010) adalah jalan untuk menciptakan warga yang produktif.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas. Selama ini komunitas sibuk pada strategi mencari pemecahan pada masalah yang sedang dihadapi.
Pendekatan PKBA merupakan pendekatan yang digerakkan oleh seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai community-driven development. Di dalam buku ‘Participant Manual of Mobilizing Assets for Community-driven Development’ (Cunningham, 2012) menuliskan perbedaannya dengan pendekatan yang dibantu oleh pihak luar. Penjelasan yang ada sebetulnya ditujukan untuk pengembangan masyarakat, namun tetap bisa kita implementasikan pada lingkungan sekolah karena sebetulnya adalah miniatur sebuah tatanan masyarakat di suatu daerah.
Perubahan masyarakat yang signifikan karena warga lokal dalam masyarakat tersebut yang mengupayakan perubahan. Apabila kita aplikasikan ke lingkungan sekolah dan seluruh warga sekolah berupaya melakukan perubahan maka perubahan tersebut pasti akan terjadi.
Warga masyarakat akan bertanggung jawab pada yang sudah mereka mulai. Dengan demikian setiap warga sekolah akan bertanggung jawab atas apa yang sudah dimulai.
Membangun dan membina hubungan merupakan inti dari membangun masyarakat inklusif yang sehat. Membangun dan membina hubungan antar warga sekolah, seperti hubungan guru-guru, guru – kepala sekolah, guru – murid – guru, guru – staf sekolah – guru, staf sekolah – murid – staf sekolah, ataupun kepala sekolah – murid – kepala sekolah menjadi sangat penting untuk membangun sekolah yang sehat dan inklusif.
Masyarakat tidak pernah dibangun dengan berfokus terus pada kekurangan, kebutuhan dan masalah. Masyarakat merespons secara kreatif ketika fokus pembangunan pada sumber daya- sumber yang tersedia, kapasitas yang dimiliki, kekuatan dan aspirasi yang ada. Sekolah harus dibangun dengan melihat pada kekuatan, potensi, dan tantangan, kita harus bisa fokus pada pembangunan sumber daya yang tersedia, kapasitas yang kita miliki, serta kekuatan dan aspirasi yang sudah ada.
Kekuatan sekolah berbanding lurus dengan tingkat keberagaman keinginan unsur sekolah yang ada, dan pada tingkat kemampuan mereka untuk menyumbangkan kemampuan yang ada pada mereka dan aset yang ada untuk sekolah yang lebih baik.
Dalam setiap unsur sekolah, pasti ada sesuatu yang berhasil. Dari pada menanyakan “ada masalah apa?” dan “bagaimana memperbaikinya?”, lebih baik bertanya “apa yang telah berhasil dilakukan?” dan “bagaimana mengupayakan lebih banyak hasil lagi?” Cara bertanya ini mendorong energi dan kreativitas.
Menciptakan perubahan yang positif mulai dari sebuah perbincangan sederhana. Hal ini merupakan cara bagaimana manusia selalu berpikir bersama dan mencetuskan/memulai suatu tindakan.
Suasana yang menyenangkan harus merupakan salah satu prioritas tinggi dalam setiap upaya membangun sekolah.
Faktor utama dalam perubahan yang berkelanjutan adalah kepemimpinan lokal dan pengembangan dan pembaharuan kepemimpinan itu secara terus menerus.
Titik awal perubahan selalu pada perubahan pola pikir (mindset) dan sikap yang positif.
Dalam mengatasi tantangan pada pendekatan tradisional yang digunakan untuk mengatasi permasalahan perkotaan, di mana penyedia jasa dan lembaga donor lebih menekankan pada kebutuhan dan kekurangan yang terdapat pada komunitas, Kretzmann dan McKnight menunjukkan bahwa aset yang dimiliki oleh komunitas adalah kunci dari usaha perbaikan kehidupan pada komunitas perkotaan dan pedesaan .
Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:
1. Modal Manusia
Sumber daya manusia yang berkualitas, investasi pada sumber daya manusia menjadi sangat penting yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang.
Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas, atau dengan kata lain, inventarisasi perorangan dapat dikelompokkan berdasarkan sesuatu yang berhubungan dengan hati, tangan, dan kepala.
Pendekatan lain mengelompokkan aset atau modal ini dengan melihat kecakapan seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan, contohnya kecakapan memimpin sekelompok orang, dan kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok. Kecakapan yang berhubungan dengan kewirausahaan, contohnya kecakapan dalam mengelola usaha, pemasaran, yang negosiasi. Kecakapan yang berhubungan dengan seni dan budaya, contohnya kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan bermain musik.
2. Modal Sosial
Norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang ada di dalamnya dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan ( networking) antara unsur yang ada di dalam komunitas/masyarakat.
Investasi yang berdampak pada bagaimana manusia, kelompok, dan organisasi dalam komunitas berdampingan, contohnya kepemimpinan, bekerjasama, saling percaya, dan punya rasa memiliki masa depan yang sama.
Contoh-contoh yang termasuk dalam modal sosial antara lain adalah asosiasi. Asosiasi adalah suatu kelompok yang ada di dalam komunitas masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja bersama dengan suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang sama. Asosiasi terdiri atas kegiatan yang bersifat formal maupun nonformal. Beberapa contoh tipe asosiasi adalah berdasarkan keyakinan, kesamaan profesi, kesamaan hobi, dan sebagainya. Terdapat beberapa macam bentuk modal sosial, yaitu fisik (lembaga), misalnya asosiasi dan institusi. Institusi adalah suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor utama dalam proses pengembangan komunitas masyarakat.
3. Modal Fisik
Terdiri atas dua kelompok utama, yaitu:
Bangunan yang bisa digunakan untuk kelas atau lokasi melakukan proses pembelajaran, laboratorium, pertemuan, ataupun pelatihan.
Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.
4. Modal Lingkungan/alam
Bisa berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dalam upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup. Modal lingkungan terdiri dari bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembali untuk menenun, dan sebagainya.
5. Modal Finansial
Dukungan keuangan yang dimiliki oleh sebuah komunitas yang dapat digunakan untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas.
Modal finansial termasuk tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal.
Modal finansial juga termasuk pengetahuan tentang bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, bagaimana menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, bagaimana menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan.
6. Modal Politik
Modal politik adalah ukuran keterlibatan sosial. Semua lapisan atau kelompok memiliki peluang atau kesempatan yang sama dalam kepemimpinan, serta memiliki suara dalam masalah umum yang terjadi dalam komunitas.
Lembaga pemerintah atau perwakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas, seperti komunitas sekolah, komite pelayan kesehatan, pelayanan listrik atau air.
7. Modal Agama dan budaya
Upaya pemberian bantuan empati dan perhatian, kasih sayang, dan unsur dari kebijakan praktis (dorongan utama pada kegiatan pelayanan). Termasuk juga kepercayaan, nilai, sejarah, makanan, warisan budaya, seni, dan lain-lain.
Kebudayaan yang unik di setiap daerah masing-masing merupakan serangkaian ide, gagasan, norma, perlakuan, serta benda yang merupakan hasil karya manusia yang hidup berkembang dalam sebuah ruang geografis.
Agama merupakan suatu sistem berperilaku yang mendasar, dan berfungsi untuk mengintegrasikan perilaku individu di dalam sebuah komunitas, baik perilaku lahiriah maupun simbolik. Agama menuntut terbentuknya moral sosial yang bukan hanya kepercayaan, tetapi juga perilaku atau amalan.
Identifikasi dan pemetaan modal budaya agama merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh penting yang berperan langsung atau tidak langsung di dalamnya.
Sangat penting kita mengetahui sejauh mana keberadaan ritual keagamaan dan kebudayaan yang ada di masyarakat serta pola relasi yang tercipta di antaranya dan selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.
Selama kita berada di sekolah, pada saat rapat antar guru atau dengan kepala sekolah, biasanya apa yang dibahas? Apakah membahas apa yang menjadi kekurangan sekolah selama ini? Atau membahas soal kekuatan yang dimiliki oleh sekolah? Hal yang dibahas dalam rapat guru di sekolah adalah Evaluasi terhadap suatu program, kekurangan dan kelebihannya serta perbaikan atas kekurangan yang ada dan peningkatan atas kelebihan yang sudah dilakukan.
Selama kita berada di sekolah, apabila kita mendiskusikan seorang murid bersama sesama rekan guru lainnya atau Kepala Sekolah, biasanya apakah yang kita bahas? Kekurangan atau kenakalan dari murid kita atau kebaikan atau kekuatan yang dimiliki murid kita? Yang sering di diskusikan tentang murid adalah kekurangan atau kenakalan dan kelebihan atau kekuatan
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya.
CGP dapat mengevaluasi hasil pemetaan potensi sumber daya sekolahnya yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran murid.
CGP dapat memahami cara berpikir dengan pendekatan asset-based thinking
Setelah kita membaca penjelasan tentang pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset, Ayo kita lihat ulang jawaban dari pertanyaan pemantik yang telah dicatat sebelumnya.
CGP diminta menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini untuk melihat sejauh mana pengetahuan peserta tentang materi kali ini.
Apakah kita bisa menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset untuk mengelola sumber daya sekolah kita? Bisakah kita mengganti kata komunitas menjadi sekolah, Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset? Mengapa? Sangat bisa sekali, menurut saya bisa saja diganti dengan pengembangan sekolah berbasis aset. karena sekolah merupakam sebuah komunitas yaitu kumpulan orang-orang yang memilki visi yang sama dalam pendidikan.
Apa contoh pengelolaan sumber daya sekolah kita dengan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset? misalnya sekolah mengoptimalkan lahan sekolah yang dpaat di gunakan untuk lahan kebun sebagai media edukasi siswa. daripada lahan tersebut menjdi lahan kosong kalo dibuat kebun maka akan menjadi lebih produktif apalagi hasilnya memiliki nilai jual dapat sekaligus mengelola sumber finansial juga
Bagaimanakah selama ini kita mengelola sumber daya? Apakah sudah menggunakan Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset? Menurut saya sudah, selama ini sekolah sudah mengelola seumber daya berdasarkan kekuatan yang ada di sekolah
Jika belum, bagaimana caranya kita mengelola dengan Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset? jika sekola belum melakukannya maka hal yang perlu dilakukan adalah menggali kembali kekuatan atau aset apa yang ada di sekolah yang dapat dioptimalkan perannya
Selain menjawab pertanyaan pada kegiatan sebelumnya, Anda juga diminta untuk mengerjakan studi kasus di bawah ini. Hubungkan dengan materi pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.
Studi kasus di bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari pengalaman guru yang sebenarnya, namun kami mengganti nama guru, sekolah, atau daerah mana kasus ini terjadi.
Kasus 1
Bu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong. Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp.
Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit.
Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini?
Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah.
Kasus 1 : Menurut saya Bu Lilin memandang situasi kelas atau keadaan siswa berdasarkan kekurangannya atau masalah. Bu Lilin fokus pada apa yang mengganggu pembelajaran, apa yang kurang dari siswa. bu Limlin berfikir bahwa PPDB dengan jalur zonasi menyebabkan karakter siswa yang selama ini patuh dan giat belajar akhirnya tidak sama. jIka saya Kepala Sekolah maka saya akan mendekati bu Lilin dan melakukan coaching atau mentoring bahkan untuk bisa lebih sabar menghadapi siswa dan dapat memanfaatkan kelebihan yang dimiliki siswa.
Studi Kasus 2
Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur?
Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?
KAsus 2 : menurut saya pa Pur mestinya senang dan bersyukur diberi kesempatan dan dukungan kepala seklah dan rekannya untuk mengikuti seleksi pengawas sekolah. Jika saya kepala sekolah maka saya akan memberikan motivasi pada pa Pur untuk memanfaatkan kesempatan baik itu.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya dan strategi pemanfaatannya secara efektif
Petunjuk Penugasan Kelompok - Mengidentifikasi sumber daya :
Forum Diskusi 1 (2 JP)
Buatlah kelompok yang terdiri atas 3 - 4 anggota. Masing-masing kelompok terdiri atas guru dengan jenjang yang berbeda namun berasal dari daerah yang sama atau berdekatan. Tentukan daerah sesuai dengan kondisi lingkungan masing-masing peserta CGP.
Dari masing-masing sumber daya tersebut, setiap kelompok akan membuat identifikasi aset/modal apa yang dimiliki oleh daerahnya.
Setiap kelompok akan memberikan umpan balik / tanggapan untuk 3 video kelompok lain yang akan didapatkan secara acak.
TAGIHAN
Hasil pemetaan/identifikasi semua aset yang dimiliki daerahnya. Hasil pemetaan/identifikasi bisa dalam bentuk poster, tabel, mind map, dan lain-lain.
Untuk dapat berdiskusi dalam kelompok lakukan dengan cara:
Ketua kelompok membuat sebuah topik baru dengan klik add new discussion topic
isikan judul dengan identifikasi aset daerah (contoh identifikasi aset-Bandung-Kelompok1)
Isikan hasil identikasi aset oleh ketua pada kotak message (apabila ada video klik gambar video untuk memasukkan video (maks 250 mb), atau insert url dari youtube
anggota kelompok saling melengkapi aset yang ditulis ketua kelompok dengan klik reply pada jawaban ketua
hasil diskusi kelompok akan dipresentasikan ketika pertemuan tatap muka virtual dengan fasilitator
cermati jawaban kelompok lain dan berikan umpan balik / tanggapan untuk 3 video kelompok lain
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat mengidentifikasi cara pandang yang sebelumnya melihat dari sisi masalah dan kekurangan sekolah dari semua sumber daya yang ada dengan memandang dari sisi aset dan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah.
CGP mampu mengambil makna dari pengalaman belajar dan dapat melakukan refleksi yang dipandu oleh fasilitator
Selamat datang kembali Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak pada modul ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’. Pada pembelajaran kali ini, Anda masuk pada sesi Refleksi Terbimbing. Kegiatan pada pembelajaran ini meminta Anda untuk merefleksikan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Untuk mengawali refleksi, mari kita simak beberapa pertanyaan pemantik berikut ini.
TAGIHAN
Tulisan reflektif yang menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan meng-klik
Hasil karya berupa kata yang bisa mewakilkan tulisan reflektif tersebut.
Apa yang menarik dari proses dan hasil pemetaan tentang sumber daya di daerah untuk sekolah Anda? yang menarik bagi saya adalah bahwa aset yang ada di sekolah merupakan sumber daya yang dapat d imanfaatkan untuk mengembangkan sekolah, dalam arti sebagai pemimpin pembelajaran saya harus dapat mengelola sumber daya yang ada di sekitar sekolah. Dengan prinsip pengembangan komunitas berbasis aset maka sekolah akan jauh memandang kedepan.
Apakah pola pikir yang Anda pikirkan sebelum mempelajari modul ini? Apakah menggunakan pendekatan aset atau masalah? sebelum mempelajari modul ini saya kadang menggunakan pendekatan aset kadang juga menggunakan pendekatan masalah, namun saya tidak pernah menyadari akan hal itu.
Jika ada perubahan? Sebutkan apa perbedaannya dan mengapa itu berubah? perubahannya adalah saya sekarang memiliki pandangan bahwa dalam mengembangkan sekolah saya perlu menggunakan pendekatan berbasis aset agar bisa lebih fokus kepada kemajuan
Apa yang perlu Anda lakukan jika Anda dapat terus berpikir dengan pendekatan berbasis aset? Saya akan mengidentifikasi aset yang ada di sekitar sekolah kemudian mengembangkan sesuai potensi warga sekolah
Buatlah satu gambar/simbol/kata yang bisa menggambarkan apa yang Anda rasakan saat ini terkait pembelajaran lalu diunggah ke dalam platform ini. (insert picture atau tautan) Saya sangat exited dengan materi ini dan menjadi masukan buat pemikiran saya selama ini yang kadang menggunakan pendekatan masalah
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Calon Guru Penggerak dapat menerapkan pemetaan aset yang dimiliki oleh sekolahnya melalui penugasan mandiri.
Calon Guru Penggerak menganalisis sejauh mana potensi kekuatan aset yang sekolahnya miliki dibandingkan dengan semua sumber daya yang seharusnya dimiliki sesuai dengan peraturan negara
Setelah CGP bersama-sama berproses, berlatih melihat, dan mengidentifikasi aset serta kekuatan yang dimiliki oleh daerah bersama rekan lainnya, saatnya kita melihat ke sekolah kita sendiri. Kekuatan dan aset apa yang kita miliki dari masing-masing sumber daya yang ada.
Gunakan pertanyaan - pertanyaan di bawah ini untuk membantu mengidentifikasi aset atau kekuatan yang dimiliki.
Apa yang kami kuasai?
Apa yang paling kami banggakan dari sekolah ini? Dari murid-murid kami?
Apa yang membuat kami unik?
Kekuatan apa yang kami miliki dan berharga untuk masyarakat/komunitas sekitar?
Apa yang telah sekolah lakukan dan miliki yang lebih baik dari orang lain?
TAGIHAN
Buatlah pemetaan tujuh kelompok aset – sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Hasil pemetaan bisa dalam bentuk apa pun sesuai dengan kreasi masing-masing
Kirimkan file Ms.Word hasil tulisan reflektif maksimal 500 kata dan unggah hasilnya sesuai petunjuk.
Demonstrasi Montekstual Modul 3.2.a.7 Pemimpin dalam Pengeloaan sumber Daya
Dokumentasi Kegiatan Elaborasi Pemahaman Modul 3.2 Pemimpin dan Pengelolaan sumber Daya
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang didapatkan sebelumnya.
CGP mampu membuat rencana perubahan secara rinci dengan menggunakan format BAGJA.
Penugasan Mandiri:
a. Sintesis berbagai materi
Pada sesi pembelajaran kali ini, Anda diberikan tantangan untuk membuat kesimpulan dan juga koneksi antara semua materi yang telah diberikan dalam modul ini dengan materi lainnya selama mengikut proses Pelatihan Guru Penggerak.
Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungannya pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan materi lain yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti proses Pelatihan Guru Penggerak.
Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti pelatihan terkait modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun yang bisa Anda pilih sendiri. Unggahlah bagan atau artikel ini sesuai petunjuk dibagian bawah.
b. Rancangan tindakan
Buatlah rencana kecil perubahan yang akan Anda lakukan pada diri Anda yang berkaitan dengan materi dalam modul ini dan mengimplementasikan pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.
Lakukan perubahan kecil yang berdampak dalam lingkup kelas Anda. Di sini Anda akan berlatih membuat rangka perubahan dalam lingkup kelas Anda sendiri sebelum masuk ke lingkup yang lebih besar, yaitu sekolah pada modul selanjutnya.
Rencanakan prakarsa yang bisa dipastikan akan Anda laksanakan, dengan jangka waktu yang optimal bagi Anda, dan tentunya Anda dapat mengestimasi apa dampak dari rencana ini bagi murid Anda.
Anda dapat mengingat kembali video yang disaksikan pada sesi Elaborasi Pemahaman sebelumnya.
Gunakanlah format BAGJA atau 5 D (Define, Discovery, Dream, Design, Destiny/Deliver) yang sudah dipelajari pada modul 1.3. Anda dapat mengunggah rencana perubahan kecil ini pada tautan berikut ini.
Sebagai pengingat apa itu yang akan Anda gunakan, saksikan video tayangan berikut ini. (video BAGJA Materi Modul 1.3)
Koneksi Antar Materi Modul 3.2.a.9 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya