“Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Namun, perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama”
(Nadiem Makarim)
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP mengaitkan peranan aspek sosial dan emosional dalam keseharian sebagai guru.
Dalam Kegiatan Mulai dari Diri Sendiri ini, CGP melakukan kilas balik terhadap pengalaman sebagai seorang guru dengan menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini :
Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional
Sebagai pendidik, Anda tentu pernah berada dalam suatu peristiwa yang membuat Anda merasakan emosi-emosi positif, misalnya optimis, senang, cinta, bahagia, atau takjub, dan sebagainya. Refleksikan:
Apa kejadiannya? (Kapan, di mana, siapa yang terlibat, bagaimana kejadiannya, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut?) Saya mersakan emosi-smosi positif senang dan bahagia pada saat menerima apresiasi guru inovatif tahun 2020 sebagai finalis, waktu itu saya merasa optimis kedepannya bisa lebih baik lagi dan dapat melakukan hal-hal baru dalam pembelajaran di kelas.
Apa peran Anda saat itu? Apa yang Anda lakukan untuk merespon dan mengelola emosi tersebut? sebagai peserta finalis skala nasional, saya waktu itu merespon dengan menabah semangat dan melakukan perbaikan-perbaikan lagi dalam pembelajaran
Bagaimana peristiwa tersebut berdampak pada diri Anda sebagai pendidik? Peristiwa tersebut berdampak pada diri saya karena memberikan energi positif kepercayaan diri untuk melakukan hal-hal yang lebih baru lagi.
Apa kejadiannya? (Kapan, di mana, siapa yang terlibat, bagaimana kejadiannya, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut?) Kejadian yang membuat emosi negatif saya muncul ketika menghadapi siswa yang tidak kondusif di kelas, saat saya mengajar di kelas terdapat beberapa siswa yang tidak mengindahkan keberadaan saya di kelas. saya waktu itu marah di depan kelas dengan mengatakan "coba diam ketika saya lagi mengajar, apakah kalian bis amendengarkan sejenak penjelasan guru?" dengan nada tinggi saya merasa bersalah melihat ekspresi sswa yang kaget karena bentakan saya di depan kelas.
Apa peran Anda saat itu? Apa yang Anda lakukan untuk merespon dan mengelola emosi tersebut? Sebagai guru yang sedang mengajar, saya waktu langsung duduk di kursi untuk menstabilkan emosi
Bagaimana peristiwa tersebut berdampak pada diri Anda sebagai pendidik? saya sampai sekarang masih ingat kejadian itu karena terus terang saya merasa bersalah bertindak marah di depan siswa
3. Di bawah ini ada beragam kegiatan belajar dan mengajar di kelas maupun lingkup sekolah. Berilah tanda cek (✓) pada kegiatan yang sudah pernah Anda lakukan dan jawablah pertanyaan di bawahnya.
Memulai kegiatan setiap hari dengan kesadaran akan tujuan yang jelas.
Memberikan kesempatan pada murid untuk menikmati buku pilihannya dalam suasana yang kondusif.
Memberikan kesempatan pada murid untuk merefleksi proses pembelajaran yang sudah diikuti (apa yang disukai/mudah/menantang/ingin dipelajari lebih lanjut sebelum melanjutkan pembelajaran berikutnya).
Mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan penyegaran/relaksasi yang sehat dan positif.
Memberikan fleksibilitas pada murid untuk mengerjakan tugas yang disukainya terlebih dahulu.
Memberikan kesempatan pada murid untuk mengadakan acara sekolah (literasi, seni dan olahraga, dll).
Mendengarkan penjelasan murid yang dilaporkan terlibat dalam perilaku indisipliner dengan sikap empati dan hormat.
Mengajak murid menonton film dan membedah perasaan dan motivasi tokoh dalam film tersebut.
Mengajak murid berdiskusi dan beropini tentang masalah yang terjadi dalam masyarakat / sekolah.
Mengungkapkan sikap tidak setuju pada rekan guru lain dengan sikap hormat dan empati.
Memfasilitasi murid untuk duduk berdialog dalam menyelesaikan konflik.
Melaksanakan program pendidikan seksualitas bagi murid.
Berpartisipasi dalam kegiatan komunitas atas inisiatif sendiri.
Melibatkan murid dalam membuat kesepakatan kelas agar kelas aman dan nyaman.
Mengadakan dialog interaktif tentang bagaimana membangun tanggung jawab/etika dalam penggunaan internet.
4. Berdasarkan jawaban yang Anda berikan tadi, Tulislah 1-3 kegiatan yang telah Anda pilih di atas yang paling sering Anda lakukan! Kemudian, jelaskan motivasi/tujuan Anda dalam melakukan kegiatan tersebut!
memulai kegiatan setiap hari dengan kesadaran tujuan yang jelas, saya melakukan ini karena saya memiliki tujuan dalam hidup dan kegiatan sehari-hari saya suadah tergambarkan mau apa dan bagaimana, kecuali hal-hal diluar kendali saya terjadi.
mengajak siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran, saya melakukan inii karena dirasa sangat penting untuk mengevaluasi cara say amengajar. siswa cenderung berkata jujur dan saya terbuka dengan penilaian siswa.
mengadkan dialog interaktif tentang bagaimana membangun tanggung jawab dalam penggunaan internet, saya melakukan ini karena di sekolah saya sejak pTMT siswa diperbolehkan membawa hp ke sekolah agar dapat membantu proses pembelajaran.
5. Berdasarkan jawaban yang Anda berikan tadi, Sejauh ini, apakah Anda sudah dapat melakukan kegiatan tersebut secara konsisten? Jika “Ya”, apakah faktor pendukungnya? Jika “Tidak”, apakah tantangan yang Anda hadapi? Apakah ada yang Anda lakukan untuk mengatasi tantangan tersebut? Bagaimana hasilnya? sejauh ini saya belum melakukan secara konsisten, tidak dilakukan setiap pertemuan, tantangannya kadang saya lupa, kemudian saya sibuk sehingga sedikit waktu untuk terlibat dengan murid. apa yang saya lakukan berhasil dan berdampak pada murid. hanya belum sepenuhna murid bisa saya dekati dan bisa sesuai yang saya harapkan.
6. Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan gambaran tentang apa yang akan dipelajari dalam modul pembelajaran sosial dan emosional ini? Apa hal yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Silahkan kemukakan Harapan dan Ekspektasi bagi diri sendiri ? saya berharap dimodul ini mendapatkan pemahaman bagaimana caranya agar saya dapat mengajarkan para murid untuk dapat mengelola emosis postifi dan negatif sehingga dapat bertahan dalam suatu keadaan buruk (masalah) dan mampu memecahkan maslaahnya sendiri. Karena sebagian besar siswa saya belum mampu mengelola sosial emosionalnya.
7. Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan gambaran tentang apa yang akan dipelajari dalam modul pembelajaran sosial dan emosional ini? Apa hal yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Silahkan kemukakan Harapan dan Ekspektasi bagi murid-murid Anda ? saya berharap para murid dapat membangun jiwa positif, mampu mngelola sosial emosianl sehingga dapat belajar dengan semangat, terhindar dari kejadian-kejadian kriminal misalnya tawuran atau bullying yang kadang terjadi diantara para siswa dan dengan sekolah lain. Para murid dapat hidup secara mandiri kuat dan hebat.
“Kebahagiaan adalah pada saat kita dapat menghargai apa yang ada di sini dan sekarang dan dapat membangun hubungan maupun kerja sama dengan orang lain atas dasar hormat dan saling menghargai”
(Rusdy Rukmarata, Budayawan)
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat menunjukkan pemahaman tentang kesadaran penuh (mindfulness).
CGP dapat menunjukkan pemahaman tentang 5 kompetensi sosial-emosional yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan sosial dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
CGP dapat menunjukkan pemahaman tentang pendekatan berkesadaran penuh (mindfulness) dalam pembelajaran 5 kompetensi sosial-emosional.
Bapak Ki Hajar Dewantara mengemukakan pembelajaran holistik dalam filosofi budi pekerti (diambil dari Presentasi “Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara, Syahril, 2020):
“Pendidikan Budi Pekerti berarti pembelajaran tentang batin dan lahir. Pembelajaran batin bersumber pada “Tri Sakti”, yaitu: cipta (pikiran), rasa, dan karsa (kemauan), sedangkan pembelajaran lahir yang akan menghasilkan tenaga/perbuatan. Pembelajaran budi pekerti adalah pembelajaran jiwa manusia secara holistik. Hasil dari pembelajaran budi pekerti adalah bersatunya budi (gerak pikiran, perasaan, kemauan) sehingga menimbulkan tenaga (pekerti). Kebersihan budi adalah bersatunya cipta, rasa, dan karsa yang terwujud dalam tajamnya pikiran, halusnya rasa, kuatnya kemauan yang membawa pada kebijaksanaan.”
Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran budi pekerti tidak lain adalah menyokong perkembangan hidup anak-anak lahir dan batin, dari sifat kodrati menuju arah peradaban dalam sifatnya yang umum. Pengajaran ini berlangsung sejak anak-anak hingga dewasa dengan memperhatikan tingkatan perkembangan jiwa mereka (Ki Hajar Dewantara dalam Mustofa, 2011).
Pemerintah juga menyadari pentingnya peran sekolah dalam mengembangkan pendidikan yang dapat mendorong harmonisasi aspek kognitif, sosial dan emosional murid dengan mengeluarkan Permen Kemendikbud No. 20 tahun 2018. Permen tersebut mengatur tentang Pendidikan Penguatan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). PPK berorientasi pada berkembangnya potensi peserta didik secara menyeluruh dan terpadu, keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-masing lingkungan pendidikan; dan berlangsung melalui pembiasaan dan sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Sosial Emosional dalam modul ini bertujuan untuk membantu pemahaman dan penerapan Bapak/Ibu CGP dalam mengelola aspek sosial dan emosional diri sendiri sekaligus dapat menerapkannya pembelajaran sosial dan emosional pada murid secara lebih sistematik dan komprehensif.
Pembelajaran Sosial dan Emosional yang ditujukan untuk jenjang pendidikan usia dini hingga menengah ini dikembangkan pada tahun 1994 oleh sekelompok pendidik, peneliti, dan pendamping anak (salah satunya adalah Psikolog Daniel Goleman, pencetus teori Kecerdasan Emosi). Kerangka Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis penelitian ini bertujuan untuk mendorong perkembangan anak secara positif dengan program yang terkoordinasi secara lebih baik antara berbagai pihak dalam komunitas sekolah.
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)
Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.
Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan:
memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri)
menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)
membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) dapat dilakukan dengan 4 cara:
Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) secara spesifik dan eksplisit
Mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ke dalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan murid
Mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap murid
Mempengaruhi pola pikir murid tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan.
Pendekatan SEL yang efektif seringkali menggabungkan empat elemen yang diwakili oleh akronim SAFE (https://casel.org/what-is-sel/approaches/):
Sequential/berurutan: Aktivitas yang terhubung dan terkoordinasi untuk mendorong pengembangan keterampilan
Active/aktif: bentuk Pembelajaran Aktif yang melibatkan murid untuk menguasai keterampilan dan sikap baru
Focused/fokus: ada unsur pengembangan keterampilan sosial maupun personal
Explicit/eksplisit: tertuju pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional tertentu secara eksplisit.
Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with curiosity and kindness). Ada beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity) dan kebaikan hati (compassion). Artinya ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang sedang dilakukan.
Kesadaran penuh (mindfulness) muncul saat seorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan dengan pikiran terbuka, atau dalam situasi yang menghendaki perhatian yang penuh. Misalnya, seorang anak yang terlihat asyik bermain peran dengan menggunakan boneka tanpa terganggu oleh suara sekitarnya, murid yang sedang memainkan musik, menulis jurnal, menikmati alur cerita dalam bacaan, menikmati segelas teh hangat, atau menikmati pemandangan matahari terbenam, atau guru yang sedang mendengarkan murid dengan penuh perhatian. Intinya adalah adanya perhatian yang dilakukan secara sadar dengan dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan.
Latihan berkesadaran penuh (mindfulness) menjadi sangat relevan dan penting bagi siapapun untuk dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan bahagia dan optimal. Ini termasuk bagi pendidik, murid bahkan juga untuk orangtua. Latihan tersebut sebenarnya sudah banyak diterapkan dalam pendidikan kita sejak lama. Misalnya, mengajak murid untuk hening dan berdoa sebelum memulai pelajaran, mendengarkan cerita, menghayati keindahan alam, berolah-seni maupun berolahraga, dan lain sebagainya.
Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis kesadaran penuh yang dilakukan secara terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus, dan eksplisit diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan hidup (Well-being) ekosistem sekolah.
Pertama-tama, mari kita bahas mengenai well-being. Menurut kamus Oxford English Dictionary, well-being dapat diartikan sebagai kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Well-being (kesejahteraan hidup) adalah sebuah kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.
Berbagai kegiatan berbasis kesadaran penuh (mindfulness) dalam sehari-hari memungkinkan seseorang membangun kesadaran penuh untuk dapat memberikan perhatian secara berkualitas yang didasarkan keterbukaan pikiran, rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan hati (compassion) yang akan membantu seseorang dalam menghadapi situasi-situasi menantang dan sulit
5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE) :
Pengelolaan Emosi dan Fokus
Empati
Kemampuan kerja sama dan resolusi konflik
Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab
Pengenalan Emosi
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Menguraikan bentuk penerapan pembelajaran 5 kompetensi sosial-emosional sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing.
Setelah CGP mempelajari 5 kompetensi sosial emosional (KSE) dan 4 cara penerapan pembelajaran sosial dan emosional. CGP merefleksikan kembali penerapan pembelajaran sosial emosional bagi murid-murid yang sudah dilakukan di kelas maupun sekolah. Dengan mempelajari 5 kompetensi sosial emosional pada modul ini, diharapkan CGP dapat memperkuat dan melaksanakan pembelajaran sosial emosional secara lebih bermakna, bermanfaat, dan menyeluruh.
Pertanyaan pemantik untuk pembelajaran ruang kolaborasi:
Apakah kekuatan Anda dalam bekerja sama dengan orang lain?
Bagaimana Anda mengelola kekuatan tersebut untuk dapat bersinergi dengan CGP lain?
Apakah praktik pembelajaran 5 kompetensi sosial-emosional yang telah Anda lakukan selama ini?
Tugas 3.1:
Setiap anggota merefleksikan 1 bentuk pembelajaran sosial dan emosional yang sudah diterapkan di kelas atau sekolah selama ini. Upayakan jawaban yang bervariasi dari tiap anggota kelompok.
Uraikan: cara implementasi, bentuk PSE, KSE yang dikembangkan, apa yang dilakukan dan dikatakan guru (instruksi yang disesuaikan dengan karakteristik murid pada jenjang pendidikan tersebut). Tuangkan hasil refleksi pada tabel 3.1.
Tugas 3.2:
Berdasarkan analisis 5 KSE yang sudah dipelajari, manakah KSE yang belum tercakup atau paling jarang diterapkan selama ini? Diskusikan dengan kelompok Anda tentang contoh penerapan pembelajaran yang dapat mengembangkan KSE tersebut yang disesuaikan dengan karakteristik jenjang murid kelompok Anda
Susunlah 5 ide baru penerapan 5 KSE sesuai dengan karakteristik jenjang pendidikan yang Anda ampu dalam tabel 3.2. Anda dapat memodifikasi ide-ide kegiatan yang ada dalam isi dan lampiran modul maupun sumber lainnya sebagai referensi.
Dokumentasi kegiatan ruang kolaborasi modul 2.2.a.5 Pembelajaran Sosial dan Emosional
Modul 2.2.a.5.2 Unggah Hasil Ruang Kolaborasi
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat melakukan refleksi dan metakognisi terhadap proses pembelajaran yang telah mereka lalui serta menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang diampunya.
Pertanyaan yang diharapkan dapat CGP Jawab :
Apakah hal yang menarik yang telah Anda pelajari?
Apakah ada hal baru dalam pemahaman atau praktek pembelajaran yang Anda lakukan selama ini?
Apakah tantangan yang masih Anda hadapi dalam proses pembelajaran ini?
Sebutkan 3 hal menarik yang telah Anda pelajari! Kemukakan dengan alasan atau contoh berupa gambar/foto untuk memperjelas jawaban Anda.
Hal yang paling menarik dalam modul 22 tentang PSE adalah mengenai :
Kompetensi(KSE yang dapat dikembangkan) yaitu ada 5, pengelolaan diri, kesadarana diri, kesadarana sosial, kemampuan berelasi dan kemapuan mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
Dalam implementasinya saya merasa selama ini sebenarnya sudah melakukan namun tidak pernah tau apa yang saya lakukan itu adalah pembelajaran sosial dan emosional
Setelah saya mencoba teknik STOP dalam usaha pengelolaan diri, teknik ini benar-benar memnantu ssaya ketika say amenghadapi keadaan pikiran kurang stabil karena banyak pekerjaan,. teknik ini akan saya coba pada siswa.
Sebutkan 2 hal penting yang Anda pelajari! Kemukakan dengan alasan atau contoh berupa gambar/foto untuk memperjelas jawaban Anda.
Matari tentang macam-macam kompetensi sosial dan emosional serta cara yang dilakukan guru. hal ini sangat penting agar tepat sesuai tujuan
beberapa teknik yang dapat membantu keberhasilan penerapan pembelajarn sosial emosional adalah dengan dengan cara STOP, kemudan POOCH dan cara lainnya.
Sebutkan 1 hal yang Anda ingin coba dan terapkan dalam kelas! Jelaskan alasan Anda!
Saya akan mencoba menerapkan teknik STOP ketika menghadapi siswa yang tampak tidak bisa diam di kelas.
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat menerapkan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh dalam mata pelajaran yang diampu.
Tugas:
menerapkan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh dalam mata pelajaran yang diampu.
Langkah-langkah yang dapat Anda ikuti:
Pilihlah satu RPP mata pelajaran yang sudah Anda susun sebelumnya di sekolah
Tentukan kompetensi sosial - emosional (KSE) berbasis kesadaran penuh yang akan Anda integrasikan dalam RPP tersebut
Tentukan teknik atau bentuk kegiatan yang menurut Anda dapat mengembangkan kompetensi sosial-emosional yang Anda pilih pada no 2. dan sesuai dengan tujuan pembelajaran mata pelajaran yang Anda ampu. Anda dapat menggunakan contoh pembelajaran sosial emosional yang sudah Anda susun dalam ruang kolaborasi atau ide pembelajaran sosial emosional lainnya.
Tuliskan : Kompetensi Sosial dan Emosional, apa yang akan dilakukan oleh guru, apa yang dikatakan guru, dan lampirkan lembar refleksi diri, lembar observasi, atau daftar periksa dalam RPP tersebut.
Silahkan tuliskan pertanyaan-pertanyaan yang masih Anda miliki terkait dengan praktik pembelajaran sosial dan emosional pada kolom dibawah ini!
Apa yang harus saya lakukan ketika menghadapi siswa yang sudah beruang-ulang dilakukan restitusi (masalah kedisiplinan waktu) masih belum menunjukkan perbaikan dan ketika berada di kelas speertinya anak tidak mau mendengar nasihat.
Dokumentasi Kegiatan 2.2.a.8 Elaborasi Pemahaman
“Kreativitas adalah tentang membuat hubungan antara satu hal dengan hal lainnya. Ketika Anda bertanya pada orang-orang kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya. Mereka hanya menemukan sesuatu yang kemudian menjadi jelas bagi mereka. Yang mereka lakukan adalah melihat hubungan antara berbagai pengalaman dan merumuskan hal baru.”
(Steve Jobs)
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP menunjukkan keterkaitan antara materi pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh dengan modul-modul yang diberikan sebelumnya.
Tugas:
Membuat sintesis berbagai materi dalam bentuk sebuah peta konsep/ peta pikiran (mind map)/ spider web/ sebuah artikel ataupun infografis untuk menggambarkan kaitan antara materi dalam modul ini. Kaitkan dengan modul-modul yang sudah Anda pelajari sebelumnya. Gunakan sumber daya dan referensi sebanyak mungkin untuk berkreasi.
Unggah Tugas Koneksi Antar Materi Modul 2.2.a.9
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat melakukan aksi nyata pembelajaran kompetensi sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh dan mendokumentasikannya.
Siapkanlah sebuah RPP, baik RPP yang sudah pernah Anda buat sebelumnya pada kegiatan demonstrasi kontekstual atau yang Anda buat baru. Anda diharapkan dapat memasukkan unsur diferensiasi dan kompetensi sosial-emosional dalam RPP tersebut, kemudian praktikkan dalam kelas Anda. Anda juga diminta untuk mendokumentasikan praktik pembelajaran tersebut dalam bentuk video. Ketentuan lebih detailnya adalah sebagai berikut:
Terdapat unsur diferensiasi konten/proses/produk dalam RPP Anda.
Terdapat teknik/kegiatan untuk mendorong minimal 2 (dua) dari 5 (lima) kompetensi sosial-emosional, baik itu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi atau pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Pembelajaran berlangsung sebagaimana durasi jam pelajaran yang berlaku. Namun, video yang dikumpulkan berdurasi antara 15-20 menit dengan rincian 10-15 menit untuk unsur-unsur yang Anda anggap penting dalam pembelajaran dan 5 menit terakhir untuk refleksi.
Dalam refleksi 5 menit itu, sampaikanlah perasaan dan pembelajaran yang Anda dapatkan selama perencanaan dan pelaksanaan, serta rencana perbaikan untuk pembelajaran berikutnya di kelas Anda.
Unggahlah video tersebut ke Google Drive Anda dengan format penamaan sebagai berikut: PGP-Angkatan-Wilayah-Nama lengkap CGP-Aksi Nyata & Paket Modul. Contoh: PGP-1-Kabupaten Landak-Fredy Mardeni-Aksi Nyata Paket Modul 2. Jangan lupa untuk memastikan bahwa tautan google drive Anda sudah diset Shared/Dibagikan.
Kirimkan tautan video yang telah di unggah di Google Drive Anda sesuai petunjuk pengiriman hasil aksi nyata di bawah ini.
Setelah itu, unggahlah RPP dan tautan dari video tersebut pada forum yang telah disediakan agar Anda bisa melihat aksi nyata satu sama lain.
Portofolio Anda, yang berupa video, akan dinilai oleh fasilitator dengan menggunakan rubrik penilaian yang telah disediakan.
Artefak Aksi Nyata modul 2.2.a.10 Pembelajaran Sosial dan Emosional