Mulai dari Diri
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) tentang proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang berada di antara berbagai pemangku kepentingan, di antaranya murid, orang tua murid, guru, yayasan dan pihak komunitas sekolah.
Dalam sebuah wawancara, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi kita, Bapak Nadiem Makarim menyatakan bahwa:
Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational, pasti ada kritik. Sebelum mengambil keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid? (Nadiem Makarim, 2020)
Menurut Bapak dan Ibu, apa pesan dari kutipan tersebut di atas? Menurut saya, apa yang disampaikan dalam kutipan tersebut adalah seorang pemimpin pembelajaran ketika mengambil sebuah keputusan harus melalui proses yang mempertimbangkan banyak hal, diantaranya memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi dengan suatu keputusan, hal-hal apa yang saling bertentangan didalamnya serta bagaimana respon yang akan terjadi dari berbagai kepentingan. yang paling utama adalah apakah keputusan yang diambil akan berdampak atau tidak
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid, Anda pasti sering dihadapkan dalam situasi di mana Anda diharuskan mengambil suatu keputusan. Namun, seberapa sering keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain? Bagaimana pengalaman Anda dalam menghadapi situasi seperti ini? Pemikiran-pemikiran seperti apa yang melandasi pengambilan keputusan Anda? Kemudian, setelah mengambil keputusan tersebut, pernahkah Anda menjadi ragu-ragu dan menanyakan diri Anda sendiri apakah keputusan yang diambil telah tepat, ada perasaan tidak nyaman dalam diri Anda, atau timbul pemikiran mengganjal dalam diri Anda seperti, ‘Apakah ini sesuai peraturan?’ atau ‘Bagaimana panutan saya akan berlaku dalam hal seperti ini?’ Pengalaman yang pernah saya alami dalam mengambil keputusan adalah ketika harus memilih diantara yang sama-sama benar namun keduanya mengandung resiko. Resiko yang sering dihadapi misalnya terakit dengan kepentingan pribadi seseorang, harus melawan kesetiaan dengan teman karena demi kebenaran, kadang juga berhadapan dengan antara harus adil atau harus kasihan. Selain itu saya pernah juga berhadapann dengan situasi harus mengambil keputusan yang salah karena untuk membantu orang lain bahkan ketika orang lain membujuk saya merasa kasihan padahal hal itu kurang benar. pada akhirnya pernah mengalami rasa tidak nyaman dan merasa bersalah setelah mengambil keputusan tersebut.
Studi Kasus: Anda adalah Kepala Sekolah yang baru diangkat di SMP X. Wakil Kepala Sekolah Kurikulum mengatakan bahwa sekolah memerlukan buku-buku pelajaran baru yang perlu didistribusikan dengan segera kepada murid-murid. Hari itu, Anda diberitahu bahwa penerbit Y akan hadir untuk presentasi buku-buku pelajaran untuk tahun ajaran baru. Wakasek Kurikulum Anda mengatakan bahwa ini adalah kegiatan rutin sekolah untuk menyeleksi buku-buku pelajaran murid kelas 1-6 menjelang tahun ajaran baru dimulai, dan para orang tua pun sudah menunggu daftar buku-buku yang harus dibeli. Anda pun bertemu dengan penerbit Y. Di akhir rapat, penerbit Y memberitahu Anda bahwa jika Anda memutuskan memesan dari penerbitan mereka, maka seperti kepala sekolah sebelumnya, Anda akan mendapatkan 'komisi'. Penerbit memberitahu Anda bahwa kegiatan seperti ini sudah dilakukan setiap tahun oleh pimpinan sekolah Anda terdahulu. Penerbit Y juga mengatakan bahwa kerja sama ini sudah lama terbina, dan mereka senantiasa tepat waktu memberikan buku-buku pelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apa yang akan Anda lakukan sebagai Kepala Sekolah? Suatu saat, pihak Yayasan/Manajemen Sekolah memanggil Anda untuk mengetahui prosedur dan praktik pemesanan buku-buku tahun ajaran baru di sekolah selama ini. Apa yang Anda katakan? * Yang akan saya lakukan adalah melanjutkan kebiasaan tersebut tetap memesan buku kepada penerbit Y, apalagi kerjasama tersebut sudah terjalin sejak lama dari kedua bela pihak belum ada yang merasa dirugikan. yang akan saya katakan adalah berkata jujur, menceritakan yang sebenarnya. Kejujuran adalah modal utama dalam membina kepercayaan dari berbagai pihak.
Bagaimana situasi di lingkungan Anda sendiri, adakah nilai-nilai kebajikan yang dijunjung tinggi di tempat Anda bekerja, atau tinggal? Ceritakan pengalaman Anda Anda bagaimana nilai-nilai kebajikan tersebut telah membentuk diri Anda terutama dalam mengambil suatu keputusan? Nilai kebajikan yang dijunjung tinggi pada tempat saya bekerja adalah saling menghargai pribadi masing-masing pihak. tidak mencampuri urusan pribadi seseorang, tetapi tetap menjalin kerjasama yang baik, terhadap peningkatan mutu pendidikan yang ada di sekolah saya. dengan adanya hal seperti ini saling percaya dan saling menghormati tetap terjaga, walaupun sering terjadi kesalahpahaman diantara kami, tetapi semuanya bisa diselesaikan secara damai.
Apakah Anda pernah mengalami atau melihat suatu pengambilan keputusan serupa studi kasus yang ditanyakan di atas, di mana ada dua kepentingan saling berbenturan? Ceritakan bagaimana pengalaman Anda sendiri di sekolah asal Anda. Apa yang Anda lakukan pada waktu itu, mengapa? ketika pengambilan keputusan saling berbenturan di sekolah saya maka, yang lebih muda umurnya harus mengalah dan mengikuti keputusan yang yang ditetapkan oleh yang lebih tua umurnya. Hal semacam inilah yang sering terjadi di sekolah saya jika pengambilan keputusan saling berbenturan
Pernahkah Anda setelah mengambil suatu keputusan, bertanya pada diri sendiri, "Apakah keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat?" "Apakah seharusnya saya mengambil keputusan yang lain?" Kira-kira apa yang membuat Anda mempunyai pemikiran seperti itu? *
Ya, hal seperti ini biasa terjadi pada diri saya, hal ini terjadi karena setelah keputusan saya tetapkan terkadang mengalami kendala, apabila keputusan itu sudah dijalankan bersama.
Pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin Anda tanyakan pada sesi Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran ini? Apa yang selama ini menjadi tantangan bagi Anda dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Tantangan yang biasa saya alami adalah ketika harus berbenturan dengan hal yang benar dan salah menurut aturan.
Harapan-harapan apa saja yang Anda inginkan dengan mengikuti modul 3. 1-Pengambilan Keputusan berbasis Pemimpin Pembelajaran? Apa yang ingin Anda capai setelah belajar tentang modul 3. 1 ini? * Harapan saya setelah mempelajari modul 3.1 ini, saya sebagai pemimpin dalam pembelajaran sudah bisa dan tidak lagi merasa ragu mengambil keputusan dan tidak lagi menimbulkan dampak negatif dari keputusan yang telah saya tetapkan baik itu pada lingkungan kelas, lingkungan sekolah dan masyarakat.
Sekolah adalah ‘institusi moral’ yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya. Seorang pemimpin di sekolah tersebut akan menghadapi situasi di mana mengambil suatu keputusan yang banyak mengandung dilema secara Etika, dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar. Keputusan-keputusan yang diambil di sekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah.
Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika. Etika di sini tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal. Seseorang yang memiliki penalaran yang baik, sepantasnya menghargai konsep-konsep dan prinsip-prinsip etika yang pasti. Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang. Nilai-nilai kebajikan universal meliputi hal-hal seperti Keadilan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Bersyukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Komitmen, Percaya Diri, Kesabaran, dan masih banyak lagi.
Anda mengetahui bahwa salah satu rekan guru Anda memberikan les privat kepada beberapa murid pada suatu pelajaran tertentu. Murid-murid yang mengikuti les privat telah mendapatkan soal-soal yang akan dijadikan bahan tes, dan tentunya hasil tes mereka menjadi sangat baik dibandingkan dengan hasil murid-murid yang lain. Apa yang harus Anda lakukan?
Dari permasalahan tersebut di atas Anda diminta untuk membuat suatu pertimbangan yang menyangkut dua nilai kebajikan yang sama-sama Anda junjung tinggi. Di satu sisi, Anda berhadapan dengan kebenaran, berbuat yang benar berarti melaporkan sesuatu yang melanggar peraturan sekolah, di sisi yang lain, rekan guru tersebut adalah sahabat Anda, di mana nilai kesetiaan Anda sebagai seorang teman? Bila dua nilai kebajikan saling bersinggungan apa yang harus Anda lakukan? Langkah mana yang harus Anda ambil, keputusan apa yang dibuat?
Seperti yang telah kita pelajari di modul 1.4 tentang Budaya Positif, mengajarkan nilai-nilai kebajikan merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita. Diane Gossen (1998) berpendapat bahwa bila kita ingin menumbuhkan motivasi instrinsik dari dalam diri seseorang maka tumbuhkan pemahaman terhadap nilai-nilai kebajikan universal.
2.1 Nilai-nilai kebajikan universal
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat mengidentifikasi dan memahami prinsip-prinsip etika yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dalam lingkungan pribadi maupun kerjanya.
CGP dapat mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang disepakati dan diyakini dalam proses pengambilan keputusan dilema etika.
CGP bersikap reflektif, kritis, dan terbuka dalam menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan dilema etika.
Di bawah ini ada beberapa contoh nilai-nilai kebajikan universal yang telah disepakati beberapa institusi:
1. IBO Primary Years Program (PYP)
Sikap Murid:
Toleransi
Rasa Hormat
Integritas
Mandiri
Menghargai
Antusias
Empati
Keingintahuan
Kreativitas
Kerja sama
Percaya Diri
Komitmen
2. Sembilan Pilar Karakter Indonesian Heritage Foundation (IHF):
Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNYA
Kemandirian dan Tanggung jawab
Kejujuran (Amanah), Diplomatis
Hormat dan Santun
Dermawan, Suka Menolong dan Gotong Royong
Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja Keras
Kepemimpinan dan Keadilan
Baik dan Rendah Hati
Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
3. Petunjuk Seumur Hidup dan Keterampilan Hidup (LIfelong Guidelines and Life Skills)
Keterampilan Hidup
Dapat dipercaya
Lurus Hati
Pendengar yang Aktif
Tidak Merendahkan Orang Lain
Memberikan yang Terbaik dari Diri
Petunjuk Hidup
Peduli
Penalaran
Bekerja sama
Keberanian
Keingintahuan
Usaha
Keluwesan/Fleksibilitas
Berorganisasi
Kesabaran
Keteguhan hati
Kehormatan
Memiliki Rasa humor
Berinisiatif
Integritas
Pemecahan Masalah
Sumber pengetahuan
Tanggung jawab
Persahabatan
4. The Seven Essential Virtues (dari Building Moral Intelligence, Michele Borba):
Empati
Suara Hati
Kontrol Diri
Rasa Hormat
Kebaikan
Toleransi
Keadilan
Tugas 2.1 :
Setelah Anda membaca nilai-nilai kebajikan dari keempat institusi tadi, sekarang pilihlah salah satu yang menurut Anda paling menarik, bandingkan dengan nilai-nilai kebajikan atau prinsip-prinsip yang Anda miliki di sekolah Anda. Adakah suatu perbedaan atau persamaan? Kemudian pikirkan bagaimana nilai-nilai kebajikan yang Anda pilih dapat disampaikan dalam pengajaran atau kira-kira bagaimana program pendalaman terhadap nilai-nilai kebajikan tersebut dapat disampaikan kepada murid-murid di sekolah Anda? Salah satu diantara beberapa nilai kebaikan yang sama pentingnya, namun yang paling menarik bagi saya adalah KOMITMEN. Komitmen memiliki makna sederhana perjanjian untuk melakukan hal sesuatu di masa mendatang. Komitmen penting dimiliki seorang baik dalam kehidupan pribadi maupun tempat kerja. Di sekolah pimpinan, guru dan karyawan harus memiliki komitmen agar etos kerja dapat terbangun. Etos kerja yang baik akan melahirkan lingkungan yang kondusif. Komitmen juga penting di tumbuhkan dalam diri para murid. Seorang guru dapat menanamkan nilai komitmen tersebut dalam setiap pembelajaran. Dimulai dari hal yang sangat sederhana siswa mengetahu tujuan belajarnya, kemudian rencna atau tindakan apa yang akan mereka lakukan untuk mencapai tujuan belajarnya itu. rencana atau tindakan yang mereka rencanakan tersebut agar tujuannya berhasil dikatakanlah komitmen. Dalam konteks kelas pun para siswa dapat belajar membangun kesepakan bersama agar kelasnya nyaman serta komitmen apa yang akan dilakukan.
2.2. Bujukan Moral dan Dilema Etika
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat membedakan dilema etika/ethical dilemma dengan bujukan moral/moral temptation.
CGP dapat mengidentifikasi jenis dilema berdasarkan 4 paradigma, baik dilema yang dihadapi orang lain maupun diri sendiri.
CGP bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut.
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,
Dalam Pembelajaran 1, Anda sudah mengingat kembali peristiwa di mana Anda mengambil sebuah keputusan sulit. Namun, perlu kita ketahui bahwa tidak semua keputusan sulit tersebut merupakan dilema etika. Ada kalanya itu lebih berupa bujukan moral. Untuk mendalami lebih lanjut apa perbedaan keduanya, di Pembelajaran 2 ini kita akan mempelajari jenis-jenis dilema dan paradigma dalam pengambilan keputusan. Sebelumnya, simaklah pertanyaan pemantik berikut dan nilailah mana yang merupakan dilema etika dan mana yang bujukan moral.
Silakan direnungkan beberapa pertanyaan pemantik berikut.
Keputusan apa yang akan Anda ambil dalam situasi-situasi di bawah ini?
Rayhan adalah seorang murid kelas 12 yang sangat berbakat dalam bidang seni. Dia juga sopan dan baik hati. Dia selalu membuat orang terkesan dengan karya-karya seni yang dibuatnya. Namun dia tidak menyukai pelajaran Matematika. Nilai-nilainya untuk pelajaran Matematika selalu dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Sebelum mengikuti Ujian Akhir SMA dan pengumuman kelulusan SMA, Rayhan sudah diterima di universitas pilihannya di jurusan Seni. Pada hari Ujian Sekolah pelajaran Matematika, Anda adalah guru pengawas ujiannya. Anda memergoki Rayhan menyontek pada saat ujian sekolah Matematika. Setelah ujian selesai, Anda memanggilnya ke ruangan Anda. Rayhan mengaku kalau ia menyontek, tapi ia mohon Anda tidak melaporkannya pada kepala sekolah. Ia melakukannya hanya untuk lulus SMA agar bisa kuliah di universitas impiannya. Apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan tetap melaporkan kepada kepala sekolah atau menyimpan rahasia ini rapat-rapat? Dari kasus pertama merupakan dilema etika, benar vs benar. saya akan meminta reyhan agar menjawab jujur tentang apa yang dia lakukan, terus berikan pengarahan bahwa apa yang dia lakukan itu adalah hal yang salah.
Anda adalah bendahara panitia acara Pentas Seni Akhir Tahun di sekolah Anda. Setelah acara selesai, ketua panitia meminta Anda menggunakan dana yang tidak terpakai untuk acara pembubaran panitia dengan mengadakan pesta kecil-kecilan. Ketua panitia meminta Anda sebagai bendahara panitia, untuk membuat kwitansi palsu untuk membiayai acara tersebut karena dana tersebut tidak boleh digunakan untuk kegiatan semacam itu. Apa yang akan Anda lakukan?
Situasi yang manakah yang lebih menantang/sulit bagi Anda untuk mengambil keputusan? Mengapa?
situasi yang menantang bagi saya adalah kasus pertama karen kedua nya bisa benar antara melaporkan dengan tetap merahasiakannya demi masa depan siswa.
Tugas 2.2.
Setelah mempelajari perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral, Sekarang Anda diminta untuk membaca kembali kasus di sekolah Anda masing-masing yang telah Anda tulis di akhir pembelajaran Mulai dari Diri, kemudian buatlah analisis apakah itu termasuk dilema etika atau bujukan moral dan sebutkan alasannya. Dari kasus yang saya tulis di akhir pembelajaran mulai diri adalah termasuk Dilema etika karena saya harus memilihi diantara yang sama-sama benar namun saling bertentangan
Materi tentang Empat paradigma Dilema etika
Simaklah video dilema berikut dan jawablah pertanyaan yang menyertainya.
Pertanyaan :
Siapa yang menghadapi dilema?
Apakah dua kebenaran yang ada?
Adalah benar jika tokoh tersebut ... karena ...
Tapi benar juga jika dia ... karena ...
Paradigma mana yang terjadi pada masing-masing dilema?
Dilema .... lawan ...
Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk cerita yang sama? Bila iya, yang manakah dan mengapa?
Ulasan Video 1 :
1. Pa Tono. 2. Pa Tono harus membantu ayahnya memanggil tukang pijat karena keseleo adalah hal yang benar, tetapi jika pa Tono memilih berangkat wawancara sleeksi Kepala Sekolah juga hal yang benar. 3. Paradigma pemikiran yang terjadi adalah dilema individu lawan masyarakat. 4. MEnurut saya ya, dapat terjadi lebih dari satu dilema dalam satu cerita. Contoh pada kasus pa Tono selain terjadi dilema individu lawan masyarakat yaitu harus memilih antara kepentingan ayahnya sebagai individu (kepentingan pribadi) lawan kepentingan umum yaitu berangkat wawancara seleksi, juga terjadi dilema jangka pendek lawan jangka panjang. di kasus pa Tono dilema jangka pendek terjadi ketika pa Tono harus memilih membantu ayahnya yang sangat membutuhkannya saat itu sebagai kepentingan individu. sedangkan dilema jangka panjang terkait masa depan karir pa Tono di tempat kerjanya sebagai kepentingan umum (masyarakat).
Ulasan Video 2 :
1, Bu Hani. 2. Dua kebenaran yang ada adalah benar jika bu hani memberikan denda kepada Made kerana terla bat mengembalikan buku sebagai peraturan. NAmun jika bu HAni memberikan pengecualian pada MAde itu adalah hal yang benar juga karena nulai kebaikan, kasih sayang bu Hani pada Made yang rajin meminjam buku dan membacanya. 3. Paradigrma Dilema Keadilan lawan Kasihan. 4. Menurut saya ya, dapat terjadi dua dilema dalam satu cerita, tetapi dalam kasus video 2 ini hanya satu dilema yang terjadi.
Ulasan Video 3 :
1. yang sedang menghadapi dilema adaah pak Budi. 2. Dua kebenaran yang ada adalah jika pa budi memberitahukan masalah pa Bambang yang sebenarnya kepada kepala sekolah sebaagai nilai kejujuran, tetapi benar juga jika ia malah melindungi pa Bambang sahabatnya kaerna maslaah yang ia hadapi terkait dengan maslah keluarganya sebagai tanda kesetiaan pada sahabat. 3. Dilema yang terjadi adalah dilema Kebenaran lawan KEsetiaan. 4. Di kasus video 3 hanya terjadi satu dilema yaitu kebenaran lawan kesetiaan.
Ulasan Video 4 :
1. Kelompok siswa yang bermain bola saat penggalangan dana. 2. Dua kebenaran yang ada adalah kelompok siswa laki-laki menikmati cuaca cerah untuk main bola bersama, namu jika mereka ikut menggalang dana juga adalah hal yang benar. 3. Paradigma pemikiran Individu lawan masyarakat. 4. jadi kasus video 4 hanya terjadi satu dilema individu lawan masyarakat
2.3. Tiga Prinsip Pengambilan Keputusan
Tujuan Pembelajaran:
CGP sebagai pemimpin pembelajaran dapat memahami dan memilih 1 dari 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yang memuat unsur dilema etika.
Pertanyaan Pemantik:
Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. (Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43).
Dari kutipan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia. Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika.
Silakan Anda membaca 3 (tiga) pernyataan di bawah ini:
Melakukan, demi kebaikan orang banyak.
Menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam diri Anda.
Melakukan apa yang Anda harapkan orang lain akan lakukan kepada diri Anda.
Selama ini pada saat mengambil keputusan, landasan pemikiran Anda memiliki kecenderungan pada prinsip nomor 1, 2, atau 3? Silakan tanpa berpikir panjang, Anda langsung menuliskan jawaban Anda di secarik kertas.
Etika tentunya bersifat relatif dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip di sini adalah yang paling sering dikenali dan digunakan. Dalam seminar-seminar, ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Perlu diingat bahwa setiap keputusan yang kita ambil akan ada konsekuensi yang mengikutinya, dan oleh sebab itu setiap keputusan perlu berdasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid.
Tugas 2.3.
Temuilah seorang rekan kerja Anda, dan tanyakan apakah rekan Anda tersebut bersedia memberikan pendapat mereka terhadap studi kasus di bawah ini. Anda diharapkan memilih satu kasus dari empat kasus yang disediakan. Bila bersedia, rekamlah hasil wawancara Anda, bisa dalam bentuk video atau audio.
Studi Kasus 4:
Pak Budiman merupakan guru matematika di SMP Karunia. Pak Budiman dikenal sebagai guru yang rajin, ramah, penyabar, dan disukai banyak murid. Suatu hari saat Pak Budiman sedang mengajar di jam pelajaran pertama di kelas 8A, tiba – tiba datang orang tua salah satu murid kelas 8A, Abdul, di depan pintu kelas VIII. Bapak Anwar, ayah Abdul mengacungkan parang sambil berteriak dan memanggil – manggil Abdul agar segera pulang untuk ikut panen ikan di tambak. Sontak pak Budiman merasa kaget dan takut, demikian juga dengan murid–murid yang lainnya. Abdul hanya bisa menangis ketakutan dan bersembunyi di pojok kelas sambil berteriak tidak mau pulang. Dalam situasi dan kondisi seperti itu apakah yang akan dilakukan Anda bila Anda berada di posisi pak Budiman ? (Kasus ini ditulis oleh salah satu CGP Angkatan 1, ditulis ulang oleh penulis modul dengan beberapa modifikasi)
Tanyakan kira-kira rekan Anda di sekolah keputusan seperti apa yang akan diambil untuk menangani kasus seperti di atas?
Berikan tanggapan/pendapat Anda atas keputusan yang dibuat rekan kerja Anda.
Kira-kira prinsip mana yang menjadi landasan berpikir rekan kerja Anda, dalam mengambil keputusan.
Berbedakah pengambilan keputusan rekan Anda dengan Anda sendiri?
Tulis dan jelaskan pandangan-pandangan Anda bilamana pendapat Anda dan rekan kerja Anda berbeda, apakah Anda berbeda prinsip dalam pengambilan keputusan?
Mengapa Anda berpendapat seperti itu, faktor-faktor apa yang menentukan pendapat Anda?
Setelah Anda melakukan wawancara, salinlah tautan rekaman wawancara Anda pada kolom dibawah ini dengan rincian:
Studi kasus yang dipilih: Studi kasus 1/2/3/4
Tautan rekaman wawancara yang diunggah ke google drive: ...
1. Kasus 4
2. https://drive.google.com/file/d/1G9XmVVYCzRQIeJ0y19JUckYQ1m5mfqmL/view?usp=sharing
Pengambilan Keputusan seperti apa yang diajukan oleh rekan kerja Anda? *) Pilih salah satu jawaban dari kemungkinan yang Anda bisa lakukan dalam studi kasus yang dipilih.
Menghiraukan murid yang menangis, itu bukan urusan Anda.
Menanyakan kepada Ibu Tati perihal muridnya yang menangis.
Menyapa murid yang sedang menangis dan memintanya untuk minta maaf kepada bu Tati bila berbuat salah.
Melaporkan kepada Kepala Sekolah tentang kejadian tersebut.
Jawaban lain, jelaskan! Mengajak orangtua Abdul ke kantor dan membujuk agar abdul bisa belajar dulu di kelas
Bila Anda berada dalam situasi di mana Anda adalah rekan dari guru yang ada di studi kasus 1/2/3/4, apakah yang akan Anda lakukan? Berbedakah jalan keluar Anda dengan rekan guru Anda? Jika saya ada di posisi pa Budiman, maka saya pun akan melakukan hal yang tidak jauh berbeda dengan rekan saya itu, saya akan mengajak terlebih dahulu orangtua ke kantor dan membujuk Abdul bisa belajar dulu di kelas dan menenangkan anak yang lain di kelasnya. jika Abdul tetap diminta pulang maka saya tidak bisa menahan dengan memberi masukan pada orangtuanya agar Abdul diberi kesempatan bisa belajar dirumah.
Kira-kira rekan kerja Anda mengambil keputusan seperti yang diambil karena berlandaskan prinsip yang mana dari ketiga prinsip dilema etika? Kira-kira bagaimana prinsip Anda sendiri? Rekan saya mengambil keputusan itu berdasarkan prinsip berfikir pedulu, begitu juga apa yang akan saya lakukan. karena oragntuanya mungkin sangat membutuhkan bantuan Abdul, namun Abdul juga tetap saya beri motivasi agar bisa belajar di rumah
Dari ketiga prinsip dilema etika ini, apakah yang tidak terduga atau menarik dari ketiga prinsip ini? Yang paling menarik dari ketiga prinsip dalam pengambilan keputusan adalah prinsip berfikir rasa peduli, prinsip ini dilakukan dengan pertimbangan rasa kemanusiaan walaupun kadang harus melawan aturan.
Pertanyaan-pertanyaan apakah yang masih mengganjal atau ingin Anda ketahui lebih lanjut tentang 3 prinsip dilema etika?1. Bagaimana contoh pengambilan keputusan dengan berprinsip berbasis akhir?
Eksplorasi Konsep-Prinsip Pengambilan Keputusan
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam permasalahan yang mereka hadapi dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.
Bacalah sebuah artikel mengenai konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, Anda harus memastikan bahwa keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara etis.
berikut materi konsep prinsip pengambilan keputusan : https://drive.google.com/file/d/1qTJIzVM2dnqhpOfh2meKakXIXILsUMHv/view?usp=sharing
Mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada 4 studi kasus sebelumnya sebagai Contoh Studi kasus Ibu Tati.
Bapak dan Ibu CGP, Dalam proses pengambilan keputusan, selain mengikuti 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, keterampilan yang telah Bapak Ibu pelajari pada modul-modul sebelumnya akan sangat membantu misalnya keterampilan coaching, karena keterampilan ini membekali seorang guru untuk menjadi coach bagi dirinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Selain keterampilan coaching, untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Hal-hal tersebut telah Bapak dan Ibu dapatkan di modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional. Sekarang, mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus yang Anda pilih pada penugasan mandiri di pembelajaran 2.3 sebelumnya:
Langkah 1 Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut? Dari kasus yang saya pilih di sebelumnya yaitu kasus pa Budiman, teradapat nilai-nilai yang bertentangan yaitu nilai mematuhi aturan dengan nilai moral seorang anak yang harus membantu orngtuanya
Langkah 2: Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu. Pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya membedakan bukanlah pertanyaan apakah ini dilema saya atau bukan. Karena dalam hubungannya dengan permasalahan moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut? yang terlibat dalam kasus ini adalah saya sendiri, orang tua Abdul dan Abdul sendiri
Langkah 3: Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini . Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian seseorang akan tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini adalah analisis terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu yang akan datang. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut?
Fakta-fakta yang relevan adalah :
1. Orangtua Abdul datang ke ruangan kelas mmembawa parang dengan maksud menjemput anaknya yang sedang di kelas untuk pulang membantu nha panen
2. Abdul merasa ketakutan ketika orangtuanya menjemput dengan cara seperti itu dan tidak ingin pulang
3. teman-teman kelas Abdul merasa ketakutan juga melihat orangtua temanya marah
4. Pa Budiman merasa kaget melihat reaksi abdul di kelas
4. Langkah 4: Pengujian benar atau salah
Uji Legal
Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral.
Uji Regulasi/Standar Profesional
Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.
Uji Intuisi
Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.
Uji Halaman Depan Koran
Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi dilema etika.
Uji Panutan/Idola
Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda.
Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu:
Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam.
Uji halaman depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir.
Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.
Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil risiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral.
Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji lega)
Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)
Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)
Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?
Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
1. tidak terjadi pelanggaran hukum
2. terjadi pelanggaran kode etik yang seharusnya datang ke sekolah dengan baik-baik
3. Terdapat kesalahan bahwa orangtuanya sudah datang tiba-tiba ke depan ruangan sambil membawa parang hingga anak ketakutan
4. Saya tidak akan merasa nyaman jika di publikasikan
5. saya bisa membujuk orantua Abdul untuk bicara baik-baik padanya sehingga ia tidak ketakutan
5. Langkah 5: Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi ini?
Individu lawan masyarakat (individual vs community)
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan hanya mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
Rasa keadilan lawan kasihan
6.Langkah 6: Melakukan Prinsip Resolusi
Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai?
Berpikir Berbasis rasa peduli
7. Langkah 7: Investigasi Opsi Trilema
Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)? menurut saya penyelesaian kreatif untuk kondisi kasus pa Budiman adalah dengan cara memberikan pilihan Orangtua membawa abdul pulang ke rumah saat itu juga dengan siap membimbing pekerjaan sekolah sebagai penggantinya.
8. Langkah 8: Buat Keputusan
Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya. Apa keputusan yang akan Anda ambil? Jika orangtua bersikeras ingin membawa Abdul pulang kerumah karena ingin dibantu panen, maka orangtua harus mendampingi Abdul belajar dirumah dan besoknya membuat laporann penyelesaian tugas Abdul
9. Langkah 9: Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan. Saya rasa keputusan yang saya buat cukup adil, orangtua dapat terbantu pekerjaannya dan Abdul bisa belajar dirumah tanpa dimarahi juga
Eksplorasi Konsep-Forum Diskusi
Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam studi kasus yang mereka dapatkan dan memberi tanggapan pada studi kasus CGP lainnya dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.
CGP akan mendalami materi melalui studi kasus dalam bentuk video. Para CGP masing-masing akan mendapatkan 1 video untuk dianalisis. Silahkan didiskusikan dengan pendamping dan fasilitator untuk memilih video yang akan dianalisis (catatan: pastikan semua video terwakili untuk dianalisis). Setiap CGP harus memberikan minimal dua komentar/tanggapan terhadap hasil analisis CGP lainnya.
Berikut adalah hasil analisa Studi kasus 1 PEMIMPIN KAPAL
Apa keputusan yang Anda ambil? Saya akan memberikan hukuman kepada kapten kapal karena sudah berlaku semena-mena terhadap penumpang kapal yang dianggap lemah dan terbukti dapat bertahan hidup. Namun akan memberi keringanan hukumannya karena ia juga bertindak ingin menyelamatkan seabgian penumpang kapal itu sesuai prosedur kapasitas maksimal awak kapal
Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa? Prinsip Berfikir Peraturan, karena kapten kapal dianggap tetap bersalah sudah mendorong begitu saja tanpa berfikir lama penumpang yang dianggap lemah demi menyelamatkan 7 orang lainnya termasuk dirinya.
Mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus Anda.
Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut? nilai-nilai yang bertentangan adalah nilai keadilan dan kasihan, saya harus bersikap adil atas kesalahan yang diperbuat kapten kapal, namu timbul rasa kasihan karena dia sudah bertugas menyelamatkan nyawa oenumpang yang lainnya juga.
Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ? yang terlibat dalam situasi tersebut adlaah saya sendiri sebagai juri hakim, kapten kapal dan penumpang yang selamat
Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ? fakta-fakta yang terjadi adalah kapten kapal mendorong begitu saja penumpang yang dianggap lemah tanpa berfikir panjang terlebuh dahulu dan dirasa kurang manusiawi, penumpang yang dianggap lemah ternyata berhasil menyelamatkan diri dengan cara bertahan hidup, penumpang yang selamat itu mengajukan keadilan ke pengadilan atas tindakan kapten kapal yang tega mendorongnya waktu itu.
Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal) terdapat pelanggaran hukum yang dilakukan oleh kapten kapa yaitu mencelakai penumpang dengan cara mendorongnya
Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi) terdapat pelanggaran kode etik profesi smeestinya kapten kapal dapat memikirkan keselamatan semua penumpang.
Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)menurut saya kapten kapal itu dirasa kejam dengan cara perlakuannya pada orang yang dianggap lemah namu ternyata justru orang tersebut bertahan hidup.
Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman? Saya akan merasa kurang nyaman jika keputusan saya dipublikasikan di halaman koran karena mungkin saja dapat menimbulkan berbagai sudut pandang pembaca.
Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini? ia akan mengambil keputusan memberi hukuman namun memberi keringanan
Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut? Dilema Keadilan lawan kasihan
Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai? Prinsip Berfikir peraturan
Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)? saya akan memanggil saksi hidup
Apa keputusan yang akan Anda ambil? memberikan hukuman pada kapten kapal yang sudah mendorong penumpang, namun memberi keringanan pada hukumanny akarena dia sudah menyelamatkan awak lain
Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan. saya berfikir bahwa keputusan yang saya ambil cukup adil bagi kedua pihak.
Selanjutnya, di bawah ini adalah beberapa pertanyaan pengayaan, CGP dapat memilih 2 (dua) dari 4 (empat) pertanyaan berikut untuk dijawab berdasarkan analisis studi kasus CGP diatas.
Dari kesembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan, apakah ada langkah-langkah yang Anda anggap lebih penting daripada langkah lainnya, mengapa? menurut saya langkah yang paling penting harus dilakukan adalah menguji benar salah atas tindakan kapten kapal
Selain kesembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan tersebut, menurut Anda apa lagi yang sebaiknya dilakukan oleh pemimpin pembelajaran dalam memastikan keputusannya adalah keputusan yang tepat? dengan cara memikirkan berbagai pertimbangan dan tentu mengambil keputusan yang lebih sedikt resikonya.
Bila Anda menerapkan 9 langkah tersebut, apakah dapat dipastikan bahwa keputusan yang Anda ambil akan bisa mengakomodasi semua pemangku kepentingan (stakeholder) sekolah? Mengapa? ya, saya yakin karena dari 9 langkah itu sangat runtut dari mulai mengidentifikas nilai yang bertentangan sampai refleksi
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat berbagi, berkolaborasi dan menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Bacalah kutipan di bawah ini dan tafsirkan maksudnya:
“Sumber berharga yang dimiliki semua guru adalah kesalingtergantungan satu dengan yang lain. Tanpa kolaborasi (kerja bersama), maka pertumbuhan diri kita dibatasi oleh pandangan diri kita masing-masing”
(The most valuable resource that all teachers have is each other. Without collaboration our growth is limited to our own perspectives)
Robert John Meehan
Pada kegiatan ini, CGP melakukan kerja kelompok dan presentasi hasil melalui web meeting. CGP diminta dapat kerja bersama (berkolaborasi), untuk mencapai tujuan bersama yaitu menjadi pemimpin pembelajaran yang bijaksana, cekatan dan mandiri di sekolah/lingkungan masing-masing dalam keterampilan pengambilan keputusan yang memiliki unsur dilema etika. Selanjutnya, unggah hasil kerja kelompok (dalam format presentasi) disini, sesuai dengan petunjuk pengiriman hasil yang telah disediakan.
Refleksi Terbimbing Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin
Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? Pemahaman saya mengenai materi modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin cukup menguasai. Perbedaan antara dilemma etika dan bujukan moral adalah kalo dilemma etika itu adalah nilai yang benar melawan yang benar juga. Sebaliknya bujukan moral itu nilai benar lawan nilai salah. Keduanya sering saya hadapi sebelumnya namun secara konsep baru diketahui sekarang. Terdapat 4 paradigma pengambilan keputusan dan itupun baru saat ini saya ketahui. Mengenai prinsipp pengambilan keputusan selama ini saya sering dihadapkan dengan kasus yang kahirnya daya berfikir sesuai prinsip rasa peduli. Selain berfikir berbasis rasa peduli, terdapat 2 prinsip lain yaitu berfikir berbasis hasil akhir dan peraturan. Kedua nya bisa jadi terjadi saling tumpeng tindih. Begitupun dalam pengambilan keputusan tidak seharusnya dilakukan begitu saja tanpa runtut dari 9 langkah yang ada.
Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan ketiga materi tersebut dalam proses Anda mengambil keputusan dalam situasi dilema etika yang Anda hadapi selama ini. Anda dapat juga menulis tentang sebuah situasi dilema etika yang dihadapi oleh orang lain serta keputusan yang diambil. Berilah ulasan berdasarkan 3 materi yang telah Anda pelajari di modul ini. Alwi merupakan seorang siswa kelas IX semenjak kelas 7 sering melakukan pelanggaran tata tertib sekolah mulai dari bolos, merokok, berkelahi dengan teman kelas hingga tawuran antar sekolah. Sehingga pihak sekolah memberikan Surat Peringatan (SP) sampai dengan SP 3, ketika menjelang ujian sekolah dia masih melakukan pelanggaran yang lebih seperti mencuri barang yang ada di ruang perpustakaan. Padahal ketika SP3 menurut aturan jika melakukan pelanggaran lagi maka siswa tersebut harus mengundurkan diri dan pindah ke sekolah lain. Yang menjadi permasalahan adalah jika siswa tersebut diminta mengundurkan diri sesuai perjanjian maka akan bermasalah ujian sekolah sebaliknya jika siswa tersebut dipertahankan maka seolah-olah SP3 yang sudah dibuat tidak berlaku dan membuat kebal aturan bagi siswa yang lain. Dalam kasus ini saya menghadapi sebuah dilemma etika, kemudian paradigma dalam pengambilan keputusan ini adalah Keadilan lawan kasihan. Prinsip berfikir yang saya gunakan adalah prinsip berfikri rasa peduli dengan tetap mempertahankan Alwi sekolah walaupun bermasalah demi masa depannya dan bisa ikut ujian sekolah.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema? Kalau pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Ya, saya pernah mengambil sebuah keputusan dalam situasi dilemma. Namun bedanya denga napa yang saya pelajari di modul ini adalah ternyata secara konsep terdapat 9 langkah yang baiknya di tempuh sebelum mengambil keputusan. Begitu juga prinsip berfikir yang digunakan juga terdapat 3 pilihan dan semuanya tidak ada yang salah atau benar tergantung yang mengambil keputusan lah yang memiliki ketiga prinsip tersebut. Bedanya juga dengan sebelum mempelajari modul ini adalah dulu saya buat keputusan kadang hanya dari sudut pandang saya, bahkan karena emosi sesaat, Setelah mempelajarinya saya mulai paham apa yang saya lakukan dulu kurang tepat, bukan atas dasar emosi. Dalam pengambilan keputusan juga perlu mempertimbangkan berbagai hal yang akan membantu pemecahan masalah.
Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? Dampak dari mempelajari modul ini adalah saya mulai paham apa yang harus saya lakukan sebelum mengambil sebuah keputusan dan pertimbangan-pertimbangan apa saja yang perlu dipertimbangkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Pada akhirnya saya berharap apa yang saya ambil dalam suatu keputusan tidak merugikan banyak pihak namun berupa solusi terbaik.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran? Mempelajari materi ini sangat penting bagi saya sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam hubungan dengan murid atau lainnya pastinya selalu dihadapkan dengan berbagai maslah yang mengharuskan kita untuk mengambil sebuah keputusan tepat dan sebagai solusi.
Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?’ Setelah saya mempelajari modul ini kedepannya saya Ketika menghadapi suatu konflik maka saya akan mengambi keputusan dengan sangat hati-hati, melibatkan rekan sejawat tantunya apalagi berkaitan dengan moral siapapun mestinya terpanggil untuk sama-sama mencari solusi. Saya akan menerapkan 9 langkah dalam proses pengambilan keputusan dan prinsip apa yang saya gunakan tergantung latar belakang kasus yang saya hadapi tersebut.
Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Hal-hal yang penting untuk di pelajari dalam proses pengambilan keputusan adalah bagaimana caranya agar kitab isa merasa yakin dengan keputusan yang diambil dan tidak menyesali keputusan tersebut.
Adakah nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan oleh orangtua anda atau bahkan kakek nenek buyut Anda yang menjadi karakter khas suku atau masyarakat dimana Anda tinggal? Bagaimana Anda sebagai seorang guru akan menggunakannya untuk membantu Anda dalam pengambilan keputusan? Ya, didalam keluarga saya diajarkan mengenai rasa keadilan dan saling menyayangi. Ketika kami berhadapan dengan orang lain yang sedang kesulitan tentu kami harus bersikap empati dan mau membantu semampu kita.saya pun diajarkan bahwa orang dewasa harus mengasihani orang yang lebih kecil Pemikiran ini pun bisa berpengaruh pada keputusan apa yang akan saya buat terhadap suatu konflik atau maslaah di sekolah misalnya. Yang paling sering adalah saya menghadapi masalah dengan siswa. Siswa yang mengalami konflik tentu akan memiliki latar belakagn sendiri. Bagaimana caranya saya bisa memahami situasi terdalam sebuah kasus maka saya akan mengambil keputusan yang bijak demi masa depan siswa. Namun tentu hal-hal yang menjadi peraturan juga perlu ditegakkan tapi bukan berarti nilai kebaikan guru pada siswanya dihilangkan.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajarinya tentang keempat paradigma dilema etika, ketiga prinsip dilema etika, dan 9 langkah pengujian keputusan pada konteks di sekolah asal masing-masing.
Tahapan Demonstrasi Kontekstual ini merupakan wadah bagi untuk menunjukkan pemahaman mengenai keseluruhan materi. CGP diberi kesempatan untuk “membumikan” materi di modul ini dengan konteks lokal yang dihadapi.
Apa saja bahan, alat atau pihak yang dibutuhkan dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Dalam hal ini, kesempatan tersebut berupa jurnal monolog.
CGP diminta untuk membuat sebuah jurnal monolog (diskusi dengan diri sendiri). Jurnal ini dapat berupa blog-tulisan naratif maupun sebuah video atau audio yang merekam Anda menyampaikan sendiri konten berdurasi 3-5 menit, sesuai pertanyaan panduan berikut ini.
Panduan Pertanyaan/Guiding Questions:
Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?
Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?
Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.
Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.
Unggah hasil jurnal monolog Anda sesuai dengan petunjuk dibawah ini.
Jika jurnal yang Anda buat berupa tulisan naratif, silahkan salin tulisan Anda pada kolom Text online yang telah disediakan.
Jika jurnal yang Annda buat berupa video, silakan unggah rekaman video ke google drive milik Anda, kemudian salinn tautan rekaman video tadi di Text online yang telah disediakan. Jangan lupa untuk memastikan bahwa tautan google drive Anda sudah diset Shared/Dibagikan.
Elaborasi Pemahaman - Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran :
CGP dapat mengelaborasi pemahamannya tentang paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan.
Pertanyaan Pemantik:
Apa yang ingin saya ketahui lebih lanjut?
Apa yang menarik bagi saya?
Apa yang belum saya pahami?
Penugasan Mandiri:
Sebelum melakukan kegiatan Elaborasi Pemahaman melalui video conference dengan Tim Pengembang pada tanggal yang telah ditentukan. Anda diminta menuliskan beberapa pertanyaan untuk mengelaborasi pemahaman Anda terhadap konsep-konsep yang belum dipahami, hal-hal yang menarik bagi Anda, dan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.
Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat, Anda akan semakin memahami materi dengan lebih mendalam. Tulislah pertanyaan-pertanyaan itu ke dalam format yang tersedia di LMS atau melalui fasilitator.
Fasilitator akan membaca dan menyeleksi pertanyaan-pertanyaan Anda dan pertanyaan yang terpilih akan dijawab dan didiskusikan melalui video conference pada hari dan tanggal yang tercantum di LMS.
Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat, Anda akan semakin memahami materi dengan lebih mendalam.
Fasilitator akan membaca dan menyeleksi pertanyaan-pertanyaan Anda dan pertanyaan yang terpilih akan dijawab dan didiskusikan melalui video conference pada hari dan tanggal yang tercantum di LMS.
Pertanyaan Sehubungan Dengan Topik Dilema Etika dan Bujukan Moral. Apa yang harus saya lakukan jika masalah yang dihadapi adalah ternyata adalah bujukan moral, apakah harus dilakukan keputusan sesuai aturan?
Pertanyaan Sehubungan Dengan Topik 4 Paradigma Pengambilan Keputusan Bagaimana membedakan parsdigma jangka pendek dan jangka panjang pada suatu pengambilan keputusan
Pertanyaan Sehubungan Dengan Topik 3 Prinsip Pengambilan Keputusan Bagaimana pengaruh nilai-nilai yang tertanam pada diri seseorang pada prinsip yang dipakai dalam pengambilan keputusan
Pertanyaan Sehubungan Dengan Topik 9 Langkah Pengujian Pengambilan Keputusan Apakah dari 9 langkah pengambilan keputusan wajib kita lakukan atau ada minimalnya?
Pertanyaan Umum Dalam mengambil suatu keputusan apakah boleh didominasi pada rasa peduli sedangkan aturan juga perlu ditegakkan
Dokumentasi Kegiatan Elaborasi Pemahaman Modul 3.1 Pengambilan Keputusan bersama Instruktur
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
Kegiatan Pemantik:
Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Untuk menunjukkan pemahaman Anda akan kaitan antarmateri ini anda akan membuat rangkuman yang menunjukkan koneksi antarmateri.
Buatlah sebuah rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran Anda sampai saat ini pada program guru penggerak ini.
Anda dapat memilih bentuk rangkuman kesimpulan Anda dengan cara:
menulis sebuah blog dan mengundang rekan-rekan seprofesi Anda untuk memberikan tanggapan atas tulisan Anda, atau
bentuk sebuah presentasi video yang dimuat di media sosial, menggunakan media animasi sederhana, misalnya powtoon atau screencast atau media sosial lainnya.
Silakan kirim tautan blog/bahan presentasi yang dimuat di media sosial di blog yang disediakan.
Bila Anda tidak ingin menggunakan media sosial, Anda dapat membuat blog atau bahan presentasi kemudian unggah hasil tulisn Anda di Blog yang telah disediakan.
Anda pun dapat membuat sebuah jurnal akan perjalanan pembelajaran Anda. Akan lebih baik, bila bentuk rangkuman kesimpulan Anda dapat mengundang pihak luar untuk menanggapi tulisan Anda, sehingga ini bisa menjadi umpan balik yang positif akan proses berpikir Anda.
Jangan lupa akan tenggat waktu (Hari/Tanggal/Waktu) yang telah ditentukan