Menyemarakkan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di wilayah kerja Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Pameran dan Festival Bulan Merdeka Belajar di Sidoarjo, Jawa Tengah, pada tanggal 17-19 Mei 2024. saat membuka SEMINAR Bulan Merdeka Belajar di Musiu Mpu Tantular, Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2024 adalah momen penting untuk menghargai peran pendidikan dalam membangun bangsa, merefleksikan pencapaian, mengevaluasi tantangan, dan merumuskan langkah-langkah strategis menuju pendidikan yang lebih baik bagi semua anak bangsa untuk menyongsong generasi emas 2045.
"Merdeka Belajar, kini telah menjadi gerakan besar dan berkelanjutan yang menjadi milik masyarakat. Tiap elemen ekosistem pendidikan dan kebudayaan kini makin berdaya. Kini guru-guru mampu menjadi pemimpin pembelajaran dengan menciptakan proses belajar-mengajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan, Komunitas budaya semakin berdaya dalam menciptakan ekosistem budaya yang berkelanjutan. Mahasiswa kian berani berinovasi untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Para pelajar di seluruh Indonesia pun siap memeluk masa depan dengan pendidikan yang memerdekakan",
Melalui pameran ini, dapat menunjukkan kepada masyarakat, yaitu hasil dari proses transformasi pendidikan dan kebudayaan yang telah dijalani selama ini. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam menyukseskan kegiatan Bulan Merdeka Belajar 2024 ini.
"Kami sampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas karya yang ditampilkan pada Pameran ini, semoga menjadi inspirasi bagi pengunjung dan memicu munculnya penggerak Merdeka Belajar yang baru sebagai agen-agen perubahan",
Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Jatim, Menjelaskan tujuan adanya rangkaian acara Bulan Merdeka Belajar adalah sebagai kegiatan untuk menyampaikan hasil dari implementasi program Merdeka Belajar kepada masyarakat.
"Pada kegiatan Bulan Merdeka Belajar ini lebih kepada kita memperlihatkan kepada masyarakat hasil dari implementasi program Merdeka Belajar yang telah diterapkan oleh pemerintah daerah maupun satuan pendidikan khususnya yang ada di provinsi Jawa Timur",.
Capaian atas keberhasilan dari program Merdeka Belajar tersebut tidak lepas dari kolaborasi dengan mitra pembangunan. Melalui puncak acara Bulan Merdeka Belajar ini, berbagai dampak positif dipublikasikan kepada masyarakat yaitu hasil-hasil program Merdeka Belajar yang sudah terimplementasi.
Gambaran siswa saya 5-10 di masa depan adalah generasi yang tumbuh di tengah perubahan teknologi dan sosial yang pesat. Mereka berbeda dari siswa di masa lalu dalam berbagai aspek, seperti cara belajar, interaksi sosial, dan ekspektasi terhadap pendidikan.
Beriman: Mereka meyakini akan sang kreator alam semesta dan religius dalam melaksanakan segala proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Digital Natives: Mereka tumbuh dengan teknologi dan perangkat digital sejak usia dini. Penggunaan smartphone, tablet, dan komputer adalah hal yang biasa bagi mereka. Ini memengaruhi cara mereka mengakses informasi dan berkomunikasi.
Kemandirian dan Belajar Otodidak: Siswa masa depan cenderung lebih mandiri dalam belajar. Mereka sering mencari sumber daya online dan platform pembelajaran mandiri untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. Keterampilan ini membuat mereka lebih adaptif terhadap lingkungan belajar yang berubah.
Kolaborasi dan Jejaring Sosial: Mereka terbiasa dengan media sosial dan platform komunikasi online, memungkinkan mereka untuk terhubung dan berkolaborasi dengan teman sekelas dan guru dari berbagai lokasi. Kemampuan ini dapat mendukung pembelajaran kolaboratif dan proyek lintas batas.
Kesadaran Global dan Keberagaman: Siswa masa depan cenderung lebih terbuka terhadap budaya dan pandangan yang berbeda. Mereka mungkin memiliki pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu global dan kesadaran akan keberagaman sosial, yang dapat mempengaruhi pandangan mereka tentang dunia.
Fokus pada Kreativitas dan Inovasi: Kreativitas dan inovasi menjadi kunci dalam pendidikan siswa masa depan. Mereka cenderung mencari cara baru untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan solusi kreatif, sering kali dengan memanfaatkan teknologi.
Peduli pada Masalah Sosial dan Lingkungan: Siswa masa depan lebih sadar akan masalah sosial dan lingkungan, dan sering kali memiliki keinginan untuk terlibat dalam tindakan sosial. Mereka mungkin terlibat dalam kegiatan sukarela, proyek lingkungan, atau kampanye sosial.
Pembelajaran Berbasis Proyek dan Pengalaman: Mereka cenderung menikmati pembelajaran yang melibatkan pengalaman langsung dan proyek nyata. Ini memungkinkan mereka untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks yang relevan dan mengembangkan keterampilan praktis.
Keseimbangan Kesehatan Mental dan Kesejahteraan: Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan kesejahteraan meningkat di kalangan siswa masa depan. Mereka mungkin lebih terbuka untuk membahas kesehatan mental dan mencari dukungan ketika diperlukan.
Dengan karakteristik ini, pendidikan perlu beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan siswa masa depan. Guru dan institusi pendidikan harus mampu mengintegrasikan teknologi, mendorong pembelajaran kolaboratif, dan menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas dan keberagaman. Dengan cara ini, siswa masa depan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam dunia yang terus berubah