"Salam Budaya! Saya Ibu Nofa Kristanti, S.Pd. guru Seni Budaya SMAN 1 Turen. Siapkah kalian menggerakkan imajinasi dan berkreasi lewat seni tari?
Google Sites kita sudah aktif! Di sini, kalian akan menemukan inspirasi gerakan, project kolaborasi, dan materi tari untuk membuat karya yang otentik. Mari menari, mari berkarya!"
Pengetahuan Dasar Tari: Wawasan dari Karya Robby Hidajat
Pendahuluan
Tari adalah salah satu bentuk ekspresi seni yang memadukan gerak, ritme, dan ekspresi emosional. Dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan seni, pemahaman tentang dasar-dasar tari menjadi penting bagi guru dan siswa agar dapat menghargai, mempraktikkan, dan mengembangkan kemampuan seni tari secara optimal. Prof. Dr. Robby Hidajat, guru besar Universitas Negeri Malang, melalui berbagai karyanya, memberikan panduan yang sistematis terkait pengetahuan dasar tari yang relevan untuk pendidikan dan praktik seni pertunjukan.
1. Definisi dan Fungsi Tari
Menurut Hidajat (2005) dalam Wawasan Seni Tari: Pengetahuan Praktis bagi Guru Seni Tari, tari bukan sekadargerakan tubuh tetapi merupakan media komunikasi budaya yang mengandung nilai estetika dan simbolik. Tari memiliki beberapa fungsi, antara lain:
Fungsi estetis: Menyajikan keindahan melalui gerak, ritme, dan ekspresi.
Fungsi sosial: Mempererat hubungan antaranggota masyarakat melalui pertunjukan atau ritual.
Fungsi pendidikan: Mengembangkan karakter, kedisiplinan, dan kreativitas siswa.
Fungsi hiburan: Menjadi sarana rekreasi dan hiburan bagi masyarakat.
2. Unsur-Unsur Dasar Tari
Dalam setiap tarian, terdapat unsur-unsur dasar yang harus dipahami sebelum melakukan kreasi atau pertunjukan, yaitu:
Gerak: Inti dari tarian, mencakup langkah, posisi tubuh, dan pola gerak.
Ritme dan Tempo: Pola pengulangan gerak dan kecepatan gerakan yang mengikuti musik atau irama tertentu.
Ekspresi: Wajah dan bahasa tubuh yang mengekspresikan emosi atau cerita dalam tari.
Pola Ruang: Pemanfaatan ruang panggung atau area pertunjukan, termasuk arah dan pola pergerakan.
Musik Pendamping: Instrumental atau vokal yang mendukung ritme dan suasana tari.
3. Pendekatan dalam Pembelajaran Tari
Hidajat menekankan bahwa pembelajaran tari harus bersifat praktis dan aplikatif, sehingga siswa dapat mengalami langsung proses penciptaan dan pertunjukan tari. Pendekatan yang dianjurkan meliputi:
Demonstrasi dan Praktik: Guru mencontohkan gerakan, siswa menirukan, lalu mengembangkan variasi.
Analisis Tari: Mengamati dan menganalisis tari tradisional maupun modern untuk memahami struktur gerak dan makna simbolik.
Kreativitas dan Inovasi: Memberi ruang bagi siswa untuk menciptakan koreografi sendiri dengan tetap memperhatikan unsur-unsur dasar tari.
4. Studi Kasus: Seni Tari Tradisional Jawa
Dalam buku Wayang Topeng Malang (Hidajat, 2008), dijelaskan bagaimana tari tradisional, seperti topeng Malang, menggabungkan gerak ritual, karakter tokoh, dan musik gamelan. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan unsur dasar tari tidak hanya penting dalam konteks pendidikan formal, tetapi juga dalam melestarikan budaya lokal.
Kesimpulan
Pengetahuan dasar tari menurut Robby Hidajat menekankan pentingnya penguasaan gerak, ritme, ekspresi, pola ruang, dan musik pendamping. Pembelajaran tari yang efektif harus mengkombinasikan teori, praktik, dan analisis, sehingga siswa tidak hanya meniru gerakan tetapi juga memahami makna dan fungsi tari. Dengan pendekatan ini, tari dapat menjadi sarana pendidikan yang efektif, hiburan yang menyenangkan, serta media pelestarian budaya yang bernilai tinggi.