Kolonialisme adalah penguasaan suatu bangsa terhadap bangsa lain untuk menguasai sumber daya alam dan tenaga kerja.
Imperialisme adalah politik perluasan kekuasaan untuk mendominasi wilayah dan politik bangsa lain.
Kolonialisme = penguasaan wilayah.
Imperialisme = perluasan kekuasaan.
Faktor utama bangsa Barat datang ke Indonesia:
Jatuhnya Konstantinopel (1453) ke tangan Turki Utsmani, menutup jalur dagang rempah EropaβAsia.
Revolusi Industri (1750β1850) melahirkan kebutuhan bahan baku dan pasar baru.
Semangat 3G (Gold, Glory, Gospel): mencari kekayaan, kejayaan, dan menyebarkan agama.
Kemajuan Navigasi dan Geografi: penemuan kompas, peta, kapal layar karavel.
Portugis (1509β1595)
Tiba di Malaka (1511), kemudian ke Maluku (1512).
Tujuan: monopoli perdagangan rempah-rempah.
Tokoh: Alfonso de Albuquerque.
Spanyol (1521)
Tiba di Maluku (Tidore).
Terlibat konflik dengan Portugis β diselesaikan melalui Perjanjian Saragosa (1529).
Belanda (1602)
Membentuk VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) untuk monopoli dagang.
Mendirikan markas di Batavia (1619).
Inggris (abad ke-17)
Pernah menguasai Bengkulu dan sempat memegang kekuasaan sementara di Jawa (1811β1816).
VOC diberi hak istimewa (hak oktroi), seperti:
Hak monopoli perdagangan.
Hak mencetak uang, mengadakan perjanjian, dan memiliki tentara.
Hak memungut pajak dan menguasai wilayah.
Namun VOC bangkrut pada 1799 akibat:
Korupsi pejabat.
Biaya perang besar (Perang melawan Banten, Makassar, Mataram).
Menurunnya harga rempah-rempah.
β‘οΈ Akibatnya, pemerintahan Hindia Belanda langsung diambil alih oleh pemerintah Belanda.
Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel, 1830β1870)
Diperkenalkan oleh Van den Bosch.
Petani wajib menanam tanaman ekspor (kopi, tebu, nila) di 1/5 lahan.
Dampak: kemakmuran Belanda meningkat, rakyat Indonesia menderita.
Politik Liberal (1870β1900)
Pemerintah memberi kebebasan kepada pengusaha swasta untuk menanam modal di Hindia Belanda.
Dampak: rakyat tetap miskin, terjadi eksploitasi tanah dan tenaga kerja.
Politik Etis (1901β1942)
Disebut balas budi (Ethische Politiek).
Program: edukasi, emigrasi, irigasi.
Dampak: munculnya kaum terpelajar pribumi yang kelak menjadi pelopor pergerakan nasional.
Ekonomi: eksploitasi sumber daya dan tenaga kerja.
Sosial: munculnya kelas sosial kolonial.
Budaya: pengenalan pendidikan dan sistem administrasi Barat.
Politik: lahirnya perlawanan rakyat dan bibit nasionalisme.
Penindasan, monopoli, dan ketidakadilan kolonial menimbulkan gelombang perlawanan rakyat di berbagai daerah.
Awalnya bersifat kedaerahan dan fisik, belum terkoordinasi secara nasional.
Perlawanan Maluku (Patimura, 1817)
Dipimpin oleh Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura).
Latar belakang: monopoli rempah-rempah dan kerja paksa.
Akhir: Pattimura tertangkap dan dihukum mati.
Perang Padri (Sumatra Barat, 1821β1837)
Tokoh: Tuanku Imam Bonjol.
Latar belakang: pembaruan Islam dan penolakan adat lama.
Akhir: Belanda menang karena politik adu domba.
Perang Diponegoro (1825β1830)
Tokoh: Pangeran Diponegoro.
Latar belakang: pajak tinggi, perampasan tanah, dan kesewenang-wenangan pejabat.
Akhir: Diponegoro tertangkap, diasingkan ke Makassar.
Perang Aceh (1873β1904)
Tokoh: Cut Nyak Dhien, Teuku Umar, Panglima Polim.
Perang panjang, rakyat Aceh gigih mempertahankan kedaulatan.
Perang Banjar (1859β1863) dan Perlawanan Bali menunjukkan semangat anti-penjajahan di seluruh Nusantara.
Bersifat spontan dan lokal.
Belum terkoordinasi antar wilayah.
Mengandalkan kekuatan senjata tradisional.
Belum memiliki kesadaran nasional.
Jepang muncul sebagai kekuatan militer setelah Perang Dunia II.
Jepang mengusir Belanda dari Indonesia (Maret 1942).
Awalnya disambut baik karena mengaku βsaudara tuaβ Asia.
Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah militer:
Jawa-Madura (Angkatan Darat 16).
Sumatra (Angkatan Darat 25).
Indonesia Timur (Angkatan Laut).
Pemerintahan bersifat militeristik dan totaliter.
Ekonomi:
Sistem penyerahan hasil bumi.
Rakyat dipaksa kerja paksa (romusha).
Politik:
Jepang membentuk organisasi: Putera, Jawa Hokokai, BPUPKI, PPKI.
Sosial:
Propaganda βAsia untuk Asiaβ.
Larangan penggunaan bahasa Belanda.
Militer:
Pembentukan organisasi semi militer: Heiho, Seinendan, Keibodan, PETA.
Ekonomi hancur dan kelaparan terjadi.
Meningkatnya kesadaran nasional dan keterlibatan pemuda.
Terbentuknya lembaga perumus kemerdekaan (BPUPKI dan PPKI).
Penderitaan rakyat akibat penjajahan.
Munculnya golongan terpelajar dan tokoh nasional.
Semangat persatuan dan kesadaran kebangsaan.
Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.
Pengaruh Piagam Atlantik (1941).
Janji kemerdekaan Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia.
BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)
Dibentuk 29 April 1945, diketuai Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
Tujuan: merumuskan dasar negara.
Sidang I (29 Meiβ1 Juni 1945): muncul gagasan Pancasila oleh Soekarno.
Sidang II: membahas bentuk negara dan wilayah.
PPKI (Dokuritsu Junbi Iinkai)
Dibentuk 7 Agustus 1945, diketuai Ir. Soekarno.
Tugas: mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa Rengasdengklok (16 Agustus 1945): golongan muda mendesak Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan.
Teks Proklamasi: disusun oleh Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo di rumah Laksamana Maeda.
Proklamasi dibacakan: 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
Puncak perjuangan bangsa Indonesia.
Awal berdirinya negara merdeka dan berdaulat.
Tonggak lahirnya bangsa baru yang bebas dari penjajahan.
Pembentukan KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) sebagai badan legislatif sementara.
Pembentukan kementerian dan lembaga negara.
Ditetapkannya UUD 1945 dan Pancasila sebagai dasar negara.
Agresi Militer Belanda I (1947) dan II (1948).
Pemberontakan daerah: PKI Madiun (1948), DI/TII (1949).
Krisis ekonomi dan keuangan.
Tekanan diplomatik dan militer asing.
Perjuangan Diplomasi:
Perjanjian Linggarjati (1947).
Perjanjian Renville (1948).
Konferensi Meja Bundar (KMB, 1949).
β Hasil: Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda (27 Desember 1949).
Perjuangan Fisik:
Pertempuran Surabaya (10 November 1945).
Pertempuran Ambarawa, Medan Area, Bandung Lautan Api.
Hasil KMB melahirkan Republik Indonesia Serikat (RIS) (1949).
Banyak daerah menolak bentuk federal β Kembali ke NKRI (17 Agustus 1950).
Awal kedaulatan nasional Indonesia.
Proses panjang peneguhan identitas bangsa.
Bukti semangat perjuangan dan persatuan nasional.