TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA
Senin Ajeg Nusantara, bisa diartikan sebagai awal proses internalisasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran. "Ajeg" dalam bahasa Indonesia memiliki arti kata "Tegak". Ajeg disini memiliki pengertian tegaknya seluruh hamparan bumi nusantara beserta segenap tradisi dan kultur masing-masing daerahnya. Jadi untuk hari Senin, seluruh pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik harus disinergikan dengan nilai-nilai patriotik, potensi dan seluruh fase sejarah yang pernah terjadi di Indonesia (Nusantara). di SMPN I Sukatani kegiatan yang di realisasikan dengan Ajeg Nusantara diantaranya : kegiatan Upacara bendera, berpakaian pramuka, juga jadwal pelajaran untuk hari Senin yang disesuaikan dengan Ajeg Nusantara contohnya PKn dan IPS.
Selasa Mapag Buana, adalah tema untuk hari selasa, "Mapag"memiliki arti menjemput sedangkan "Buana" memiliki arti "Dunia". dalam hal ini, maka tatanan teknis seluruh jenis peradaban dunia diperkenalkan pada hari Selasa ke seluruh siswa. Hal ini diimplemantasikan pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Siswa juga diperkenalkan pada percakapan berbahasa Inggris untuk kesehariannya yang bersifat sederhana, lagu-lagu yang berbahasa Inggris, membaca buku yang berbahasa Inggris yang sifatnya sederhana dan mudah untuk dipahami juga pakaian secara nasional yaitu seragam putih biru
"Rebo Maneuh di Sunda" adalah tema yang diambil untuk mata pelajaran di hari Rabu. "Maneuh" sendiri memiliki arti "Menetap", sehingga secara semantik "Maneuh di Sunda" menegaskan makna terkait ketetapan peserta didik yang tinggal di Sunda. Di SMPN I Sukatani debgan adanya kegiatan Maneuh di Sunda menjadi keniscayaan untuk mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai kesundaan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam berpakaian laki-laki menggunakan baju pangsi dab perempuan menggunakan baju kebaya, siswa dibiasakan membawa makanan dari rumah dengan menggunakan rantang dan membawa minum sendiri, sehingga pada saat beristirahat siswa melakukan kegiatan botram atau makan bersama.
"Kamis Nyanding Wawangi" adalah tema pembelajaran setiap hari Kamis, dalam praktiknya pelajar dituntut untuk lebih kreatif lagi, terutama dari sisi kepekaan sosial. sesuai dengan program dinas Pendidikan peserta didik diharuskan membawa beras ke sekolah sebanyak satu gelas bagi yang mampu, dikenal dengan istilah beas perelek dan dibagikan kepada peserta didik yang tidak mampu, yatim piatu dan masyarakat sekitar yang juga tidak mampu dengan harapan siswa memiliki rasa sosial yang lebih tinggi.
"Jumat Nyucikan Diri" Peserta didik diajarkan untuk lebih saling menghormati dan menebar kasih sayang antar sesama. Tak hanya itu, aspek rohani pelajarpun turut terasah, karena pada hari Jumat mereka semua belajar mengasah kesucian hati, jiwa dan pikiran agar tetap terjaga dan selalu dekat dengan Tuhan (Nyucikeun Diri). untuk pembelajaran hari Jumat direalisasikan dengan kegiatan sholat dhuha bersama yang dilanjutkan pembacaan Asmaul Husna dan hapalan surat-surat pendek lalu menonton video tentang keagamaan, sedangkan bagi yang non muslim disesuaikan dengan agamanya masing-masing.
Untuk hari Sabtu dan Minggu merupakan kegiatan Betah di Imah, siswa membantu pekerjaan orang tuanya sehingga siswa semakin mengerti dan memahami kegiatan yang selalu dilakukan oleh orangtuanya, misalnya membantu membersihkan kamarnya, mencuci, memasak, bertanam di rumah, dan bisa juga kegiatan beternak